18. Han Seojun ❤

903 85 60
                                    

Drrtt...

Ponsel seungwoo berbunyi, membuat seungwoo yang tertidur sedikit terganggu dengan bunyi ponselnya sendiri. Seungwoo terbangun dari tidurnya, dan dia masih berada dikamar seungsik.

Rowoon Calling.

"Ya."

"Lu dimana woo?."

"Dirumah."

"Rumah?."

"Iya, dirumah orangtua gue."

"Oke gue kesana."

"Gimana hasilnya?."

"Kita bicarain disana nanti."

"Oke."

Tut.

Sambil menunggu rowoon tiba, seungwoo merapihkan sedikit kondisi rumah itu. Dia mengangkat semua kain penutup diruang tamu, dan membersihkan debu disana. Kemudian seungwoo membuka pintu halaman belakang rumahnya, agar udara segar dapat masuk kedalam.

Selang tiga puluh menit berlalu, terdengar suara mobil rowoon yang terparkir didepan.

Ceklek...

Pintu rumah seungwoo dibuka, dan muncul sosok rowoon disana.

"Kita kehalaman belakang aja, disana lebih bersih."
Ucap seungwoo yang melihat rowoon, sedangkan rowoon hanya menganggukan kepala.

Rowoon mengikuti seungwoo dari belakang, kemudian mereka duduk dibangku yang sudah seungwoo siapkan.

"Gimana?."
Tanya seungwoo, membuat rowoon langsung menyodorkan amplop putih yang berisikan hasil tes DNA seojun.

Seungwoo membuka amplop itu, dan dia membaca dengan teliti setiap tulisan disana. Seungwoo terdiam, bibirnya seakan keluh, tak ada satu kalimat keluar dari mulutnya. Hati seungwoo seakan teriris, mengingat wajah seojun saat pertama kali dia melihatnya.

Lima tahun dia membiarkan seungsik pergi, lima tahun dia menelantarkan darah dagingnya. Seharusnya dia pergi mencari seungsik sejak lama, bukan hanya berdiam diri membiarkan cintanya pergi begitu saja. Seungwoo meremat kertas ditangannya, sungguh dia menyesal dan kecewa pada dirinya sendiri.

"Harusnya gue cari dia woon, bukan malah ngebiarin dia pergi gitu aja."
Ucap seungwoo membuka suara, setelah hampir sepuluh menit mereka saling terdiam.

"Lima tahun. Gue nelantarin mereka lima tahun."
Lanjut seungwoo, yang kini sudah menundukan kepalanya.

"Gak semuanya salah lu woo. Lu memang salah karna rasa cemburu lu yang berlebihan. Dan bodohnya lu nyakitin dia, dan ngebuat dia pergi, tanpa ngasih tau kalo dia lagi hamil anak lu. Tapi perihal seojun, lu gak benar-benar menelantarkan dia, karna lu sendiri gak tau kalo dia ada."
Ucap rowoon, sambil menoleh kearah seungwoo yang masih menundukan kepalanya.

"Gue tau. Kenapa lu gak cari seungsik, karna lu lagi membenahi hati lu yang penuh rasa bersalah sama dia. Gue liat lu sehancur itu, bahkan lebih parah dari pada seungwoo yang gue kenal, saat orangtua lu wafat."

"Kalo lu emang mau nebus semuanya, bawa mereka kembali sama lu woo. Tebus lima tahun itu dengan ribuan kebahagiaan yang bisa lu kasih. Sembuhin luka seungsik yang lu tores, bahagiain seojun dengan menjadi sosok ayah yang selama ini dia tunggu."
Lanjut rowoon, sambil menepuk pundak seungwoo pelan.

"Tapi, apa seungsik mau kasih gue kesempatan untuk memperbaiki semuanya woon?."
Tanya seungwoo, yang seakan sudah tidak yakin seungsik dapat memaafkan seluruh kesalahannya.

CHANCE || COMPLETE  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang