25. Perlahan

116 9 2
                                    

Vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote!





Renjun mengekori Aldo keluar rumah dengan celoteh, Aldo rasanya ingin marah pada adik semata wayangnya itu. Sebelum memakai helm Aldo menarik nafas lalu menghembuskan dengan kasar, rasanya ingin membanting helm full face nya di kaki Renjun namun ia menahan ego.

" Apasih dek? Kalo mau berangkat ya hayuk berdua. "

" Gue mau jemput Lia gimana?! Sini balikin kunci gue, pake motor lo sendiri.. "

" Gak ada. " Jawab Aldo sambil memasang helmnya.

" Telpon temen lo, suruh balikin cepet motor elo bang.. "

" Motor udah gue jual buat biaya pengobatan mama dan keperluan lainnya. " Celetuk Aldo.

Renjun yang tampak gusar pun terdiam, emosi sedikit mereda dengan sendirinya. Tak lama kemudian ponselnya berdering di saku celana, dengan cepat ia menerima panggilan tersebut.

" Halo Lia? "

" Kamu jadi jemput aku gak? "

Renjun melirik Aldo sebentar lalu mengalihkan pandangannya. " Maaf ya Lia, hari ini aku gak bisa jemput kamu dulu. "

Suara riang di ujung sana terdengar memelan, ia tau akan perasaannya Lia sekarang tapi apa boleh buat. " Iya gapapa, aku naik bus aja lagian ini masih awal kok hehe ... " Rasa tak enak hati mulai menghantui dan merasa menggantungkan janji pada gadisnya.

Sedetik kemudian ia memutuskan sambungan telfon singkat itu, ia menatap kembali ke Aldo yang masih setia menunggu. " Gimana? " Tanyanya menunggu keputusan Renjun.

Renjun mengangguk kepala menjawab iya. Sambil menyalakan mesin motor, " Jijik banget gue, make aku kamu biasanya aja kek apaan hih! " Ujar Aldo meledek Renjun dan yang di dapatkan Aldo pada akhirnya sebuah pukulan di bahu lumayan keras.

Tsntu saja Aldo melenguh kesakitan, " Anjing lo. "

Aldo melajukan motor adiknya dengan cepat menuju tujuan mereka. Jadi pada pagi hari ini Aldo lah yang mengantar Renjun ke sekolah dan Lia menggunakan bus.

***

Lia naik bus pagi ini, Renjun punya alasan lain yang tak ia ketahui makanya tidak bisa menjemput padahal Lia sangat ingin bertemu Renjun ntah lah kenapa ia ditinggal sehari bisa merasakan rindu seberat itu, rasanya tidak ingin di tinggal pergi.

Rasanya seperti kembali ke masa lalu menaiki bus tiap pagi seperti saat sekolah menengah pertama dulu. Bus yang ia naiki saat ini cukup sepi mungkin karena masih awal, ia memilih duduk di kursi tengah sebelah kiri.

Matanya tak henti menatap pemandangan sepanjang jalan, bus berhenti mendadak sampai kepala ia terantuk di kaca jendela bus. Ia mengelus beberapa kali guna menghilangkan sakit saat terantuk barusan.

(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang