32.HENGGAR •Perhatian yang tersembunyi•

272 34 0
                                    

"udah dong love, lo jangan cemberut." Gue masih membujuk Neska yang nggak mau ngomong sama gue. Nggak tau setan dari mana kenapa Gue tiba-tiba cium dahi Neska.

"Dasar bego, udah gue bilang jangan pacaran di uks malah lo cium dia." Kata Bianca yang lagi main HP di atas ranjang.

"Gue balik ke kelas, lo udah nggak sakit 'kan." Neska berdiri. Kalo aja badan gue nggak lemes udah gue cegat Neska.

"Love. Maaf deh, ya. Jangan marah dong, please." Kata gue dengan muka di buat memelas.

"Udah maafin aja napa sih Nes, gue kasian sama si Henggar. Lagi sakit beneran loh, dia  panas badannya." Bianca ikut membujuk Neska.

Neska menghela napas. "Oke, gue maafin."

"Yes!" Pekik gue. Tapi setelahnya gue memijit pelipis gue yang terasa berdenyut.

"Udah tau lagi sakit, kebanyakan gaya." Omel Neska. Dia menyentuh dahi gue. "Tunggu gue ambil kompresan."

Gue mengangguk.

"Seneng lo." Bisik Bianca.

Gue menoleh lalu tersenyum. "Lumayan." Tadi skenarionya gue minta Bianca pura-pura tidur biar gue bisa ngobrol berdua sama Neska. Eh, tapi ini malah di luar skenario, malahan lebih indah.

"Rebahan yang bener jangan nyamping."

Sesuai instruksi dari Neska gue mengubah posisi tidur gue jadi terlentang. Meski ngomongnya jutek tapi gue tetep suka kok.

Neska mulai mengompres dahi gue. Gue memejamkan mata. "Love." Panggil gue.

"Hem."

"Seberapa banyak lo nolak gue, gue bakalan terus usaha buat dapetin lo. Gimanapun caranya."

Setelahnya gue bener-bener masuk ke alam mimpi.

•••

Gue menatap bingung para sahabat-sahabat gue yang anteng. Di samping ranjang gue yang tadi buat tiduran Bianca, ada Raka sama Bintang yang lagi tidur. Ya, mereka tidur seranjang berdua, gue juga nggak tau itu ceritanya gimana.

Di samping ranjangnya lagi ada Zico sama Esa yang sama-sama lagi main HP, mereka nggak tiduran cuma duduk. Zico yang duduk bersandar dan Esa yang duduk di ujung ranjang.

Arsen duduk di kursi sambil baca buku, dan terakhir di bocil Iqbal yang duduk di kursi  samping ranjang gue lagi mainin rambut gue sambil ngalamun.

"Woy." Kata gue berbisik.

"Wow! Henggar udah bangun. Ya Allah Nggar, gue sampai gabut nunggui lo bangun." Heboh Iqbal yang emang bocahnya nggak tau tempat.

"Lo ngapain pada kesini?" Tanya gue sedikit nggak suka. Tadi 'kan gue penginnya pas gue bangun orang yang pertama gue liat Neska, kayak tadi pas terakhir gue liat. Lah ini malah di suguhi pemandangan para cowok-cowok buluk.

"Ya, Allah Nggar. Lo udah di tungguin malah kayak gitu balasan lo." Kata Iqbal dramatis.

"Tau nih bocah satu, kita bela-belain nggak pulang dulu demi nungguin lo yang tidur udah kayak cosplay orang mati." Kata Zico turun dari ranjang.

"Yeh, gue kan nggak minta." Jawab gue cuek. "Kuy, cabut." Ajak gue lalu turun dari ranjang.

"Heh! Lo mau kemana?" Tanya Esa.

"Pulang. Lo mau pada nginep di sini?" Tanya gue.

"Ya nanti, ini duo curut susah di banguninnya." Kata Zico yang lagi berusaha membangunkan Raka sama Bintang.

OH MY OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang