30. This Feeling 💔

681 75 22
                                    

Byungchan berlari dikoridor rumah sakit, padahal dia sedang buru-buru, karna ada janji dengan teman-temannya. Tapi baru saja dia sampai diperempatan jalan dekat rumah sakit, dia harus memutar balik mobilnya, karna dompetnya tertinggal diruangan.

"Loh dokter, kok balik lagi?."
Tanya suster dimeja pendaftaran.

"Dompet saya ketinggalan."
Jawab byungchan sambil terkekeh, kemudian dia kembali berjalan menuju ruangannya.

Ceklek...

Byungchan memegang knop pintu, dan sedikit membukanya.

"Eunghh... chann..."

"Chann... hmmpp."

Byungchan yang mendengar suara desahan, mematung didepan pintu. Dia yang semula ingin masuk, jadi mengurungkan niatnya.

"Chan... eunghh... ahh."

Tangan byungchan semakin bergetar, dia tau jelas suara siapa itu.

"Kkak seungsik, ddokter chan."
Gumam byungchan pelan, sambil menutup mulutnya. Kemudian dia kembali menutup pintu itu sepelan mungkin, dan dia berlari kembali keparkiran.

Selang tiga puluh menit berlalu, byungchan tiba diapartemennya. Dia berjalan seperti tanpa nyawa, dia benar-benar kaget dengan kejadian yang dia dengar tadi. Bahkan, byungchan sampai membatalkan pertemuan dengan teman-temanya, karna moodnya seketika jadi tidak baik.

Byungchan berjalan kekamarnya, kemudian dia langsung merebahkan tubuhnya dikasur. Entah apa yang dia rasakan, hatinya seperti tidak karuan. Beruntung dia tidak melihat apa yang terjadi didalam, mendengar suara itu saja sukses membuat byungchan lemas. Apalagi kalau sampai dia melihat, apa yang seungsik dan chan lakukan.

Byungchan memejamkan mata, sesekali terdengar dia menghembuskan nafas kasar. Tangan kanannya dibawa untuk menutup mata, dan terasa cairan hangat menetes dari kelopak matanya.

Flashback.

Byungchan berlari dengan tergesa, hari ini adalah hari pertamanya menjadi mahasiswa, tetapi dia sudah telat. Sesampainya disana terlihat para maba sudah berbaris dilapangan, byungchan langsung saja menyerobot dan masuk kedalam barisan. Tanpa byungchan sadari sepasang mata sejak tadi menatap kearahnya.

..
..

"Terus lari dek, baru dua putaran. Masih tiga kali lagi."

"Iya kak iya, ini juga lagi lari."
Jawab byungchan, karna ternyata ada senior yang sadar kalau dia telat. Akhirnya dia harus berlari lima putaran.

"Kamu tuh dibilangin malah ngejawab ya."
Ucap senior itu kesal.

"Loh, kan emang bener saya lagi lari kak."
Jawab byungchan sambil berteriak, dengan nafas yang terengah.

..
..

"Hah.. hah.. hah."
Byungchan terduduk dipinggir lapangan, dengan nafas yang masih tak beraturan.

"Dasar nenek lampir.
Gumam byungchan sambil menatap seniornya tadi dari jauh.

"Siapa nenek lampir?."
Ucap seseorang dan membuat byungchan kaget.

"Hhmm.. aahh.. iitu.. aanu kak."

Trak...

Senior itu meletakan sebotol air mineral didekat byungchan, dan membuat byungchan melongo.

"Diminum."
Ucap senior itu, kemudian dia meninggalkan byungchan yang masih melongo.

"Hheo chan."
Gumam byungchan pelan, setelah melihat kartu panitia maba yang dipakai seniornya tadi. Kemudian seutas senyum terlihat dari wajah byungchan.

CHANCE || COMPLETE  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang