40. Hadiah Kecil Untukmu

86 7 0
                                    

Vote! Thnks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote! Thnks





Eric mengusak kepalanya frustasi, air mata sedikit demi sedikit sudah mengalir membasahi pipi. Ia menjatuhkan diri kasar terduduk di sofa ruang tamu, wajahnya tampak gusar dan banyak berpikir akan suatu hal, itu jelas terlihat.

Jeno-- laki-laki itu kini cuma bisa berdiam diri menatap sang adik tengah frustasi, semua ini karena dirinya. " Dek.. maaf. " Cicitnya.

Kata maaf tidak cukup bagi Eric, tapi umur panjang untuk saudara lebih tua darinya itu lebih ia butuhkan.

" Bang sekali aja nurut omongan Eric please..! Ini juga demi masa depan kamu, kehidupan kamu, jangan sakiti diri kaya gini terus! Aku capek bang! Capek.. " Keluh Eric.

Jeno mendekati sofa yang di duduki adiknya, kepalanya menunduk menatap Eric. " Aku gak mau nyusahin kalian. "

Adiknya menatap balik dirinya bahkan mau membalas tatap saja Jeno tak sanggup, mata Eric masih berlinang air mata membuatnya tak tega. "Itu doang alesannya? "

" Ortu kita juga sibuk kerja, aku gak mau usaha keras mereka habis hanya untuk aku. "

" ... Astaga bang-- bunda sama ayah gak mungkin begitu, pasti mereka ingin anaknya semua sehat walau otak mereka kini hanya dipenuhi dengan kerja dan kerja aja! "

Jeno juga turut duduk di sisi Eric tetapi adiknya malah bergeser seolah tak mau di dekati dirinya. " Aku gak mau buat semua orang khawatir, aku gapapa kok ini cuma sakit biasa. " Sautnya.

" Bang Jeno bilang itu sakit biasa? Sedangkan kamu itu udah beberapa kali sakit, lama-lama bisa parah kalo kamu tak mau berobat bang! "

" Semua peduli sama kamu, atau jangan-jangan tadi kamu belum bilang ke Lia soal ini? " Tuduh Eric, Jeno mengangguk pelan dan ternyata dugaan ia benar.

je yangno sedikit melirik wajah Eric yang kacau, wajah sang adik meminta penjelasan. " Gak sanggup bilang, di sana juga ada Jaemin. " Cicitnya.

Eric mengusak wajahnya gusar, Jeno terlalu banyak alasan dan dari banyaknya alasan menurutnya tidak masuk akal padahal cukup menurut semua perkataan dirinya bakalan cepat sembuh dan tak akan menjadi sulit seperti sekarang.

" Gak terima alesan! Mau bang Jeno sendiri yang jujur ke semua orang atau aku yang ngomong?! " Suara Eric terdengar menggema di seluruh penjuru rumah, kini emosi Eric tidak bisa dikatakan stabil.

" Ric! " Sela Jeno.

Suasana di rumah mereka semakin menegang, atmosfer disana semakin memanas walaupun pendingin ruangan menyala. " Lakukan pengobatan atau berakhir sia-sia? " Tanya Eric saat Jeno bangkit berdiri dari sofa.

Lelaki itu tak perduli pada ucapan Eric, ia sudah lelah jika harus berdebat. Jeno terus berjalan meninggalkan Eric di ruang tengah sedangkan ia lanjut berjalan masuk kedalam kamar.

(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang