33. Lean ⚠️

696 74 17
                                    

Seungwoo membawa seojun kekamarnya, kemudian merebahkan tubuh seojun dikasur. Seungwoo duduk disamping seojun, sambil menatap wajah putranya yang terlelap. Jujur hati seungwoo benar-benar sangat khawatir sekarang, entah mengapa dia merasa sedang ada yang tidak beres pada suasana hati chan tadi.

Setelah berkutat dengan fikirannya, seungwoo berlari keluar apartemen. Dia menuju unit apartement disebelahnya, dan sesampainya disana, dia langsung menekan bel apartemen itu.

Ceklek...

"Loh kak seungwoo, kenapa kak?."
Tanya sipemilik apartemen.

"Subin, maaf malam-malam kakak ganggu kamu. Kakak boleh minta tolong sama kamu?."

"Minta tolong apa?."

"Kakak mau titip seojun kekamu sebentar."

"Titip seojun?, memang kak seungsik kemana?."
Tanya subin, dan membuat seungwoo bingung untuk menjawab.

"Hmm, kakak gabisa jelasin sekarang."
Jawab seungwoo ragu.

"Yaudah kak, kakak pergi aja. Nanti aku sama kak sejun kerumah kakak, untuk nemenin seojun."

"Makasih ya bin, kalo gitu kakak pergi dulu. Seojun ada dikamar kakak, dia baru aja tidur. Passwordnya nanti kakak chat kekamu atau sejun, sekali lagi makasih ya bin."
Ucap seungwoo, kemudian dia berlari tergesa untuk mencari seungsik.

Subin dan sejun adalah tetangga seungwoo, mereka pasangan muda yang baru saja menikah. Seojun dan subin sangat dekat, bahkan subin sering mengajak seojun bermain dirumahnya. Padahal mereka baru kenal beberapa hari.

"Ada apa ya?."
Gumam subin pelan, sambil menatap seungwoo yang berlari panik.

..
..
..

Chan mendorong tubuh seungsik hingga terjatuh diranjangnya.

"Cchan, kkamu mau ap~ hhmmhpp."
Ucapan seungsik terpotong, karna chan membungkam bibir seungsik dengan bibirnya.

Chan melumat bibir itu dengan kasar, seakan dia menyalurkan kekesalannya. Bahkan dia mencengkram kedua tangan seungsik dengan kuat, mengakibatkan pergelangan tangan seungsik memerah.

"Hmmp... chhan."
Ucap seungsik sambil meronta agar chan melepaskannya, tapi tak ada respon dari chan.

Chan yang sedang dalam amarah tidak mendengarkan ucapan seungsik, dia terus melumat bibir seungsik seakan hal itu bisa meredakan kemarahannya. Perlahan ciuman chan turun keleher seungsik, bahkan dia menarik baju seungsik, menyebabkan dua kancing baju teratas seungsik putus.

"Cchan, aku mohon jangan chan. Jangan seperti ini, eungghh."
Ucap seungsik berusaha mendorong tubuh chan, ketika tangannya terlepas dari cengkraman chan.

"Chan, lepasin, aku mohon jangan."
Lanjut seungsik sambil terus meronta, dia bahkan mendorong dan memukul tubuh chan agar berhenti dengan aktifitasnya. Tapi chan sama sekali tidak bergeming dengan ucapan seungsik.

"Chan jangan, akh."
Ringis seungsik, ketika merasakan perih ditulang selangkanya. Akibat kuatnya hisapan dan gigitan chan.

"Jangan chan, aku mohon jangan. Hiks."
Seungsik bahkan sudah menangis akibat perlakuan chan. Sungguh saat ini dia seperti tidak memiliki harga diri, dia tau kalau chan adalah tunangannya. Tapi jika melakukan ini dengan paksaan, seungsik tidak bisa.

"Tolong jangan seperti ini, hiks. Aku mohon jangan chan, hiks."

Chan perlahan menghentikan aktifitasnya karna mendengar seungsik menangis, kemudian dia menatap wajah seungsik yang sudah penuh dengan air mata. Masih dengan posisinya yang mengukung tubuh seungsik.

CHANCE || COMPLETE  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang