07. Menyatakan Kembali

253 36 76
                                    

Vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote!






Masih di tempat yang sama, perpustakaan sekolah. Kali ini hanya dirinya saja yang tersisa di perpustakaan dan Aji juga tak lama di sana hanya mengantar makanan serta sedikit ricuh dengan kakaknya.

Lia merasa sangat malas jika harus kembali ke kelas sebab ia sedang tak mau melihat Jeno yang mengabaikan dirinya, lebih baik ia di sini menenangkan pikiran dengan duduk di dekat jendela memandangi pemandangan yang asri. Banyak sekali tanaman segar yang terlihat indah dari dalam sana.

Pagi ini Lia mendapat kabar yang disukai anak murid pada umumnya yaitu ketua kelas mengabarkan kalau guru yang bersangkutan atas mata pelajaran pertama pagi ini sedang ada urusan mendadak jadi guru tersebut tidak masuk, kebetulan tidak ada guru pengganti.

Lia suka, dirinya terbebas dari beban tugas. Lagi pula dirinya sedang butuh ketenangan pagi ini dan itu sangat menguntungkan baginya.

Persoalan hati bisa diibaratkan hatinya Lia itu seperti perpustakaan saat ini, di penuhi banyak buku namun tak ada yang berkunjung sama halnya dengan hati Lia sudah ada yang mengisi tapi tetap saja terasa sepi.

Saat ini dirinya terasa seperti orang gila yang berbicara dengan dirinya sendiri, ia butuh Jeno untuk mendengarkan keluh kesahnya. Ia juga tak berharap lebih hanya berharap Jeno tetap berada di sisinya dan menganggap dirinya adalah pasangan lelaki itu.

Pikiran negatifnya selalu menghantui dan mengisi kepala, membuat Lia sering kali bergulat dalam pikiran. ' Stop! ' kata yang selalu Lia ucapkan.

Kali ini ia tak mau bergulat dengan pikirannya sendiri jadi Lia beralih membaca buku yang ada di perpustakaan saja dan ia pun beranjak dari duduk kemudian mencari buku yang bisa di bilang menarik untuk di baca.

Kesana kemari tak kunjung juga Lia menemukan sebuah buku yang menarik perhatiannya, saat langkah kakinya bergerak maju dengan mata menatap rak membuat dirinya menabrak seseorang.

" Maaf. " Cicit Lia, gadis itu reflek menunduk tak berani menatap.

" Lia, ini aku. " Suara tak asing itu menenangkan nya.

" Jaemin? "

" Iya ini aku, yuk ikut aku bentar. " Jaemin langsung menggenggam erat lengan Lia namun gadis itu menahan tubuhnya diam.

" Mau kemana? " Lia hanya di tatap sebentar, kemudian lanjut di tarik pergi.

Lia mengekori dari belakang dengan tangan yang masih terpaut, Lia bingung dengan sikap Jaemin barusan. Sekarang dirinya disudutkan di pojok ruangan perpustakaan yang lumayan besar ini.

" Kenapa? Kamu kenapa Jaem? " Tanya Lia kesal. Ia menarik tangannya dari genggaman Jaemin.

Air muka Jaemin seketika menjadi sendu, menatap Lia begitu dalam penuh arti. Lia tergejolak kaget dengan perubahan ekspresi Jaemin, pikirannya hanya penuh dengan tanda tanya.

" Perasaanmu lagi gak baik ya Jaem? " Tanya Lia dengan lembut, intonasi bicaranya juga semakin merendah. Ia jadi khawatir.

" Iya aku lagi gak baik Lia. " Lirih lelaki itu.

" Gak baik gimana maksudnya? Kamu baik Jaem-- "

Tubuh Lia seketika membeku ketika Jaemin mendekapnya. " Maksudnya hatiku yang lagi gak baik, aku sakit hati. " Suara Jaemin terdengar serak dan terdengar juga isakan tangis.

" Ma--maksudnya apa? "

" Aku sakit hati ketika lihat kamu sama orang lain. Kenapa kamu gak bisa terima aku sekali saja, Lia? Please, ku mohon... " Lia menjadi bertambah bingung dengan situasi saat ini, dirinya luruh melihat Jaemin memohon padanya.

Kali ini saking terbawa suasana Lia pun ikut menangis dan merasa bersalah tapi semua keputusan Lia sudah bulat untuk memilih Jeno, " Maaf Jaemin, tapi jawabanku tetaplah tidak. " Setelah bicara seperti itu, Lia mulai perlahan merenggangkan pelukan.

Kedua tangan Jaemin tersampir sempurna di bahu sempit milik Lia, " Kok kamu mau sih nerima cowok gak jelas kaya dia? Aku suka kamu lebih dulu dibanding dia, aku lebih banyak berjuang di banding dia. Dan kenapa kamu gak bisa terima aku? " Mata lawan bicaranya mulai memerah membuat Lia tak sanggup menatap lama kedua manik lelaku itu. Rasa takut dan bersalah kembali muncul.

" Aku terima kak Jeno si cowok gak jelas itu karena aku memang suka dan sayang sama dia dibandingkan kamu, puas Jaem?? "

" Lagian aku gak pantes untuk kamu, carilah yang lebih dari aku Jaem. Kita cuma sebatas teman. " Sambungnya.

" Asal kamu tau Lia, kamu itu segalanya buat aku dan kamu itu pantas buat aku bukan untuk Jeno! " Kata jaemin, lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya ke Lia sedangkan Lia sudah takut bukan kepalang.

Semakin Jaemin menghapus jarak di antara mereka tambah semakin takut Lia, gadis itu reflek memejamkan mata tidak mau melihat apa yang akan di lakukan selanjutnya oleh Jaemin.

Lia ingin berlari sekencang mungkin, namun tubuhnya di tahan kuat oleh tubuh Jaemin. Dirinya tak bisa berontak dan hanya bisa berdiam pasrah.

Tiba-tiba ada sebuah bunyi yang mengejutkan mereka hingga Jaemin menoleh ke arah suara, ia juga sama kagetnya seperti Lia.


PRAKKK!!!


Mata Lia terbuka lebar dan melihat Jaemin sedang lengah pun langsung mendorong lelaki itu, lalu segera pergi dari sana. Lia pergi tanpa harus berpikir panjang lagi, ia berlari meninggalkan Jaemin yang berdiri kaku di sana. Dari kejauhan terlihat Jaemin sedang mengusak rambutnya frustasi.

" Thanks God, I can be free of him at this time. " Gumam Lia menuju kelas.
















Paskalis Bijaemin Yuda
13 Agustus 2000

" I have to go forward get you or back away forget you? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" I have to go forward get you or back away forget you? "

" I'm like this to you, because there are reasons. sorry, I can't tell the truth ..."- Lia







' TBC '
18 Juni 2020




©wdy_thnk

(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang