10.NESKA •Dasar manja•

648 50 0
                                    

Helaian napas lelah terdengar dari beberapa orang yang sedang mengantri di depan mesin ATM. Termasuk gue, udah setengah jam gue anterin di bawah sinar matahari yang terik, biasanya nggak seramai ini.

Sialnya dua mesin ATM lagi eror dan hanya menyisakan satu mesin ATM yang bener. Kalo mau berpindah tempat gue harus naik angkot lagi dan itu bakalan semakin jauh dari rumah Stela.

Hari ini gue mau ngerjain tugas di rumahnya Stela, habis itu kita mau nobar. Kata Elina dia punya Drakor baper. Sialnya bang Brian nggak bisa jemput gue, si Bianca udah pulang duluan bareng Bintang sebelum gue keluar kelas.

Gue membuka tas dan mengambil ponsel gue. Ada yang telfon.

"Halo, iya kenapa?"

"Lo dimana?"

"Masih antri"

Stela menghela napasnya. "lama banget."

"Antriannya panjang"

"Beliin gue plester penurun demam, ya."

Gue mengerutkan dahi. Buat apaan? Gue mau tanya lebih lanjut tapi orang di depan gue udah selesai.

"Hem, iya" gue mengapit ponsel gue di antara kepala dan bahu gue. Gue masukin kartu ATM gue ke dalam mesin.

"Beli dua." Pesan Stela.

"Iya. Gue tutup ya, udah giliran gue."

"Eh tunggu, sekalian beli cemilan juga buat nonton." Kata Stela terkekeh.

Gue merotasikan bola mata gue "Iya. Gue beliin. Udah dulu bye."

Tut

Gue memasukkan kembali ponsel gue kedalam tas. Gue harus cepet-cepet sebelum orang yang antri di belakang gue ngamuk.

Setelah kelar gue langsung keluar dan pergi ke minimarket di seberang jalan.

"Plester penurun demam." Gue mencari di rak obat-obatan. Setelah ketemu gue langsung pindah ke rak makanan ringan.

"Neska."

Gue menoleh. "Jodoh emang nggak kemana" batin gue.

•••

Gue mengetuk pintu rumah Stela. Tadi gue di anterin sama kak Hanif kesininya. Setelah berpanas-panasan akhirnya liat yang adem juga.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, temennya Stela ya."

Gue mengangguk. Gue mencium punggung tangan tante Ayu. Nyokapnya Stela.

"Langsung ke kamar aja, udah pada di atas. Maaf ya, tante tinggal ada urusan."

Gue tersenyum. "iya nggak apa-apa, tan." Jawab gue.

"Yaudah tante pergi dulu." Pamit tante Ayu. Setelah nyokapnya Stela keluar, gue langsung naik ke kamar Stela di lantai atas. Dari luar aja udah kedengeran berisiknya. Tapi tunggu... Gue kayak denger suara Bianca.

Karena nggak ada yang nyaut setelah gue ketuk pintu, akhirnya gue langsung masuk aja. Mata gue berhenti ke atas kasur. Ada Stela yang lagi bersandar di kepala ranjang senyum-senyum sendiri sambil main ponsel. Di karpet ada Elina dan Bianca yang lagi cekikikan di depan laptop. Di balkon ada Yonna yang lagi main gitar, ya. Meski nggak tau nadanya kemana. Terus yang lagi tidur di sebelah Stela itu siapa? Nggak mungkin Esa dong.

"Eh.. Nes. Udah nyampe? Dari kapan?" Tanya Bianca beruntun.

Gue menghela napas. "Dari subuh" jawab gue asal. "Ngapain lo disin" tanya gue.

OH MY OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang