vote!
Gemuruh petir terdengar di seluruh kota, kalau kata pepatah mendung bukan berarti hujan tetapi yang terjadi malah mematahkan pepatah tersebut, benar saja terjadi hujan. Maka pepatah sedia payung sebelum hujan itu adalah fakta, Lia malas membawa payung dan gadis itu berharap badai hujan pagi ini akan berakhir cepat soalnya masih lama menuju jam pulang.
Hari ini Lia tak bisa bertemu Renjun kembali setelah kemarin. Sekolah memilih Renjun untuk ikut lomba membuat poster biologi dan itu memang bakat Renjun yaitu menggambar jika diingat sisa memori semalam bahwa banyak pajangan lukisan tangan yang dibuat secara pribadi oleh Renjun dan di beri bingkai agar lebih menarik dan aman.
Tetapi disisi lain ada sekelibat ingatan tentang semalam, hal memalukan yang teringat membuat wajahnya seketika memerah padam. Kedua jemarinya mengibaskan wajahnya yang memanas sembari melihat ke arah jendela kaca di kelas yang menampakkan langit kota yang mendung.
Jika di pikir-pikir ada hal yang menjanggal di pikirannya selama ini yang selalu memikirkan kemana perginya Renjun selain menjaga ibunya dan lebih tepatnya ia penasaran dengan kata ' urusan ' nah itu urusan seperti apa. Apakah Renjun bekerja paruh waktu hingga sibuk sekali dan kemana ia pergi saat ijin tidak masuk sekolah.
Lia sebenarnya sudah menangkis jauh pikirannya yang selalu penasaran kemana Renjun menghilang, biasanya mereka 24/7 bersama kini waktu bersama mulai perlahan berkurang.
" Ehem! "
Lia menoleh seseorang di sampingnya yang baru saja berdeham di dekat telinganya. " Apa kak Jen? "
Jeno memposisikan dirinya duduk di bangku kosong sebelah Lia. " Serius amat, lagi mikirin apa? " Tanya penasaran Jeno.
Lia menggeleng sebagai jawaban. " Nothing kak. "
Kelakuan iseng Jeno mulai kambuh, ia menoel dagu Lia yang masih sibuk memandangi keluar jendela sambil memikirkan Renjun sedang apa di sana. Mereka duduk di bangku lain dekat jendela untuk numpang bersantai, hal biasa yang terjadi di kelas duduk sesuka hati jikalau mau.
" Hm.. Apa kak? " Mata mereka saling memandang, selain bibir Jeno yang bisa tersenyum matanya pun bisa ikut tersenyum bersamaan sangat manis. Kesukaan Lia pada masanya bahkan diam-diam sampai saat inipun begitu.
Sebelum menjawab Jeno berdiri menutup jendela di sebelah Lia. " Lah kok di tutup kak? Enak tau dingin. " Cerocos Lia tak terima.
Jeno mendekatkan wajahnya mendekat pada Lia hampir menghapus jarak di antara keduanya namun Lia reflek mundur hingga kepalanya terantuk ke jendela, " Akhh-- "
" Tuhkan terantuk ututu... " Ejek Jeno sambil menenangkan Lia yang meringis kesakitan.
Jeno membantu mengusap kepala belakang Lia yang terantuk kaca dengan tertawa melihat ekspresi Lia yang terbilang lucu baginya. " Kamu sih ngapain muka deket-deket gitu... "
KAMU SEDANG MEMBACA
(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - END
Teen Fiction❝Ku pikir hubungan kita kembali dalam waktu singkat. Namun pada kenyataannya, usia ku lah yang terlalu singkat.❞ Selesai tahap revisi! Setelah selesai membaca, jangan lupa bantu vote~ Thanks!! 💫Write : 23 April 2020 💫Start : 27 April 2020 💫E...