15. Kandas

136 19 34
                                    

Vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote!






Sabtu pagi ini begitu cerah seperti biasanya, suara burung berkicauan terbang bebas di langit. Sentuhan angin pagi begitu menyegarkan bagi yang beraktivitas diluar.

Ketika semua orang telah beraktivitas dari subuh mulai dari berbelanja ke pasar, joging, memasak atau melakukan kegiatan lainnya. Gadis satu ini masih pulas di atas ranjangnya, lain tak bukan Lia.

Alarm ponsel yang ia pasang tadi malam berdering kencang namun tak mampu membangunkan Lia dari tidur. Masih terjebak didalam dunia mimpinya.

Orang rumah yang mendengar suara dering alarm Lia pun langsung segera mengetuk pintu kamarnya. Suara gedoran pintu cukup kuat beberapa kali tetapi tak ada sahutan dari dalam.

" Kak! Matiin alarm nya... Ribut banget tau, mama sampe ngamuk itu! " Pekik Aji membangunkan.

" Kak! " Teriaknya sekali lagi.

" Matiin kak! Dasar kebo! " Aji masih tetap berusaha membangunkan Lia dengan kegaduhan yang ia ciptakan sendiri.

Lia mulai terganggu, katanya perlahan terbuka membiasakan mata yang baru terbuka dengan cahaya lampu ruang. Ia duduk di tepian kasur mengumpulkan niat. " Iya Ji, sabar napa ih! " Saut Lia, suaranya terdengar parau.

" Mandi dulu sana, habis itu ke dapur. Kita makan bareng kata mama. " Pesan Aji, Lia hanya berdeham enggan menjawab.

Dengan berat hati ia langsung menggerakkan kakinya pergi ke kamar mandi, ia menggosok gigi dan mencuci muka saja tanpa berniat mandi. Lagi pula hari ini tanggal merah, ia hanya akan di rumah saja jadi tidak masalah.

Ia menatap serius dirinya di pantulan cermin kamar mandi, wajahnya membengkak dan terlihat jelas matanya sembab. " Ini pasti akibat kelamaan nangis. " Gumamnya.

Jadi, semalaman penuh ia terus menangis. Ia tak curhat pada siapapun, ia memendam semua sendirian. Sampai begini hasilnya, wajahnya membengkak.



***




Ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Rasa kantuk masih menghantuinya, padahal matahari saja sudah terbit. Sekarang sudah pukul enam pagi.

Kakinya terus melangkah sampai terhenti di ruang makan, ia mendudukkan dirinya lalu menidurkan kepalanya di lipatan tangan yang berada di atas meja.

Ibu Lia hanya menggelengkan kepalanya heran menatap tingkah anaknya sekarang. Sudah pagi masih saja mengantuk.

" Kamu begadang ya? " Tanya seseorang membuat Lia terusik. Ia mengantuk berat.

" Gak. " Singkatnya yang masih menelungkup kan wajah di lipatan tangan.

" Jangan boong, pasti bergadang ini mah... "

" Gak Aji! " Balasnya tak santai.

Aji merasa namanya disebut tentu saja tak terima sebab bukan ia yang bertanya malah ia yang dimarahi. " Kok aku sih kak?! " Tanya Aji tak terima.

(01) Boyfriend : Keep Loving [ Lee Jeno ] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang