03. Bujukan

502 80 148
                                    

Vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote!




Lia duduk di kantin sendirian dikarenakan sedang bete alias merajuk dengan lelaki bernama Jeno, pacarnya sendiri. Ia sangat kesal dengan Jeno yang tidak peka, pertanyaan mudah seperti itu malah lebih memilih ponsel dan permen dibandingkan dirinya sebagai pacar.

" Hei! Sendirian aja nih? Di sini kosong kan? " Tanya Renjun yang Lia bales dengan anggukan pelan.

" Tumben muka kamu masem gitu? Mana Jeno? " Tanya ia lagi yang memecahkan keheningan.

" Aku lagi sebel sama kak Jeno, Jun... " Akhirnya Lia buka suara, itu yang di tunggu Renjun.

" Ksnapa? Karena sifat kekanakannya? "

" Tuhkan Renjun aja tau sifat kak Jeno, lah aku baru tau dari omongan anak kelas dan baru terbukti waktu itu. "

Lia mendengus kesal " Iya. "

" Aku kan udah bilang sama kamu, ngapain sih mau pacaran sama cowok yang sifatnya kaya anak kecil gitu. Dia cuma bakalan sibuk dengan dirinya sendiri dan kamu gak akan dipikirin sama dia Lia. Kenapa kamu gak nerima Jaemin aja waktu itu? " Katanya Renjun panjang lebar.

" Iya... Aku tau Jun tapi aku ada alasan khusus nerima Jeno jadi pacar aku dan aku gak mau bandingin Jeno sama Jaemin, aku nolak Jaemin karena aku emang gak ada rasa sama dia lagi. " Terang Lia ke Renjun.

" Lagi??  Pikir Renjun sementara.

" Iya deh kalo menurut kamu begitu, aku punya pertanyaan terakhir buat kamu sebelum aku beranjak pergi dari sini. " Renjun bangkit dari duduknya.

" Tanya aja. " Jawab Lia santai.

" Kamu gak ada rasa menyesal gitu udah nolak Jaemin? Bahkan udah beberapa kali ? " Pertanyaan itu membuat Lia jadi sedikit gugup untuk menjawab.

" Ada dikit. "

" Itu mah kamu suka dia, Lia. "

" Gak yaa, kata siapa aku suka dia gak bener lah. Nyesel bukan berarti aku suka sama dia. "

" Lah dia lupa sama kata dia yang bilang? ' aku nolak jaemin karna aku memang gak ada rasa sama dia lagi? ' Hm-- "  Renjun hanya bisa tersenyum mengingat perkataan Lia.

" Iya deh-- aku ke kelas duluan, dada Lia ha-ha... " Pamit Renjun, sebelum benar pergi menjauh Renjun menyempatkan diri mengedipkan sebelah matanya guna menggoda Lia.

" Dasar buaya! "  Gumam Lia.







***





Sedari tadi Lia duduk di kantin seorang diri setelah Renjun pergi tinggalin ia sendirian. Lia gak masalah kalau Renjun pergi duluan, karena dengan itu ia bisa terbebas dari pertanyaan Renjun yang menurutnya semakin lama bisa menjebak, itu pikirnya.

Lia harus konsisten dengan pilihannya sendiri, gak boleh berubah.

Ini jalan dia, ini juga pilihan dia dan juga hidup dia karena dia juga yang menjalaninya bukan orang lain. Selalu kalimat itu yang ia pegang teguh.

Tubuhnya sedikit terkejut sebab ada seseorang dari belakang menutup kedua matanya rapat. Ia bergerak gelisah, tangannya juga meraih tangan orang itu tapi tetap gagal. " Woi ini siapa sih?! " Tanya Lia sewot.

" Bwa!!... Aku Jeno sayang... " Ucap Jeno mengejutkan dan menjauhkan tangannya dari mata Lia.

" Gak kaget tuh aku wlee--- " Ejek Lia.

" Kenapa ke kantin gak ngajak - ngajak aku? "

" Masih nanya lagi?? " Tanya ketus Lia.

Jeno terkekeh, " Iya maaf ya lia, aku tau kok kamu ngambek karna aku tadi kan? " Mendengar kalimat dari mulut Jeno membuat Lia tersenyum tak tertahan.

" Ih? Kak Jeno peka nih ceritanya? " Tanya Lia kegirangan, gadis itu yang semula duduk bangkit berdiri memeluk tubuh jangkung sang pacar.

" Iya tadi di kasih tau sama Renjun. " Jawab jujur Jeno.

Lia merenggangkan pelukan dari tubuh Jeno dan wajahnya kembali jutek. Tatapan saja terlihat sinis. " Nih ambil susu stoberi buat kamu. " Jeno memberi sekotak susu kesukaan Lia dan tentunya langsung di ambil.

" Kok tau kalo aku suka susu stoberi? " Tanya Lia penasaran pasalnya mereka baru dekat dan langsung jadian tanpa menunggu waktu lama.

" Di kasih tau Jaemin. " Kali ini Lia terdiam lagi mendengar ucapan Jeno, apakah tak ada alasan lain? Pada intinya selain Jaemin.

" Nakasih ya. " Cicit Lia.

" Ekhm-- kamu tau gak bedanya kamu sama kupu - kupu? "

" Tiba-tiba banget? "

Jeno melengos, " Jawab aja gak tau. " Suruh Jeno, Lia menurut dari pada ribut lagi.

" Gak tau tuh. " Jawab Lia dengan gelengan kepala.

" Kalau kupu-kupu kan cantik dan terbangnya di alam sedangkan kamu itu pacar aku yang cantik dan terbangnya selalu dalam pikiran aku. " Ternyata sebuah gombalan Jeno berikan, tangan nya juga tak diam  mencubit pelan pipi Lia.

" Aah-- Kak Jen gembel, jadi malu nih... "  Respon Lia seadanya.

" Aku lagi ngegombal Liaa bukan lagi ngegembel, emang tampang aku kek pengemis apa? " Tanya Jeno sensi terus ancang-ancang mau pergi. Wajah Lia yang awalnya ketawa cengengesan kini menjadi datar dalam sedetik.

" Kak Jeno! Bukan gitu maksud aku, duh-- gimana yaa itu kan katanya aku plesetin! Kak! "  Teriak rengek Lia mengekori Jeno sampai ke dalam kelas.

" Harusnya aku yang ngambek kak bukan kamu! Huft dasar bage! "  Gerutu Lia dalam benaknya.












Karen Junzero
23 Maret 2000

" Aku dukung apa yang kamu pilih selama itu adalah yang terbaik buat kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Aku dukung apa yang kamu pilih selama itu adalah yang terbaik buat kamu. Aku mau kamu bahagia dengan pilihanmu. Kalau kamu butuh bantuan untuk dengerin keluh kesah kamu? Aku selalu ada untuk kamu, Lia. "










' TBC'
11 Mei 2020


©

wdy_thnk


(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang