Mikoto dan Sasuke langsung berdiri kala dokter keluar. Ibunya Sakura juga ada disini. Ia datang begitu setelah Mikoto menghubunginya. Ia tak datang bersama suaminya, Kizashi karena pria itu sedang ada urusan. Mebuki juga cemas dengan putrinya.
" Bagaimana keadaanya?" tanya Mebuki
Dokter itu melepaskan maskernya.
" Dia hanya mengalami luka ringan."
" Lalu, bagaimana dengan matanya?" giliran Mikoto yang bertanya.
" Matanya dimasuki benda asing yang membuatnya terluka. Saat di CT-SCAN untuk mengetahui di mana letak benda itu, kami langsung melakukan tindakan untuk mengurangi resiko lainnya. Jadi, sekarang dia tidak apa-apa. Hanya butuh waktu untuk memulihkan dirinya."
" Dia tidak akan buta 'kan?"
" Untuk itu kita akan mengetahuinya saat pasien sadar. Kalau begitu saya permisi."
[Love in Law]
by Chinatsu-chan
.
.
.
Hari selanjutnya...
Mata yang semalam tertutup kini perlahan membuka. Menatap langit lalu ke kanan dan ke kiri(?). Sesuatu yang janggal ia temukan saat ia melihat ke kiri mata kirinya gelap tak bisa melihat obyek apapun.
" Ugh.." ia memegangi kepalanya yang agak pusing sembari perlahan meraih posisi setengah duduk.
Ah..benar. Kemarin mataku rasanya kemasukan sesuatu sepertinya. —batinnya sembari meraba mata kiri.
" Anda sudah sadar? Sebentar saya panggil kan dokter."
Sakura hendak mencegahnya tapi perawat itu kembali pergi untuk memanggil dokter. Ia hanya diam saja memperhatikan ruangan itu dengan seksama. Lalu, tak sadar dirinya kaget.
Mungkin ia tengah berpikir akan kekhawatirannya tentang matanya.
Mungkin ia takut matanya mengalami kebutaan sebelah atau amnesia mungkin(?)
[ Duagh! Kau jangan gila ya Thor. Aku akan menghabisi mu jika kau katakan aku buta dan hilang ingatan. Aku tidak mau itu😤. *Dihajar habis-habisan oleh tokoh wanita utama hingga babak belur. 🤕 : Maafkan aku Sakura-chan.]
Tapi semua tebakan diatas...
" KEMANA PONSEL DAN TASKU?!" jeritnya dengan histeris. Dua benda yang berharga lebih dari nyawa*.
(*Realita jaman sekarang, mungkin.)
...adalah SALAH.
Ia sampai lupa jika dahinya terluka. Karena ia memukulnya dengan keras.
" Ouch!" ringisnya. Ia melihat tangannya yang samar-samar ada warna merahnya. Ia hampir pingsan tapi suara membuat ia menoleh kearah pintu.
Tiga orang masuk kedalam. Satu dokter, satu perawat dan satunya...
" Sasuke?" gumamnya pelan.
Dokter tengah memeriksa kembali kondisinya setelah sadar. Beberapa pertanyaan di lontarkan dokter wanita berambut hitam pendek.
" Apa ada bagian yang sakit?" tanya dokter bernama Shizune itu.
" Mataku. Saat aku menggerakkannya agak sakit."
Shizune mengangguk paham, " Itu karena ada bagian matamu yang terluka tapi, sudah aku obati."
Sakura sih merasa tidak terkejut. Ia mengangguk paham. Karena ia ingat dirinya menabrak pohon. Lagian ngapain juga pohon itu menghalanginya(?). Hey! Bukankah Sakura yang salah disini? Sudah tahu pohonnya diam tak bergerak masih aja ditabrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Law 《END》✔
Fiksi PenggemarKisah cinta seorang pengacara yang bekerja tanpa direstui oleh orang tuanya hingga ia di coret dari kk, ditambah ia memiliki sahabat yang terlalu 'dewasa', lalu pertemuannya dengan pria menyebalkan membuat hidupnya benar-benar sangat 'sial'. . Discl...