22. Truth

811 80 26
                                    

Seungwoo memasuki ruang rawat seungsik, sambil membawa seojun digendongannya. Terlihat seungsik yang masih memejamkan mata, dia belum siuman sejak satu jam lalu. Seungwoo meminta ruangan dan perawatan yang terbaik untuk seungsik dirumah sakit itu.

Beruntung kondisi seungsik tidak terlalu parah. Dia hanya kelelahan, dan terlalu banyak fikiran. Dokter mengatakan, setidaknya seungsik harus menginap dirumah sakit dua atau tiga hari kedepan.

"Papa, aku mau lihat mama."

Seungwoo yang mendengar ucapan seojun, membawa seojun mendekat keranjang seungsik. Seungwoo mendekatkan seojun pada seungsik, kemudian anak itu mengecup pipi mamanya. Dan tangan kecilnya mengusap lembut pipi seungsik.

"Mama cepat sembuh ya. Sekarang papa sudah pulang, mama kan janji sama aku. Kalau papa pulang nanti, kita akan pergi jalan-jalan bersama."
Ucap seojun sambil terus mengusap pipi seungsik.

Seungwoo yang mendengar ucapan seojun merasakan sesak dihatinya, dia benar-benar semakin merasa bersalah pada seungsik dan seojun.

"Seojun duduk disofa ya sayang, terus seojun makan dulu. Papa sudah belikan seojun makanan, kalau seojun tidak makan, mama pasti akan marah saat bangun nanti."

"Iya papa."

Seungwoo membawa seojun duduk disofa ruangan itu, kemudian dia menyiapkan makanan untuk seojun makan. Sesekali dia tersenyum melihat putranya yang sangat pintar. Hingga tiga puluh menit berlalu, seojun sudah menyelesaikan makannya. Bahkan sekarang anak itu terlihat sudah terlelap dipangkuan seungwoo.

Seungwoo merebahkan tubuh seojun disofa, kemudian dia mengambil satu buah selimut didalam lemari, dan menyelimuti tubuh seojun. Seungwoo mengecup kening seojun, mengusap pipi seojun dan menatap wajah putranya yang sedang terlelap.

"Anak tampan."
Ucap seungwoo sambil tersenyum.

"Maafkan papa ya sayang. Papa janji, mulai saat ini, papa tidak akan pernah meninggalkan seojun dan mama. Papa akan selalu disini, untuk seojun dan mama."
Lanjut seungwoo, kemudian dia mengecup punggung tangan seojun.

Setelah memastikan seojun terlelap, seungwoo berjalan kearah ranjang seungsik, kemudian dia duduk disana. Seungwoo meraih tangan kanan seungsik, dan dia menggenggam tangan itu dengan erat.

Cup...

Seungwoo mengecup punggung tangan seungsik, kemudian dia membawa tangan seungsik kepipinya. Sambil tangannya yang lain, mengusap kening seungsik. Dan merapihkan helai rambut seungsik, yang menutupi keningnya.

"Cepat sadar sayang."
Ucap seungwoo, dengan tangannya yang sudah beralih kepipi seungsik.

Seungwoo melepas genggamannya ditangan seungsik, kemudian dia berdiri dan semakin mendekat kearah seungsik. Seungwoo sedikit menundukan tubuhnya, dan ~

Cup...

Seungwoo mengecup lembut bibir seungsik.

"Tolong maafin aku sik, maafin aku. Tolong beri aku kesempatan, untuk memperbaiki semuanya. Aku akan melakukan apapun untuk kamu dan seojun, aku janji."
Ucap seungwoo setelah melepaskan ciumannya.

..
..
..

Chan baru saja keluar dari ruangannya, dia berusaha menghubungi ponsel seungsik, tetapi seungsik tidak menjawab panggilannya.

"Kamu kemana sih sayang?."
Gumam chan, sambil menatap ponselnya yang menggelap.

"Dokter chan."
Panggil seorang suster, dan membuat chan menoleh.

"Ya, ada apa?."

"Saya tadi melihat calon istri dokter, dibawa seseorang kerumah sakit ini."

"Hah, kamu gak salah lihat kan?."

CHANCE || COMPLETE  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang