37. Selfish

458 70 71
                                    

Chan terduduk disofa kamarnya, dia baru saja merefreshkan tubuhnya dengan guyuran air. Tangannya memegang ponsel yang dia temukan dibawah ranjang, dan dia sudah tau siapa pemilik ponsel itu. Chan menarik nafas panjang, sambil dia memijat pelan pangkal hidungnya.

Chan sudah ingat apa yang terjadi semalam, antara dirinya dan byungchan. Walaupun tidak sepenuhnya mengingat kejadian semalam, akibat hangover yang sangat parah. Tetapi dia tau, dia sudah melakukan sesuatu yang diluar batas bersama byungchan.

"Astaga chan, kenapa lu sebodoh ini sih?."
Ucap chan sambil mengusak kepalanya, membuat rambutnya sedikit berantakan.

"Gimana kalo seungsik sampe tau?, semuanya bisa berantakan."
Lanjut chan, yang sekarang sudah memijat pelipisnya.

"Gak, gak. Seungsik gak boleh tau, kalo seungsik tau, pernikahan kita bisa batal."

"Gue harus bicara sama dokter byungchan. Ya, gue harus ketemu dia."
Ucap chan, kemudian dia bangkit dari sofa dan bergegas menemui byungchan.

..
..
..

Chan mengendarai mobilnya menuju rumah sakit, setelah menerima info kalau byungchan sudah berada diruangannya, chan bergegas untuk menemui byungchan. Dan tak sampai tiga puluh menit, chan sudah tiba disana.

Chan memarkirkan mobilnya diparkiran rumah sakit, kemudian dia berjalan dengan tergesa menuju ruangannya dan byungchan. Benar saja, ketika chan membuka pintu, sosok byungchan ada disana.

Ketika chan masuk, maniknya bertemu dengan manik byungchan. Suasana canggung terjadi diantara mereka, hening dan tak ada kalimat yang keluar dari mulut keduanya. Hingga akhirnya chan membuka suara terlebih dahulu, memutuskan keheningan diantara mereka.

"Dokter."
Panggil chan, dan membuat byungchan menoleh.

"Bisa kita bicara berdua diluar?."
Lanjut chan.

Mendengar ucapan chan, membuat tubuh byungchan menegang. Jantungnya berdebar sangat kencang, entah kalimat apa yang akan keluar dari mulut chan, byungchan seakan belum siap untuk mendengar apapun saat ini.

"Bb-isa dok."
Ucap byungchan terbata.

"Saya tunggu diparkiran."
Jawab chan, yang dijawab anggukan kepala oleh byungchan.

Setelah melihat chan meninggalkan ruangan mereka, byungchan melepas sneli nya, meletakannya disanggahan kursi miliknya. Kemudian, dia berjalan menyusul chan.

..
..
..

Chan mengajak byungchan kesebuah restaurant, bahkan chan memesan ruang vip untuk mereka, agar pembicaraan mereka bisa lebih tenang. Kondisi kembali canggung diantara keduanya, baik chan maupun byungchan, tak ada yang bersuara. Bahkan bungchan meremat kuat jemarinya dibawah meja.

Trak...

Chan meletakan ponsel byungchan diatas meja.

"Ponsel anda tertinggal."
Ucap chan, sambil mendorong ponsel itu mendekat kearah byungchan.

Byungchan melihat ponselnya, dan mengambil ponsel itu.

"Apa yang ingin dokter bicarakan?."
Tanya byungchan sambil melirik kearah chan.

"Hhmm.. Semalam~."
Ucap chan terjeda, kemudian dia menatap wajah byungchan.

"Saya minta maaf perihal kejadian semalam, saya tidak sadar akan apa yang saya lakukan. Saya benar-benar dibawah pengaruh alkohol. Dan saya mohon, untuk kejadian ini, cukup anda dan saya saja yang mengetahuinya."

"Anda tau bukan. Bahwa saya sudah bertunangan dan akan menikah?, bahkan anda mengenal calon istri saya. Apa bisa anda merahasiakan kejadian ini, dan jangan sampai dia mengetahuinya?.
Lanjut chan, sambil menatap byungchan.

CHANCE || COMPLETE  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang