49. Last Letter [ End ]

191 4 0
                                    

Vote! <8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote! <8






๑Pov Lia

Semilir angin malam lembut membelai kepalaku, anak rambutku tergerak tertiup angin. Aku suka tetapi Jaemin memarahiku, katanya angin malam tak baik untuk kesehatan. Ia juga mengatakan tak masalah jika sakit sebab ia yang akan bersedia merawat ku.

Kemarin sepulang dari gereja bersama Jaemin, Eric menghubungiku lagi setelah sekian lama tak berjumpa. Sebenarnya aku tak ingin berhubungan dengan Eric lagi tetapi Jaemin yang menyuruhku mengangkat telfon dari adik Jeno, kata Jaemin mungkin ini hal penting makanya Eric terus menghubungiku. Jaemin lah yang mengantarku hingga ke rumah Eric, di sana lelaki itu hanya memberikan sebuah surat dengan amplop putih.

Kami tak berlama di sana, hanya mengambil pemberian Eric dan kebetulan Eric juga hendak pergi karena urusan pribadi. Surat itu baru mau ku baca malam ini, tentunya sendiri. Jaemin bilang itu surat dari Jeno untukku bukan untuknya maka ia tak memiliki hak untuk mengetahui, jikalau pun boleh semua tergantung dari diriku lagi.

Aku belum tau nantinya akan diberitahukan pada Jaemin atau tidak semuanya tergantung isi surat ini. Sebelum membuka surat aku menutup jendela takutnya Aji mengadu diam-diam dan selanjutnya agar bertambah aman aku harus mengunci pintu supaya saat menangis tak ada yang mengetahui.

Oh yaa--tadi aku mengatakan bahwa aku dan Jaemin pergi ke gereja dan setelah itu pergi ke rumah Eric. Kita berdua memang seagama, beragama Katolik. Kemarin adalah hari pertama diriku dan Jaemin misa bersama.

Setelah ku pikir kembali ada satu hal yang menarik di pikiranku, aku sudah di pisahkan dengan lelaki yang ku cinta selama dua kali, asal kalian tau aku selalu berpasangan dengan lelaki yang beda agama. Ntah mengapa aku berpacaran dengan orang yang tak seagama denganku, kedua mantanku yang pergi meninggalkan ku semuanya berbeda agama. Jeno beragama Kristen dan Renjun beragama Buddha. Mungkin saja Tuhan tak merestui hubungan ku selama dua kali itu dan di pisah secara paksa, bagiku itu secara paksa karena satunya menghilang tanpa jejak dan satu lagi di panggil ke rumah Tuhan.












Aji dan tanteku sedang tidur karena sekarang sudah waktu tidur, sudah larut. Oh ya-- kini aku dan aku di rawat oleh tanteku yaitu saudara perempuan dari ayah, ia sudah cukup berumur namun belum menikah. Aku kurang dekat dengannya tapi sejauh ini cukup baik. Sejujurnya aku ingin tinggal sendiri atau pun tinggal bersama saudara dari ibu, sebab lebih dekat dengan kami tetapi karena semuanya sudah menikah dan hanya tanteku ini saja yang bebas akan tanggung jawab jadi semua di limpahkan ke tanteku, namanya Mira.

Menutup jendela, mengunci pintu dan terakhir duduk manis dengan selimut hangat menutupi setengah badan. Eric bilang ini amplop darinya dan isinya sobekan dari buku Jeno yang tak disengaja di temukan Eric dalam koper.

" Sobekan nya gak rapi, untung tulisannya masih bisa di baca. " Cicit ku.

Surat telah terbuka, sobekan tidak rapi tetapi tulisan tangan Jeno yang indah masih bisa terbaca olehnya.

(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang