-Untuk senyumam yang menjadi duniaku-
•••
“Ada hubungan apa lo sama Salju?” tanya Anne, tatapannya sangat mengintimidasi.
Shaheen bergidik ngeri melihat wanita di depannya, gila padahal dia hanya ingin menemui Salju, tapi kenapa harus di introgasi segala? Sial!
“Gue sahabatan dengan Salju, kami udah kayak saudara.” Jawabnya takut-takut.
“Kenal dimana sama Salju?”
Diam beberapa detik, Anne menipiskan tatapannya sedangkan Shaheen, cewek itu terlihat menunduk dengan kedua tangannya yang terus meremas roknya.
“Kami kenal di taman. Enam bulan yang lalu adalah percakapan terakhir gue sama dia, satu bulan yang lalu dia sempat datang ke rumah tapi hanya sebentar.”
Uhuk! Uhuk!
Anne tersedak mendengar penuturan Shaheen, ia kembali melirik gadis itu dengan tatapan tak percaya.
“Lo kenapa Kak?” risau Shaheen mendekati Anne.
“Gue gapapa, sebaiknya lo keluar dari ruangan gue, masalah Salju gue gak tau apa-apa, dia sudah tidak bersekolah di sini.”
“Ha? Maksudnya?”
“Mending lo cari tau sendiri, jangan libatkan gue dalam masalah lo.” pungkas Anne dan kembali duduk di kursi.
“Aneh, yaudah kalau gitu gue permisi.” pamit Shaheen keluar dari ruangan jurnalistik itu.
•°•°•
Waktu masih pagi, seluruh murid sma Gundala masih berkeliaran di perkarangan sekolah, seorang gadis memakai jaket bewarna Army, kepalanya tertutup oleh topi jaket tersebut dan wajahnya terbalut oleh masker hitam.
“Wah, dia udah masuk sekolah lagi.”
“Busyeet! Dia makin glow up aje anjir!”
“Aura orang balik luar negeri memang aduhai pemirsa.”
Decakkan kagum para siswa-siswi terdengar lirih saat gadis itu memasuki area sekolah hingga masuk kelas. Sesampainya di dalam kelasnya ia membuka maskernya dan tersenyum manis kepada seluruh teman-temannya yang menyambut kedatangannya dengan heboh.
“Hai, selamat berjumpa lagi.”
•••
Sesuai janji Afkar kemaren, Shaheen benar-benar membawa bekal untuk mereka berdua hari ini. Dia membawa dua buah kotak nasi dengan porsi yang sangat banyak, ia sengaja karena jika makanan itu banyak pasti akan lama habisnya dan waktunya dengan Afkar akan lama juga, keren gak idenya Shaheen?
“Gue cabut ya Rin!” sorak gadis itu melenggang pergi meninggalkan Rindu yang tengah menggeleng pasrah dengan tingkahnya. Gini amat punya temen!
“Akhirnya aku legah Kak, harusnya dari kemaren aku percaya sama Kakak, bukan sama rumor gak jelas itu!” lirih seorang wanita yang memegang erat lengan cowok di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFKAR
Подростковая литератураTerbit! TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA! PASSWORD : FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TERIMAKASIH. -Untuk senyuman yang menjadi duniaku- Tentang sebuah persembunyian geng motor yang tak terkalahkan, dinobatkan sebagai raja jalanan, membuat posisi itu banyak...