CHANCE || COMPLETE ☑

14. Seojun 👶

Lima tahun kemudian.

Seungsik dan bibi kang sedang merapihkan beberapa barang dikedai mereka. Saat ini bibi kang sudah tidak berjualan dipinggir jalan lagi, melainkan dia sudah memiliki kedai kecil yang tidak jauh dari rumah mereka.

"Sik, sudah jam tujuh. Kamu pulang dulu dan lihat seojun, nanti dia menangis lagi mencarimu."
Ucap bibi kang sambil tersenyum.

"Heem, sik pulang kerumah dulu ya bi. Nanti sik kembali kesini dengan seojun."

"Iya, udah sana cepat."
Ucap bibi kang, sambil menepuk punggung seungsik pelan.

Setelah berpamitan dengan bibi kang, seungsik bergegas kembali kerumahnya. Setibanya dirumah, seungsik langsung menuju kamarnya, dan terlihat putranya yang masih tertidur.

"Seojun sayang."
Ucap seungsik, sambil mengusap lembut kepala seojun.

"Eungh."
Lenguh seojun, sambil meregangkan tubuhnya.

"Sayang, bangun yuk. Katanya mau ikut mama kekedai nenek."

Mendengar suara seungsik, membuat seojun refleks bangun dari tidurnya. Seojun duduk menghadap seungsik, sambil mengucek kedua matanya.

"Ayah mana mama?."
Tanya seojun sambil mendekat kearah seungsik.

"Ayah belum datang sayang."
Jawab seungsik sambil membawa tubuh seojun kepelukannya.

"Ayah bilang mau kesini pagi-pagi."

"Mungkin sebentar lagi ayah sampai."

"Mama, besok aku sudah mulai sekolah ya?."
Tanya seojun sambil mendengak menatap seungsik.

"Iya sayang, besok seojun sudah masuk sekolah. Berarti seojun tidak boleh telat bangun ya."

"Huum."
Jawab seojun sambil menganggukan kepalanya.

"Oiya mama, besok ayah dan mama yang antar aku kesekolah kan?."

"Iya, besok ayah dan mama yang antar seojun kesekolah."

"Yeay."
Teriak seojun senang.

"Sekarang kita mandi ya, sebentar lagi ayah sampai."

"Oke mama."
Jawab seojun.

🌺🌺🌺🌺🌺

Selang dua puluh menit berlalu, terdengar suara mobil yang terparkir didepan rumah. Membuat seojun yang sedang sarapan turun dari bangkunya.

"Seojun sayang, habiskan dulu makanannya nak."
Ucap seungsik yang melihat seojun berlari.

"Sebentar mama, aku mau susul ayah."
Teriak seojun sambil berlari, dan membuat seungsik tersenyum sambil menggelengkan kepala. Kemudian dia berjalan menyusul seojun kedepan.

"Ayah chan."
Teriak seojun, sambil berlari dan menubruk tubuh chan.

"Halo jagoan ayah."
Jawab chan sambil membawa seojun kegendongannya.

"Ayah kenapa lama sekali?, aku tunggu ayah sejak tadi. Mama sudah masak makanan untuk kita."

"Maafkan ayah ya, tadi ada seorang kakak yang sakit. Jadi ayah harus berikan kakak itu obat dulu."