[1] Secret Marriage: Reborn as A Beautiful Model Student

076. Ayah dan Anak Perempuan yang Berencana

Hadiahnya sangat mahal. Dia tidak tega menerimanya.

Tempat dimana toko buku itu berada akan bernilai banyak uang dalam 10 tahun.

“Bu, aku tidak sopan. Aku hanya berpikir bahwa hadiah itu terlalu mahal.”

Du Juan tertawa pelan. "Gadis bodoh. Aku telah memberikannya padamu, jadi itu milikmu. Ambil saja. Ketika kamu kuliah, kamu tidak mungkin meninggalkan nenekmu di kota Jiameng sendirian. Bawa dia ke ibu kota untuk tinggal bersamamu, jadi kamu tidak perlu khawatir juga.”

Air mata mengalir di mata Ye Tianxin.

“Jangan menangis. Hari ini adalah hari yang baik. Kami semua di set sangat bahagia untukmu."

Pada akhirnya, Ye Tianxin tidak bisa menolak hadiah itu, jadi dia menyimpan dokumen itu di kopernya.

Malam itu, semua orang di lokasi berkumpul di restoran Cina hotel untuk makan malam. Sutradara Jin berkata bahwa dengan pencetak gol terbanyak nasional Ye Tianxin di tim mereka, film barunya "Red Cherry" pasti akan menjadi hits. Ini pertanda bagus.

Ye Tianxin juga sangat senang saat makan malam.

Karena Jin Xin dan Du Juan sama-sama ada di sana saat makan malam, yang lain tidak berani memaksa Ye Tianxin untuk minum.

Ye Tianxin juga tidak minum.

Dia tidak berani minum.

Ketika dia mabuk di kehidupan sebelumnya, itu menuntunnya ke jalan yang tidak pernah bisa dia tinggalkan.

…

Di Kota Shenhai…

Lu Jijun duduk di sofa di ruang tamu. Yang bisa dia lihat hanyalah senyum indah Ye Tianxin.

Dia pikir dia benar-benar mirip dengannya.

Dia benar-benar terlihat seperti Ye Linlang.

Sayang sekali Lu Jijun bahkan tidak berhasil memegang tangan Ye Linlang dalam hidupnya.

Dia hampir berhasil.

Dia hanya selangkah lagi dari kesuksesan.

Lu Jijun menuangkan segelas minuman untuk dirinya sendiri dan bersandar di atas bar. Gambar melintas di benaknya.

Dia seharusnya sudah mati.

Lu Qingxin baru saja pulang ke rumah ketika dia melihat wajah Ye Tianxin di televisi.

Ye Tianxin sedang menyanyikan sajak anak-anak. Suaranya terdengar bahagia dan enak didengar.

Namun, Lu Qingxin merasa suara Ye Tianxin tidak tertahankan. Ekspresinya dingin, dan dia akan berjalan ke atas ketika Lu Jijun menghentikannya. "Apa masalahnya? Apa kamu tidak tahu bagaimana menyapa ayahmu?”

Lu Qingxin berbalik dengan kaget dan menatap Lu Jijun. "Ayah, apakah kamu ada di ruang tamu?" jawabnya, bertindak terkejut. “Aku tidak melihatmu saat aku masuk sekarang. Kupikir pembantu lupa mematikan televisi."

Lu Qingxin berjalan ke arah Lu Jijun dan mengambil gelas dari tangannya. Dia tersenyum manis padanya.

“Ayah, tolong berhenti minum. Aku sudah kehilangan seorang ibu. Aku juga tidak ingin kehilangan ayahku.”

Lu Jijun menatap wajah Lu Qingxin. “Qingxin, apakah kamu ingin pergi ke Universitas Ibukota lebih awal dan membiasakan diri dengan tempat itu?”

“Ayah, aku tidak akan pergi. Jika aku pergi, kamu akan minum sepanjang hari seperti yang kamu lakukan sekarang. Aku tahu bahwa kamu sangat mencintai Ibu. Kamu tidak dapat menerima bahwa dia pergi. Tapi, Ayah… Kamu… kamu masih memilikiku. Mari kita hidup bersama dengan baik, oke?”

“Kamu masih anak-anak. Kenapa kamu khawatir? Aku sudah menyiapkan tempat untukmu di dekat Universitas Ibukota. Itu adalah kondominium di seberang Gu Yancheng. Qingxin, izinkan aku mengingatkanmu, Gu Yancheng adalah pria yang baik. Jika kamu benar-benar menyukainya, maka tenanglah dengannya.”

“Ayah, Kak Yancheng adalah kakak laki-lakiku.” Lu Qingxin menekankan. "Apa yang kamu bicarakan? Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan."

Lu Jijun tersenyum dan bertanya, “Apakah kamu benar-benar tidak mengerti?”

"Ayah, aku masih muda dan aku tidak memiliki niat untuk menjalin hubungan saat ini."

Kata-kata Lu Qingxin menghalangi Lu Jijun untuk melanjutkan topik tersebut. Dia menatap putrinya dalam diam.