09. Maaf

229 21 60
                                    

Vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote!



"  Eh-- kamu kok kesini basah kuyup begitu? "

Gadis itu pun menangis di depan pintu rumah, " Aku mau ketemu kak Jeno, hiks... "

Eric yang membuka pintu bukan Jeno, akan tetapi secara kebetulan Jeno keluar dari kamar menuju dapur. Tujuannya tertunda dan belok melangkah mendekati Eric.

Tanpa banyak bicara Jeno menarik Lia masuk. " Eric, tolong ambilin handuk di kamar tamu. " Pintanya pada Eric, adiknya menurut.

" Ngapain kesini basah-basahan? Kenapa gak ganti baju dulu, besok bajunya masih di pakai Lia... " Nada bicaranya Jeno penuh kecemasan.

Lia yang mendengar pun tersentak kaget, sejak kapan seorang Jeno bisa mengkhawatirkan Lia? Biasanya jika Lia lapar atau haus saja Jeno tak perduli. Aneh.

" Kok gak di jawab, hm? Tumben gak banyak ngomong? " Lia diam mematung memandangi Jeno tak percaya.

Jeno tak mengerti dengan keadaan ini, padahal Lia tengah kebingungan melihat perubahan Jeno. Menurut Lia guratan wajah cemas yang terukir tidak dibuat-buat, ia tersenyum tipis memandangi Jeno.

" Bang, ini handuknya. " Kata Eric seraya melemparkan handuk dan mendarat sempurna menutup wajah saudara laki-laki lebih tua darinya.

" Eric! Kamu aku laporin ke bunda ya kalau kek gini terus?!  " Ancam Jeno, adiknya begitu usil.

" Sorry bang! Maklum khilaf, dasar manja dikit-dikit lapor bunda. " Celetuk Eric.

" Aku denger barusan, bun Eric ngatain aku! " Teriak Jeno mengadukan Eric pada ibunya.

" Bodo amat bang, kan bunda belum pulang masih keluar sama ayah hahaha! " Ejek Eric, lelaki tengil itu meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

Lelaki itu mendengus masih kesal dengan adiknya tapi walaupun begitu kedua tangannya sibuk mengeringkan rambut Lia. Kini Lia salah tingkah sendiri menahan diri yang bergejolak, harusnya Jeno begini dari awal. Sekecil apapun perhatian yang diberi sudah lebih dari cukup untuknya. Biasanya Lia yang perhatian dengan Jeno sedangkan Jeno hanya terlihat sayang pada ibunya bukannya Lia juga harus mendapat bagian kasih sayang setidaknya separuh saja?

" Udah kak, aku bisa sendiri. " Ujar Lia membuka suara.

" Biarin aku aja... "

" Aku bisa sendiri kok kak..."

" Iya deh, nih ambil. " Jeno mengalah dan memberi handuknya pada Lia, sehabis itu beranjak dari duduknya. " Aku mau ambilin pakaian ganti buat kamu, tunggu disini. " Titahnya.

Setelah Jeno sudah pergi, Lia pun cepat mengeringkan dirinya  dan tak lama kemudian Jeno pun datang kembali dengan bawaan di tangannya. Lia mengekori Jeno ke kamar mandi.

Setelah selesai berganti pakaian Lia mencari Jeno, namun hanya ada Eric yang lagi makan di ruang makan. " Eric, kak Jeno kemana? "

" Dikamar mungkin, susul aja. Tau kan kamarnya? " Saut Eric yang masih mengunyah.

(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang