19. Picnic

862 80 48
                                    

Seungsik terbangun dari tidurnya, dia melirik jam yang baru menunjukan pukul enam pagi. Seungsik menoleh kearah seojun yang masih terlelap, dia tersenyum kemudian mengecup pipi putranya. Seungsik bergegas menuju dapur, untuk menyiapkan beberapa makanan untuk dibawanya pergi bersama chan dan seojun.

"Sik."
Panggil bibi kang, sambil mendekat kearah seungsik.

"Iya bi."

"Kamu sedang apa?."

"Sik lagi siapin beberapa makanan, chan mau aja sik dan seojun keluar hari ini."
Jawab seungsik sambil tersenyum.

"Yasudah, kalau gitu bibi langsung kekedai ya."

"Iya bi."

Sepeninggalan bibi kang, seungsik kembali fokus menyiapkan beberapa bekal yang akan dibawanya. Dia menyiapkan kimbab, sosis, roti lapis, susu, kopi dan tak lupa air mineral. Sedang asiknya seungsik memasukan beberapa makanan kedalam kotak, seojun berjalan mendekat kearah seungsik, sambil mengucek kedua matanya.

"Mama."
Panggil seojun, kemudian dia memeluk pinggang seungsik.

"Kok udah bangun sayang?."

"Aku cari-cari mama, tapi mama gak ada. Jadi aku bangun."

Seungsik membawa seojun kegendongannya, kemudian seojun menyandarkan kepalanya dipundak seungsik, karna matanya masih mengantuk.

"Seojun mau bobo lagi?."

"Gamau, aku mau sama mama aja."

Seungsik membawa seojun keruang tamu, kemudian mereka duduk disana. Dengan seojun yang masih dipangkuan seungsik, bahkan tangan seojun masih melingkar dileher seungsik, dan kepalanya masih bersandar dipundak mamanya. Entah kenapa seungsik merasa pagi ini mood seojun sedang tidak baik.

"Seojun kenapa?."
Tanya seungsik sambil mengusap punggung seojun, dan hanya dijawab gelengan kepala oleh seojun.

Seungsik merenggangkan pelukannya pada seojun, kemudian dia membawa seojun untuk menatapnya.

"Coba bilang sama mama, seojun kenapa?. Apa mama membuat salah, sampai seojun seperti ini?."

"Tidak mama."

"Terus kenapa seojun seperti ini?, kenapa wajah tampan anak mama cemberut seperti ini?."

"Aku mimpi pergi ketaman bermain dengan papa."
Ucap seojun sambil kembali menyandarkan kepalanya dipundak seungsik.

Seungsik paham, jika sudah seperti ini akan sulit memperbaiki mood seojun. Dan hanya chan yang mampu mengembalikan senyum putranya.

"Seojun tau tidak, ayah chan mau kesini loh."

"Ayah chan mau kesini?, mama tidak bohong kan?."
Jawab seojun yang sekarang sudah menegakan tubuhnya.

"Tidak, mama tidak bohong. Ayah semalam telfon mama, dan bilang mau kesini bertemu seojun."

"Yeay, aku mau tunggu ayah didepan boleh mama?.
Jawab seojun sambil tersenyum senang.

"Boleh, tapi seojun mandi dulu ya?."

"Aku mau mandi sama ayah aja."

"Yaudah, seojun nanti mandi sama ayah."
Jawab seungsik, karna dia tidak mau membuat mood seojun kembali memburuk.

Seojun turun dari pangkuan seungsik, kemudian dia berlari menuju depan rumahnya dan duduk dibangku yang ada disana. Selang beberapa menit, benar saja mobil chan sudah tiba dirumah seungsik.

"Ayah."
Teriak seojun, sambil berlari kearah chan.

"Hai jagoan ayah."
Jawab chan sambil membawa seojun kegendongannya.

CHANCE || COMPLETE  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang