"Henggar"
"Henggar"
"Jangan pura-pura nggak denger yah, cepet bangun udah siang. Kebiasaan banget abis shalat subuh tidur lagi"
Bukannya gue nggak denger omelan mamah, gue lagi mager buka mata. Kalo bisa mager berangkat sekolah.
"Henggar"
Gue mengernyi waktu mamah buka selimut gue. Silau banget.
"Cepet bangun mama potong uang jajan kamu."
"Ma, kemari aja udah di potong. Masa di potong lagi."
Gue duduk bersandar, sambil mengumpulkan nyawa.
"Itu karena kamu rusakin tanaman hias mama." Mama merapikan kamar gue yang udah kayak kapal pecah.
"Orang daunya bolong-bolong di makani ulet, di bilang tanaman hias."
"Memang seperti itu daunnya anak ganteng. Mending kamu ke hutan cari tanaman hias. Siapa tau bisa kaya."
Dengan gerakan lambat gue merubah posisi duduk menjadi rebahan lagi.
"Kamu berani tidur lagi. Mama nggak bakal kasih uang jajan kamu selama setahun."
"Ck," gue menyibak selimut. Lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi.
"Jangan kelamaan mandinya, udah jam tujuh lebih empat puluh menit."
Shitt
•••
Gue menuruni tangga dengan tergesa-gesah. Udah telat pake banget. Belum ngerjain tugas lagi gue.
"Anak bujang, makan dulu." Perintah Papa yang lagi ngopi sambil baca koran. Santuy banget idupnya.
Gue mencomot selembar roti tawar tanpa selai. Lalu merebut segelas susu coklat di tangan bang Haikal.
"Udah Pah. Henggar anak ganteng berangkat."
Gue mencium punggung tangan Papa, Mama di lanjut kak Anggi. Lalu gue mencium dahi bang Haikal. Setelah itu gue lari keluar rumah.
Hitung mundur.
Tiga
Dua
Sat__
"Jijik banget Henggar!"
Suara bang Haikal menggelegar. Bang Haikal paling anti kalo di cium. Salaman aja dia nggak mau kalo cium tangan. Gue juga nggak tau kenapa.
Gue mengucapkan terimakasih sama pak satpam yang udah berinisiatif memanaskan motor gue. Gue jadi langsung tancap gas.
•••
"Alhamdulillah ya Allah, akhirnya gue bisa mendarat dengan sempurna."
Gue menepuk-nepuk celana seragam gue yang sedikit kotor. Setelah di rasa aman gue berlari menuju kelas gue, sebelum pak Tri patroli.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY OM
Novela Juvenil"OM!" "udah di bilangin jangan ikut-ikutan panggil gue OM" "Suka-suka gue dong" "Mulai hari ini panggil gue sayang" kata Henggar sungguh-sungguh. "Kalo gue nggak mau" tantang Aneska, melipat tangannya di depan dada. "Apa susahnya sih love kita fl...