Chapter M

812 114 24
                                    

Di dalam mobil milik Naruto, keduanya tak ada yang mau menghancurkan kebisuan ini. Sampai deringan ponsel Sakura berbunyi nyaring.

" Halo?"

" Sakura, kau dimana?"

Sakura menarik nafasnya dengan berat, " Aku perjalan pulang."

" Ha? Kenapa tidak bilang padaku? Aku khawatir tahu. Aku dan Sai mencarimu disini."

Khawatir katanya? Ino terlihat menikmati pesta itu dan sekarang mencemaskan dirinya. Haha.

" Maaf. Aku ada urusan mendadak jadi aku pulang lebih dulu."

" Ya sudah. Kau pulang naik apa?"

" Aku diantar Naruto."

" Naruto?!"

" Hm. Sampaikan juga permintaan maafku pada pasangan pengantin baru bahwa aku pulang tanpa berpamitan dulu pada mereka."

" Akan ku sampaikan. Kau hati-hati ya. Kabari aku setelah sampai di rumah."

"Terima kasih."

Beep!

Panggilan berakhir. Sakura memasukkan ponselnya kedalam tasnya. Naruto melirik kearah Sakura.

" Dari Ino?"

" Iya."

Keheningan datang lagi. Mereka terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan. Namun, Sakura lebih memilih melihat jalanan dengan diam. Naruto fokus mengemudi. Selama perjalanan mereka seperti itu. Tidak ada percakapan atau musik. Sampai tiba di lokasi tempat tinggal Sakura.

" Terima kasih sudah mengantarku." Katanya. Sakura hendak melepaskan jasnya tapi, Naruto mencegahnya.

" Pakai saja dulu." Sakura mengangguk paham.

" Akan ku kembalikan nanti setelah ku cuci."ujarnya.

Saat hendak membuka pintu mobilnya, Naruto menghentikannya. Ia menoleh kearahnya.

" Sejak tadi hal ini mengganggu ku." Sakura mengernyitkan dahinya. Hal apa yang mengganggunya?

" Apa yang terjadi antara kau dan Sasuke tadi di dekat toilet?" tanyanya. Naruto tahu dia hanya orang luar. Tapi, rasa penasarannya sungguh tidak bisa dielakkan lagi.

Sakura termenung. Ia menatap Naruto dengan dalam. Ia tak tahu apakah dirinya harus menerangkan kejadian tadi? Tapi, pria ini hanya teman.

Sreet!

Mata emerald itu melebar saat merasakan jari milik pria ini menyentuh bibirnya. Mengelus bibir itu dengan pelan.

" Riasan wajahmu sampai berantakan. Bisa beritahu aku?"

Tentu saja berantakan. Apalagi dibagian bibir. Dia mengusap kasar di bibirnya karena mencoba menghilangkan bekas ciuman dari mantannya itu.

" Kau diam berarti kau tidak ingin menceritakannya padaku. Baiklah aku tidak akan memaksa." Pasrahnya. Sakura jadi bingung. Ia merasa bersalah tapi juga tidak.

" Tapi, aku merasa marah melihat kau seperti mau menangis dengan riasan berantakan seperti itu."

" Kau mencemaskan ku? Terima kasih." Ungkap Sakura pelan.

" Aku tidak sekedar marah atau cemas saja Sakura-chan. Aku tahu kau sudah putus darinya." Ucap Naruto dengan tegas.

Deg!

" Kau—"

" Kau ingin tahu darimana aku mengetahui hal tersebut? Aku tahu saat di bar. Saat Sasuke bersikap sensitif dan marah-marah. Aku tidak akan menjelaskannya lebih rinci bagaimana sikapnya di tempat itu. Tapi..." Ia menjeda kalimatnya. Menatap intens kearah mata Sakura.

Love in Law 《END》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang