14. Kilas Balik

105 15 24
                                    

Vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote!







" Lo apain dia sampai nangis kaya gitu hah?! "


Terdengar seruan keras di ambang pintu ruangan sehingga membuat beberapa orang dalam sana terganggu. Hanya tersisa mereka bertiga, ketiganya menoleh serentak, ada seseorang yang berdiri di ambang pintu tepat berdiri di belakang Echan yang baru saja masuk ke sana.

" Chan, kenapa suruh dia kesini? "

" Mana ku tau! Aku kan gak sadar kalo dia dibelakang. " Keluh Echan.

" Jawab pertanyaan gue, jangan alihin topik! " Kata orang itu.

" Apaan?! " Jawab Jeno menyolot.

Lelaki yang awalnya di ambang pintu pun mendekati gerombolan kecil itu, " Lo budeg ya? Gue nanya lo apain Lia sampai dia nangis gitu hah?! " Katanya dengan penuh penekanan.

" Gak diapa-apain, dianya aja baper. " desisnya tanpa bersalah.

Tatapan penuh amarah terlihat dari sorot mata lelaki itu dan kerah baju Jeno sudah dicengkeram kuat. Tak ada perlawanan dari Jeno, ia membiarkan lelaki itu melakukan yang di mau.

" Eh bro-- calm down jangan main kekerasan. " Ucap Mark melerai, cengkeraman itu mulai terlepas.

Lelaki itu menghembuskan nafas kasar, rasanya ingin berteriak di wajah Jeno. Mengatakan banyak kasar tapi ia masih bisa menahan diri.

" Lo sering buat dia sedih, lo pacaran sama dia buat apa? Cuma mau mainin perasaan dia atau gimana hah?! "

" Jangan ikut campur, sialan. Chan usir dia!  " Suruhnya pada Echan.

Echan melirik Jeno sekilas lalu melirik lengan bengkaknya. " Mark aja sono, tanganku bengkak. "

Mark hanya mendesah kesal, lalu mendekati lelaki yang datang tiba-tiba marah di ruangan itu. " Gue bisa jalan sendiri! " Bentaknya membuat Mark mengalah dan kembali duduk didekat Jeno.


***



" Kalian kenapa ribut? "

" Mau ijin ke UKS bu! " Jawab mereka kompak, seisi kelas memandangi mereka.

" Siapa? "

Lagi-lagi mereka mengangkat tangan bersamaan tanpa menjawab lalu saling melempar pandangan satu sama lain. Guru di hadapan mereka menjadi keheranan.

" Saya bu, soalnya pusing banget ini gak tahan. " Alibi Jaemin di terima guru sedangkan Renjun tidak, ia di anggap berbohong. Padahal keduanya sama - sama berbohong tapi malah Jaemin yang lolos.


" Aku selalu mengalah, tapi aku akan menunggumu sampai waktu yang tepat tiba. " Gumam Renjun.

Setelah ditinggal pergi Jaemin, sekelibat ide muncul melintasi pikirannya. Ia menjentikkan jarinya sekali seraya melirik bawah kolong meja Jaemin.

(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang