"Lo pikir lagi naik bus apa nyender di bahu. Ini lagi tangan lo nggak usah glendotan, udah kayak monyet. Risih gue tuh." Gue mendorong badan Karin menjauh dari gue.
"Kenapa sih, Nggar." Tanya Karin sedikit kesal.
"Tuh kan, Neska pergi. Lo sih." Kesal gue.
"Makannya kalo mau selingkuh pilih-pilih tempat." Sindir Iqbal.
"Ini mah udah di pastika, si Neska nggak bakalan mau liat muka lo lagi, Nggar." Kata Raka.
"Cih, ngomongnya mau setia sama Neska, tapi apa sekarang. Mesra-mesraan sama cewek lain." Cibir Bintang, dengan santainya dia menyedot es teh manis gue sampai habis.
"Asu lo pada bukannya bantuin gue." Gue berdiri sebelum pergi mengejar Neska, terlebih dahulu gue menjitak kepala Bintang, Iqbal dan Raka yang memang duduk berjejer.
"Anjing." Umpat mereka kompak.
Gue kejar Neska yang lari ke arah taman belakang. Kaki gue berhenti di belokan koridor waktu nggak sengaja gue denger seperti suara Neska bilang 'kangen'. Gue melangkah lebih dekat bersembunyi di balik tembok. Neska nangis di pelukan si Arab.
Gue mengepalkan tangan lalu menedang tong sampah, nggak perduli membuat kucing yang lagi tiduran di dekat tong sampah jadi kaget. Gue puter balik lalu naik ke atas rooftop. Gue butuh rokok.
•••
"Woi! Anak haram. Bolanya ambil bawa kesini." Gue melirik bola yang berhenti tepat di samping kaki gue.
"Woi!"
Gue masih diam di tempat, duduk bersandar di pohon pinggir lapangan dengan nyaman. Dari kejauhan gue liat Dino dan kedua temannya jalan kearah gue.
"Heh! Lo tuli apa budek."
Gue memejamkan mata, menikmati musik yang lagi gue puter melalui aerphone. Enggan menanggapi Dino yang berujung bikin naik darah.
"Kasian gue sama lo, terlahir dari wanita perebutan suami orang."
Gue masih menahan emosi gue agar nggak meledak.
"Nyokapnya Henggar pelakor." Kata salah satu teman Dino.
Dino terkekeh. "Iya, lebih tepatnya wanita simpanan. Orang nggak bener."
Habis sudah kesabaran, gue melepas aerphone di kedua telinga gue dengan kasar.
Bugh
Gue menerjang Dino dan memukul rahangnya. Dino tersungkur ke atas rumput. Dia terkekeh sambil mengusap darah yang mengalir di ujung bibirnya.
"Lo nggak terima di katain anak haram" Dino meludah.
Bugh
Satu pukulan lagi mengenai rahang kiri Dino.
"Bener kan, nyokap lo itu wanita nggak bener."
Bugh
"Perebut suami orang."
Bugh
"Lo itu cuma sampah."
Bugh
Bugh
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY OM
Teen Fiction"OM!" "udah di bilangin jangan ikut-ikutan panggil gue OM" "Suka-suka gue dong" "Mulai hari ini panggil gue sayang" kata Henggar sungguh-sungguh. "Kalo gue nggak mau" tantang Aneska, melipat tangannya di depan dada. "Apa susahnya sih love kita fl...