Vote!
Hari terasa cepat berlalu bagi Lia dan tak terasa juga sudah menginjak hari senin kembali. Rasanya baru juga kemarin hari minggu, ia memilih menemui sang pacar di hari libur namun yang ada dirinya di abaikan.Lia main ke rumah Jeno tak di laden sama sekali, malah Eric sang adik Jeno yang menemani dirinya seharian di rumah. Bahkan yang mengantar Lia pulang juga adiknya Jeno, sekitar hampir jam tujuh Lia pulang. Seharusnya Jeno yang mengantar Lia pulang tapi lelaki itu sudah tertidur pulas setelah bermain game.
Lia sudah membangunkan juga tak ada gunanya. Jika di bangunkan malah semakin melantur ucapan yang di lontarkan, untung saja dirinya masih sayang jika tidak mungkin sudah berpaling.
Maupun kemarin ataupun sekarang Lia masih saja dicuekin pacarnya. Sebelum bel masuk Lia memilih duduk di sisi kanan bangku yang sama dengan Jeno, tapi Jeno masih sama sibuknya seperti kemarin yaitu bermain game.
Lia mencoba mengajak Jeno mengobrol akan tetapi Jeno menjawab tidak sambil menatap dirinya, kadang kala hanya di jawab dengan dehaman dan anggukan kepala. Hatinya sedikit perih, bisa terbayangkan bukan?
Gadis itu merasa percuma datang sepagi ini agar bisa mengisi waktu luang untuk berdua. Nyatanya dirinya menyesal.
" Sabar Lia... Kamu bisa kok! "
Lia duduk di samping Jeno dan nyenderin kepalanya di bahu lebar Jeno, tubuh Jeno gelisah seperti tak ingin disandari. " Kak, bosen... " Keluh Lia.
" Kalau bosen ke kelas aja sana, temenmu udah ada kali. " Suruh Jeno yang semakin membuat Lia cemberut dan diam-diaman.
Terkadang pembicaraan dirinya dengan Renjun terulang dalam bayangan? Pilihannya masih bisa terjalin baik kan nantinya? Lia terus bergelut dalam pikirannya sendiri.
Tapi jika kini ia berpacaran dengan Jaemin? Tidak mungkin, karena dirinya punya alasan tersendiri.
Renjun merupakan orang yang selalu mendukung Jaemin berhubungan dengan dirinya. Lia tak suka jika di bahas terus menerus tapi ia juga merasa nyaman berteman dengan Renjun.
Namun sepertinya Lia tidak boleh terlalu banyak berpikiran negatif, hubungan mereka baru terjalin sebentar, tidak mungkin kandas begitu saja. Dirinya sangat sayang pada Jeno dari awal bertemu.
" GAK BOLEH POKOKNYA!! " Kata Lia yang bangkit berdiri dari kursi, tanpa Lia sadari kalau Jeno jadi kaget karena tingkah aneh dirinya barusan.
" Kamu kenapa begitu? " Tanya heran Jeno yang tadi kaget. Ekspresinya sedikit syok.
" Maaf, aku gapapa. Barusan reflek aja hehe... " Alibi Lia. Kemudian Jeno kembali menarik atensinya ke ponsel.
Lia mendengus kesal dan menghentak-hentakkan kecil kakinya di tanah. " Liaa, ke perpus yuk? " Ajak Renjun yang tiba-tiba muncul.
" Eh-- Renjun, yuk! Kak Jen aku pergi ke perpus sama Renjun ya? " Jeno dengan mudah memberi ijin pada mereka, padahal Lia setuju ikut karena ingin melihat reaksi Jeno, pada kenyataannya Jeno tidak cemburu bahkan reaksinya biasa saja dan melanjutkan aksinya bermain game.
***
" Lia. " Panggil Renjun.
" Apa? " Jawab Lia menoleh ke arah lawan bicaranya.
" Kamu masih yakin sama hubungan kalian? "
" Yakin lah seratus persen malah. " Lia tersenyum canggung, ia sudah tau bakalan begini jadinya jika berduaan dengan Renjun.
" Gak yakin ah.. Apalagi mukamu masem gitu. Tiap aku ketemu kamu tuh pasti kek lagi ngambek. " Usaha berbohong di hadapan Renjun adalah hal yang nihil.
" Gak usah khawatirin aku Jun, aku bisa kok jalanin ini sendirian. "
" Hah?! Sendirian? Dimana - mana yang namanya jalanin hubungan itu berdua Lia bukan sendiri, mending kamu sama Jaemin aja, dia setia tuh nungguin kamu. " Kata dia ke Lia yang selalu ngeyakinin kalo sebaiknya Lia bersama Jaemin dibandingkan Jeno.
Dengan cepat Lia menggeleng. " Gak, aku tetep sama keputusan awal dan mau gimana pun juga aku bakalan terus sama kak Jeno. "
" Yaudahhh ka--- " Omongan Renjun terputus karena adik Lia datang yang kemudian duduk di samping kakaknya.
" Kak Lia, jangan lupa habisin bekalnya yaa... " Pesan adiknya.
" Oh iyaa! " Lia reflek menepuk jidatnya, " Aku baru inget lupa bawa bekal buatan mama, makasih dek. "
" Kakak sih pergi kepagian terus terlalu semangat banget nyusulin bang Jeno. Dasar! " Keluh adiknya.
" Heh! Kamu mau aku pecat jadi adek? Kamu juga bakal ngerasain toh yang namanya bucin. " Saut Lia yang Aji balas dengan cengirannya.
Renjun melihat Lia sedang berdebat kecil dengan Aji pun pamit mengundurkan diri dan tak berniat melanjutkan percakapan yang mereka bicarakan tadi sebelum kedatangan Aji.
Aji dan Lia hanya selisih satu tahun, bersekolah di tempat yang sama. Mereka bersekolah di swasta dimana sd, smp, dan sma dalam satu kawasan.
Aji memang rajin mengantarkan bekal untuk Lia ketika gadis itu lupa membawa. Lia sering berantem kecil dengan adiknya, sudah umum. Aji adik satu-satunya Lia makanya meskipun berkelahi tetap saling menyayangi.
Sefta Aji Sungbawa
5 Februari 2002
' TBC '
10 Juni 2020
©wdy_thnk
KAMU SEDANG MEMBACA
(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - END
Teen Fiction❝Ku pikir hubungan kita kembali dalam waktu singkat. Namun pada kenyataannya, usia ku lah yang terlalu singkat.❞ Selesai tahap revisi! Setelah selesai membaca, jangan lupa bantu vote~ Thanks!! 💫Write : 23 April 2020 💫Start : 27 April 2020 💫E...