10. Sick 💔

1K 81 49
                                    

Sudah empat hari seungwoo mendiami seungsik, bahkan perlakuannya pada seungsik lebih dingin dari awal mereka bertemu dulu. Tiga hari kemarin, seungwoo selalu pulang larut. Dia pulang dalam keadaan mabuk, dan membawa wanita yang berbeda ditiap harinya.

Ceklek...

Seungsik menatap pintu rumah yang terbuka, lagi-lagi untuk keempat kalinya. Seungwoo pulang dengan keadaan yang sama dengan tiga hari kemarin. Semakin hari hati seungsik semakin sakit dibuatnya, seungsik sempat menelfon bibinya digwangju. Dan bibi kang menyuruh seungsik untuk pulang saja.

Seungsik melihat sosok wanita yang berbeda lagi, wanita itu memandang seungsik dari ujung kepala sampai kaki.

"Dia siapa?."
Tanya wanita itu sambil bergelayut manja pada seungwoo.

"Dia bekerja disini."
Jawab seungwoo sambil menatap seungsik yang terlihat tidak nyaman.

"Dia tinggal disini?."
Tanya wanita itu lagi.

"Iya, dia tinggal disini."
Jawab seungwoo lagi, masih terus menatap seungsik.

"Hei, apa benar kau hanya bekerja disini?."
Ucap wanita itu pada seungsik.

"Mm-aaf, maksud anda?."
Tanya seungsik pada wanita itu.

"Hhmm.. aku hanya berfikir, apa benar kau hanya bekerja disini. Atau kau juga menjual dirimu pada majikanmu, terlebih lagi seungwoo tampan, muda dan kaya."
Ucap wanita itu sambil memandang remeh seungsik.

Seungwoo kaget mendengar ucapan wanita yang berdiri disampingnya, seungwoo memberikan tatapan sinisnya pada wanita itu. Sedangkan seungsik hanya terdiam dan tidak menjawab apapun.

"Sudah, kau tidak usah banyak bicara dengannya. Lebih baik kita kedalam."
Ucap seungwoo, yang sebenarnya mengalihkan atensi wanita itu dari seungsik.

Wanita itu menggandeng lengan seungwoo, dan mereka menuju ruang tamu.

"Siapa tadi nama pembantumu?."
Tanya wanita itu pada seungwoo, dan membuat seungwoo nyaris emosi dibuatnya.

"Seungsik, namanya kang seungsik."
Jawab seungwoo sambil menatap tajam wanita itu, seungwoo tidak suka dia menyebut seungsik pembantu.

"Ahh, seungsik. Aku akan kesana sebentar."
Ucap wanita itu sambil berjalan menyusul seungsik yang ada didapur. Membuat seungwoo mengikutinya dari belakang.

"Hei, kau bisa tolong belikan aku sesuatu?."
Tanya wanita itu pada seungsik.

"Apa yang harus saya beli?."
Tanya seungsik.

"Belikan aku beberapa bir atau soju didepan sana, sepertinya majikanmu tidak menyimpan itu disini."
Ucap wanita itu pada seungsik.

"Baik nyonya."
Jawab seungsik.

"Bukankah kau sudah minum sebanyak itu tadi?."
Tanya seungwoo yang baru saja tiba.

"Tetap saja tidak enak jika kita ngobrol tanpa minuman woo."
Jawab wanita itu sambil melingkarkan tangannya dileher seungwoo.

Seungsik yang melihat mereka berdua langsung pergi menuju kamar, dia mengambil mantelnya karna udara malam ini sangat dingin. Baru saja dia akan membuka pintu, perutnya terasa sakit dan membuatnya sedikit meringis.

"Aww, shh."
Ringis seungsik, sambil memegang perutnya.

"Kamu yang kuat ya nak, bantu mama sebentar lagi."
Lanjut seungsik mengajak bicara bayinya.

Seungsik keluar dari kamar, kemudian dia mengambil uang yang diberikan oleh wanita itu. Seungwoo menatap kepergian seungsik dengan tatapan sendunya, kemudian dia melepaskan tangan wanita itu yang masih melingkar dilehernya.

CHANCE || COMPLETE  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang