29. Sincerity

718 76 20
                                    

Seungsik termenung dibangku taman rumah sakit, setelah seojun tidur tadi, seungsik keluar dan mencari udara segar. Dia sedang berfikir bagaimana mengatakan permintaan seojun pada chan, jujur dia tidak mau hubungannya dengan chan tambah memburuk. Tapi disatu sisi, dia juga tidak bisa menolak keinginan seojun, terlebih seojun memang sudah sejak lama menantikan sosok seungwoo dihidupnya.

Seungsik mendengakan kepalanya, menatap gelapnya langit yang seakan seperti isi hatinya yang sedang kacau. Sesekali terdengar hembusan nafas berat dari seungsik, jujur dia benar-benar bingung harus bagaimana menghadapi chan nanti. Dan seungsik sadar, pasti ini akan sangat melukai hati chan.

Seungwoo menatap seungsik dari jauh, ketika seungsik pamit keluar tadi, sebenarnya dia mengikuti seungsik. Seungwoo paham, pasti ada beban besar dihati seungsik. Dari awal kedatangannya dihidup seungsik dan seojun, seungwoo tau kalau seungsik merasakan beban yang amat berat. Perlahan dia berjalan mendekat kearah seungsik.

"Sik."
Panggil seungwoo sambil menyentuh pundak seungsik, dan membuat seungsik menoleh.

"Kak."
Jawab seungsik kaget, karna kehadiran seungwoo.

"Boleh kakak duduk disini?."
Tanya seungwoo, dan dijawab dengan anggukan kepala oleh seungsik.

Sepuluh menit berlalu, tanpa ada percakapan diantara keduanya, bahkan seungsik hanya terus menundukan kepalanya.

"Mau cerita sama kakak?."
Seungwoo membuka suara, melepas keheningan keduanya.

"Aku bingung kak."

"Karna permintaan seojun?."

"Aku harus apa?."

"Apa perlu kakak yang meminta izin pada chan?."
Ucap seungwoo, dan membuat seungsik menoleh kearahnya.

"Jangan kak, biar aku aja."
Jawab seungsik, kemudian dia kembali menundukan kepalanya.

Seungwoo menarik nafas panjang, kemudian dia jongkok didepan seungsik, dan membawa tangan seungsik kegenggamannya.

"Kakak tau kamu bingung, kakak tau kamu ngerasain beban yang sangat berat semenjak kedatangan kakak. Maafin kakak sik, kalo kedatangan kakak mengacaukan kehidupan kamu dan seojun sekarang. Kakak sadar, semua ini memang salah kakak sejak awal, seharusnya kakak gak egois dan mencari kamu saat itu. Sehingga semuanya gak akan seperti ini, gak akan ada hati yang tersakiti, dan kita pasti sudah hidup bahagia."
Ucap seungwoo dengan mata yang sudah berkaca-kaca, begitupun dengan seungsik.

"Gak semuanya salah kamu kak, aku juga salah. Seharusnya aku kasih tau kamu dari awal, saat aku mengandung seojun. Seharusnya aku gak pergi tanpa kasih tau kamu kalau seojun ada, aku yang lebih bersalah kak. Menyembunyikan seojun dari kakak, membuat seojun tidak mengenal papanya, bertahun-tahun membuat seojun kehilangan sosok kakak dihidupnya, bahkan aku menyakiti chan yang sejak awal selalu ada disisi aku dan seojun. Hiks."
Jawab seungsik yang bahkan sudah menangis.

Seungwoo merasakan sesak ketika melihat seungsik menangis, kemudian dia membawa seungsik kepelukannya.

"Sik, ketika kakak tau seojun anak kakak, kakak pernah bilang akan membawa kamu dan seojun kembali kepada kakak. Mungkin pilihan kakak kali ini sudah sedikit terlambat, karna kakak sudah membuat hubungan kamu dan chan memburuk. Tapi kakak sudah menetapkan hati kakak, kakak akan mengikhlaskan apapun pilihan kamu, dan apa yang terjadi didepan nanti. Kakak hanya akan pasrahkan pada tuhan, jika memang kamu dan seojun adalah milik kakak, kakak yakin dia akan menyatukan kita. Tetapi jika memang chan yang akan bersama kamu dan seojun, kakak akan menerima itu semua. Tapi satu hal yang kakak minta, tolong tetap izinkan kakak bertemu dengan seojun. Karna bagaimanapun, seojun adalah anak kita, dan kakak tetap papanya."
Ucap seungwoo dengan suara bergetarnya.

CHANCE || COMPLETE  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang