24. Berharga

112 12 1
                                    

Vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote!




Langit tak menampakkan cahaya terangnya, warna gelap dominan mewarnai cakrawala. Gemuruh juga terdengar lantang hingga terdengar di seluruh kota, tak lama kemudian air mulai berjatuhan mengguyur seisi kota dengan deras. Angin dingin bertiup kencang hingga bisa menerbangkan dedaunan rontok yang bertebaran di sisi pohon menjadi melayang berceceran kemana saja memenuhi jalan.

" Woi hujan.. Buruan tutup jendela nya! Ntar basah!! " Seru Jaemin, lelaki jangkung itu sibuk menginterupsikan teman-temannya yang duduk di dekat jendela, bak pemimpin semua menuruti.

Lia menoleh keadaan kelas sekarang tampak gelap dan berisik air hujan terdengar keras. Ia masih celingukan melihat kanan kirinya yang sibuk semua mulai dari bermain, sibuk membersihkan meja yang basah akan percikan air hujan disebabkan terpaan angin kencang bahkan kini mata Lia menuju pada seorang lelaki ber nametag Jaemin.

" Bro.. Nyalain lampu dong! Gelap ini. " Suruh nya pada teman sebayanya yang berada dekat skalar lampu kelas.

" Ah lo bacot banget sih! Yaudah ini udah gue idupin! " Sungut lelaki itu, ia Yangyang. Lelaki kelahiran taiwan itu tak hentinya bersungut pada Jaemin bahkan orang yang di omelinya tidak menanggapi.

Jaemin, lelaki itu semenjak di tolak Lia saat itu untuk terakhir kalinya ia sedikit demi sedikit menjauh dari Lia. Jujur Lia merasa lega tanpa beban di hantui oleh Jaemin, tapi kadang kala ia merasa sepi jika Jaemin menjauhinya.

" Eh guys! Bu Layla udah dateng! " Teriak salah satu teman dikelas Lia saat memasuki kelas. Seperti biasa temannya itu sering main di luar kelas dan membolos ke kantin maka jika melihat guru keluar dari kantor dan berjalan siap menuju kelas pasti temannya itu sudah duluan sampai kelas dan mengabari, siapa lagi kalau bukan Dejun sang toak di kelas.

Ucapan Dejun semuanya benar, ibu Layla guru bahasa Indonesia telah hadir di depan kelas mereka. " Selamat siang anak-anak, hari ini kita akan melanjutkan materi kemarin. Semoga suara ibu bisa terdengar walau sedang hujan deras begini.. "

" Baik bu.. " Jawaban kompak seisi kelas.

Percuma saja, apa yang di sampaikan bu Layla di meja depan sana tak akan ada masuk ke dalam ingatan ditambah suara hujan deras begitu berisik mengalahkan suara ibu Layla yang sedang menjelaskan materi di depan sana. Masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri, begitulah sekiranya.

Selama dua jam berlangsung memang benar bahwa penjelasan materi yang panjang lebar mengenai paragraf, tak ada materi sedikit pun yang melekat diotak bagai angin berlalu tak di anggap. Matanya semakin mengantuk selama pembelajaran tadi dan hujan juga mendukung, andai saja ia tak melupakan jaket atau hoodie nya.

Lia menyembunyikan wajahnya dalam lipatan tangan untuk menidurkan diri, nyaman sekali sampai ingin tertidur.

Lupakan soal tidur, ada yang mengganggunya saat ini, Lia menunda tidurnya lalu mengadah melihat seseorang yang menggangu tidurnya. " Jaem? "

(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang