5. After That

1.2K 84 56
                                    

"Kak, kakak kenapa?."
Tanya bibi kang pada ibu kang.

"Perasaan kakak gak enak, entah kenapa kakak terus teringat seungsik."
Jawab ibu kang sambil menatap adiknya.

Bibi kang menarik tangan kakaknya, kemudian dia menggenggam tangan itu.

"Seungsik pasti baik-baik aja kak, besok kita telfon seungsik ya. Kasian kalo kita telfon sekarang, pasti dia sedang istirahat."

"Iya."
Jawab ibu kang sambil menganggukan kepalanya.

"Kakak jangan berfikiran macam-macam, nanti kondisi kakak memburuk lagi. Dan pasti itu akan membuat seungsik sedih, sekarang kakak tidur ya."

"Heem, makasih kamu sudah mau mengurus kakak."

"Sama-sama kak, cuma kakak dan seungsik keluarga yang aku punya saat ini. Jadi kakak gak perlu berterimakasih sama aku."

Setelah ibu kang tertidur, bibi kang keluar dari kamar. Entah mengapa ucapan kakaknya tentang seungsik terngiang dikepala. Dia juga menjadi khawatir pada seungsik, terlebih lagi dia sudah menganggap seungsik sebagai anaknya sendiri.

"Kamu baik-baik aja disana kan sik?."
Gumam bibi kang pelan.

🌺🌺🌺🌺🌺

Cahaya matahari memasuki celah jendela kamar seungwoo, membuat seungsik mengerjapkan mata. Seungsik menolehkan kepalanya kesamping, terlihat seungwoo yang masih tertidur pulas sambil memeluk tubuhnya.

Seungsik melihat kondisi tubuhnya dan tubuh seungwoo yang masih tanpa sehelai benangpun, kemudian dia teringat kejadian semalam yang mereka berdua lakukan. Seungsik mengangkat tangan seungwoo yang berada dipinggannya sepelan mungkin, agar dia tidak membangunkan seungwoo.

Setelah itu dia berusaha bangung dan mendudukan dirinya diranjang seungwoo.

"Aww, shh."
Ringis seungsik ketika dia sudah berhasil duduk.

Seungsik melihat sekeliling kamar itu, dimana bajunya dan baju seungwoo bergeletakan dilantai. Seungsik menurunkan kakinya sepelan mungkin, memungut bajunya, dan memakai baju itu. Kemudian dia keluar dari kamar seungwoo, dan menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar, seungsik langsung menuju kamar mandi. Dia melihat pantulan dirinya dicermin yang penuh dengan tanda buatan seungwoo. Seungsik terdiam, fikirannya melayang entah kemana, seketika seungsik menyesali kejadian yang terjadi semalam.

Seungsik takut seungwoo menganggapnya murahan, karna dia telah berhasil meniduri seungsik. Seungsik takut bagaimana pandangan seungwoo kepadanya setelah ini, dia bahkan malu untuk bertemu seungwoo sekarang. Dan yang paling dia takutkan, bagaiman jika terjadi sesuatu setelah ini.

Seungsik melangkahkan kakinya kearah shower, dia membiarkan seluruh tubuhnya terguyur air. Walaupun seungsik bekerja disana, tapi seungwoo memberikan kamar yang baik untuknya, bahkan dengan kamar mandi didalam kamar.

Terlebih lagi rumah itu hanya ada mereka berdua, sedangkan masih ada beberapa kamar yang kosong, jadi seungwoo menyuruh seungsik mengisi salah satu kamar yang kosong itu. Setelah selesai mandi dan berpakaian, seungsik bergegas menuju dapur, menyiapkan sarapan untuk seungwoo.

..
..
..

Seungwoo mengerjapkan mata, kemudian dia merabah sisi sebelahnya mencari keberadaan seungsik. Seungwoo refleks terbangun, karna seungsik sudah tidak ada disebelahnya. Seungwoo bergegas memakai pakaian, dan keluar dari kamar dengan sedikit panik.

Hingga rasa paniknya hilang, ketika dia sudah menemukan sosok yang dicarinya sedang memasak didapur. Kemudian seungwoo berjalan mendekat kearah seungsik.

CHANCE || COMPLETE  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang