Chapter S

4.1K 239 8
                                    

.
.
.
.
Love in Law
written by Chinatsu-chan
.
.
.

*
Namaku Sakura Haru-Ah bukan. Namaku hanya Sakura. Tidak ada nama belakangnya. Aku seorang pengacara muda yang sangat berbakat Sedikit melebih-lebihkan tidak apa kan ?. Di umurku yang ke-24 tahunnya aku sudah menangani lebih dari tiga puluh kasus. Bukankah itu sangat hebat ? Tentu saja hebat.

Namun, dalam sebulan terakhir

Di kantor Firma Hukum Shinjuku,

" Sakura, satu bulan belakangan ini kinerjamu mulai menurun bahkan untuk mendapatkan satu klien saja kau tidak dapat. Jika begini terus, apa yang harus aku nilai darimu Sakura ? " tutur atasanku yang terlihat kecewa karena aku belum mendapatkan klien dalan sebulan terakhir.

" Jiraya-sama, mungkin bulan ini bukan keberuntunganku." Sahutku dengan santai. Tuan Jiraya, atasanku terlihat mengepalkan tangannya dan menatapku garang.

" Sakura, ini." Mataku membulat tak kala tuan Jiraya memberiku surat sp.

" Apa ini ? " tanyaku sambil menatap selembar kertas yang sangat mematikan itu.

" Kau tentu tahu itu. Renungkan di ruanganmu." Usirnya secara halus.

Aku pun keluar dengan wajah masam dari ruangan tuan Jiraya.

" Surat sp ya ? " gumamku sambil berjalan menuju ruanganku.

Aku menghela nafas panjang sembari membuka pintu ruanganku. Menjadi seorang pengacara adalah impianku. Tapi, perjalanan untuk mencapainya tak begitu mudah seperti membalikkan telapak tangan. Penuh lika-liku dan rintangan yang harus aku hadapi.

Rintangan yang terberat adalah saat aku memutuskan untuk membuang marga Haruno di depan keluargaku demi cita-cita ku sebagai pengacara. Ayahku begitu menentang cita-cita ku ini. Ia tak ingin aku menjadi pengacara. Yang ia inginkan adalah aku mengikuti jejaknya sebagai pengusaha. Berkutik di bidang bisnis adalah hal yang mustahil untukku.

Aku dan ayahku sempat berdebat hingga keluar kata yang tak ingin ayahku dengar.

" Ayah, ini hidupku. Akulah yang menentukannya bukan ayah. Ayah urus saja urusan ayah. " kalimat bercetak tebal itu adalah kalimat yang dilarang di ucapkan oleh keluarga.

Dan karena itu ayahku langsung bereaksi, " Kau membuang nama Haruno kan ? Kalau begitu silahkan pergi. Carilah kesenanganmu sendiri."

Sejak saat itu aku benar-benar tidak kembali ke rumah. Aku tinggal di sebuah apartemen yang aku beli dengan uangku sendiri. Bahkan hingga detik ini ayah dan ibuku tak pernah menanyakan kabarku. Aku pikir semua itu hanya sesaat tapi ternyata malah bertahun sudah lewat. Aku juga tidak pernah menanyakan kabar ibu atau ayahku. Meski, sudah tidak tinggal bersama mereka berdua tetaplah orang tuaku.

Aku hempaskan pantatku ke kursi dengan mendesah lelah. Baru kali ini aku merasakan rasanya menjadi pengangguran. Tak mendapat klien artinya tak dapat uang. Bukankah itu sama dengan pengangguran ? Ku rasa begitu.

Cklek!

Mataku menatap orang yang baru saja membuka pintu ruangan ku.

" Sakura-san, untuk kesekian kalinya klien kita membatalkan untuk menyewa mu sebagai pengacaranya." Ujar sekretaris ku dengan nada kecewa. Aku meletakkan surat itu dan aku tersenyum.

" Moegi, tak apa-apa. Aku hanya berpikir mungkin bulan ini bukan keberuntunganku. Sudahlah. Jangan kecewa seperti itu." Kataku dengan senyum lebar.

Moegi menatapku lalu tersenyum.

" Hu'um, kalau begitu Sakura-san aku akan berdoa untukmu. Aku kembali ke ruanganku. Permisi." Ujarnya dengan sopan dan kembali bersemangat.

Love in Law 《END》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang