25.HANIF •Sebelum terlambat•

269 31 0
                                    

Nama gue Hanif Reiki Savian, ini tahun terakhir gue jadi siswa di masa putih abu-abu. Dulu gue punya sahabat, kita deket banget. Sampai pernah gue di katain belok karena nggak pernah jalan sama cewek. Tapi sekalinya gue suka sama cewek, itu malah jadi malapetaka buat gue. Gue sama Tonda Aldino--sahabat gue menyukai satu cewek yang sama. Ariska Fredella Masashi

•••

"Pacaran, yuk"

Riska terkekeh. "Lo ngajakin gue pacaran?"

Gue mengangguk, meski terkesan biasa tapi nyatanya jantung gue berdebar nggak karuan, belum lagi keringat dingin dan tangan gue yang gemetaran. Sebenarnya gue udah suka sama Riska sejak kita sama-sama masih di SMP. Tapi baru sekarang gue berani ngungkapin perasaan gue.

"Udah gue tungguin dari dulu juga, baru nembaknya sekarang." Riska cemberut.

Tangan gue terulur mencubit pipi Riska. "Jadi gimana? Di terima, nggak?"

"Ya iya lah. Lo itu barang langka." Jawabnya.

"Enak aja barang langka." Protes gue.

"Permintaan pertama gue setelah kita jadian. Lo harus traktir gue makan selama sebulan."

Gue mendengus. Mungkin kalo cuma bakso sama es teh manis gue masih sanggup. Modelan cewek matre kayak Riska nggak bakalan mau makan yang gituan.

"Lo mau bikin gue bangkrut, terus di gantung sama bokap karena ngabisin duit dia." Tanya gue lesu.

Riska tertawa. "Gue tobat jadi cewek matre. Cowok modelnya kayak lo mana punya duit banyak." Cibirnya.

Gue beristighfar, untung sayang. "Terus mau minta traktir apa?"

"Em... Apa aja gue mau, asal lo nemenin gue makan."

Gue tersenyum lalu mengusap rambut dia pelan. "Yakin, cuma itu?"

Riska mengangguk polos. "Gue bosen makan sendirian terus."

Yang gue tau Riska tinggal sendirian, setelah orang tuanya bercerai.

"Oke, sebulan. Tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Nggak boleh ada yang tau tentang hubungan kita."

•••

Setelah nganterin Riska pulang gue mampir dulu ke rumah Al, niatnya mau pamer setatus baru. Pas buka pintu kamar malah orangnya lagi senyum-senyum sendiri.

"Ngapa lo senyum-senyum sendiri." Gue merebahkan badan gue di samping Al.

"Gue lagi jatuh cinta." Jawabnya.

Gue tertawa. "Sama gue."

"Idih amit-amit gue masih normal dan waras." Protes Al.

"Gue jatuh cinta pada pandangan pertama kayaknya." Kata Al. Sambil memperhatikan ponselnya.

Karena penasaran gue rebut ponsel Al yang lagi dia pegang. "Heh! Main rebut bae lo." Omelnya.

Di dalam foto ada dua cewek yang sama-sama memakai seragam SMA, tersenyum manis kearah kamera. Tanpa terasa sudut bibir gue tertarik.

OH MY OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang