Love in Law 《END》✔

[New Season...]

" Sakura-san, kau yakin akan makan semuanya?" tanya Moegi yang bingung. Melihat Sakura yang memesan makanan yang luar biasa banyaknya. Jika itu dirinya, ia yakin dirinya akan pingsan kekenyangan.

Sakura tersenyum aneh.

" Tentu saja."

Tak biasanya Sakura mengajak Moegi untuk keluar makan bersama.

.
.
.

Love in Law
written by Chinatsu-chan
.
.
.

Naruto datang ke kantor tempat sahabatnya bekerja.

" Ada yang bisa saya bantu Tuan?"

" Aku ingin bertemu dengan Direktur."

" Kebetulan Direktur sedang kel—" karyawan resepsionis itu menjeda kalimatnya saat tahu Direktur telah kembali.

" —itu dia. Selamat siang direktur." katanya sambil membungkukkan tubuhnya.

Naruto menatap Sasuke yang baru kembali dari luar.

" Direktur, dia ingin menemui anda."

" Aku sibuk. Suruh dia pergi."

Naruto menahan kesalnya. Baru kali ini Sasuke menyuruhnya untuk pergi secara tidak langsung.

" Baik aku akan pergi. Sayang sekali! Aku ingin bicara dengan anda, Direktur."

Naruto berjalan mendekati Sasuke dan berhenti tepat disampingnya.

" Perihal kekasih anda." bisiknya di telinga Sasuke dengan tegas. Sasuke menoleh ke arah Naruto yang ada disampingnya. Naruto tersenyum lebar penuh arti.

" Tapi, karena anda sibuk jadi lain kali saja. Selamat siang." Pria berambut kuning itu berjalan pergi keluar dari gedung itu.

Di luar, Naruto menghela nafas panjang. Ia datang kesini karena Sakura. Wanita itu bilang Sasuke masih belum mau dihubungi olehnya. Ia mencoba untuk meluruskan ini untuk wanita itu. Tapi, ia di tolak sebelum bicara.

Seringai tipis muncul di bibirnya, " Bukankah ada bagusnya jika hubungan mereka hancur?" gumamnya.

.
.

Di ruangannya Sasuke selalu bicara dengan nada tinggi saat menerima laporan dari setiap divisi di perusahaannya.

" INI MASIH SALAH! CEPAT PERBAIKI!"

" APA KAU TIDAK BISA BEKERJA DENGAN BENAR?!"

" KENAPA LAPORAN KEUANGAN SEPERTI INI?! TULIS ULANG ATAU KAU KU PECAT!"

Sai yang baru saja mau ke ruangan Sasuke mendengar bisik-bisik dari para karyawan.

" Hari ini direktur kenapa ya?"

" Iya, ketua tim divisi ku kena marah. Aku kasihan padanya."

" Direktur kalau sedang marah tidak tanggung-tanggung ya."

" Mengerikan."

Sai berjalan tanpa merisaukan omongan para karyawan tapi, begitu sampai di ruangan direktur...