44. Hari Terakhir

111 6 0
                                    

vote! boleh spam jg <8 btw bentar lagi tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vote! boleh spam jg <8
btw bentar lagi tamat.




Matahari menampakkan diri dengan sinarnya yang terang menyinari perkotaan tampaknya awan hitam beserta hujan sedang minder dengan keindahan surya hari ini, tak tau jika esok.

Duduk berdua berhadapan dengan tawa yang segar, mata bertemu mata saat bicara, hingga kebahagiaan yang menyelimuti dua insan ini. Lelaki itu tak henti menumpahkan banyak guyonan kepada Lia, tidak begitu lucu namun lawakannya masih bisa di terima dengan baik. Lia sedikit receh maka ia cocok dengan candaan Jeno yang bagi Echan dan Mark biasa saja namun bagi Lia lucu.

Jeno suka ketika lawan bicara menatap dirinya terutama Lia. Sangat menyukainya. Gelak tawa dan merdu suaranya terngiang dalam pikirannya.

" Kak kok melamun?! " Sungut Lia.

Jeno gelagapan, ia saja tak sadar jika barusan melamun. Isi kepalanya berputar mengenai tentang Lia dan dirinya yang lalu maupun kini. " Gak tau tiba-tiba aja gitu. " Jawabnya asal.

" Pulang aja yuk? Kayanya kakak capek, kalo sakit jangan di paksain.. " Ujar Lia was-was.

Jeno menggeleng, " Gak mau, aku udah janji nemenin kamu seharian. Kalo di undur gak tau bakalan bisa begini atau gak. "

Dahi gadis itu mengerut, sedikit heran namun tetap berpikir positif. Mungkin saja maksudnya karena Jeno sedang sakit dan akan ujian mereka nantinya akan susah jalan-jalan bebas begini.

" Kamu udah dapet kabar tentang Renjun? "

Deg!

Lia diam tak bergeming, ia menyeruput latte yang masih hangat. Matanya ragu menatap Jeno, tubuh pun terasa lemas ketika mendengar nama Renjun disebutkan. Ia masih kecewa ditinggal pergi tanpa kabar tetapi ia tak bisa membenci dan tetap merindu sama halnya seperti Jeno. Kedua sosok yang selalu Lia sayangi. Ia agak sedikit sensitif jika ditanyai Renjun.

" Masih gak ada kabar, aku nyerah. " Lirihnya, raut wajahnya berubah.

Jeno jadi tak nyaman pun mencoba menenangkan. " Aduh maaf Lia, bukan itu maksudku eh-- gimana ya. Yaudah habisin aja dulu minumannya ntar langsung otw beli buku yang kamu mau yaa? " Ucap Jeno mencoba menenangkan.

Kedua tangan Lia di atas meja di genggam sebentar oleh Jeno, " Jangan nangis, janji deh gak sebut tentang dia. " Mohon Jeno seraya mengelus jemari kurus gadis itu.

" Kak Jen, gak akan pergi menghilang seperti Renjun kan? "

Pertanyaan Lia sangat sulit untuk di jawab Jeno, ia bingung harus seperti apa menjawabnya. " Iya, gak akan. "






***





" Buku novel yang kamu mau yang mana? " Tanya Jeno, lelaki itu melirik kanan kirinya mencari buku yang belum ia ketahui judulnya.

(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang