Prang
Sial. Bola yang gue tendang meleset jauh.
"Hati boleh panas, tapi kepala jangan. Lo baru aja me-ca-hin kaca jendelanya pak Slamet. La-gi."
Gue mengacak-acak rambut gue penuh emosi.
"Samperin gih."
Gue menghela napas. Seorang bapak-bapak keluar dari rumah memakai sarung dan atasan sinlet. Dengan kumis tebal dan perut buncitnya. Beliau sedang berkacak pinggang sambil memegangi bola, celangak-clinguk mencari si pelaku pemecahan kaca jendelanya.
"Cepet."
Temen gue Pandu Eka Setiawan. Mendorong bahu gue untuk menemui orang yang udah gue pecahin kaca rumahnya.
"Assalamualaikum, pak Slamet." Gue mencium punggung tangan pak Slamet, seperti bau terasi.
"Hem. Waalaikumsalam."
"Maaf pak. Saya yang pecahin kaca jendela pak Slamet." Kata gue dengan sangat hati-hati.
Sambil memelintir kumisnya, belum lagi mukanya yang sangar membuat nyali gue ciut. Pak Slamet menatap gue dari atas ke bawah. "Kamu lagi."
Gue mengangguk lalu tersenyum kikuk.
"Ganti rugi tiga ratus ribu."
Gue melotot. Kaca paling berukuran 25 centimeter, tiga ratus ribu? Yang bener aja.
"Tapi pak__"
Pandu menyikut lengan gue. "Iyain aja, dari pada tambah panjang urusannya. Mukanya serem" Bisik Pandu.
Gue menghela napas. "Tapi saya lagi nggak bawa uang pak, kalo besok gimana?"
"Hem." Pak Slamet mengangguk.
"Kita permisi dulu pak, assalamualaikum." Gue kembali mencium punggung tangan pak Slamet lalu mengambil bola yang masih pak Slamet pegang.
Mampus. Dapet duit Tiga ratus ribu dari mana?
•••
Nama gue Henggar Orion masashi. Anak terakhir dari tiga bersaudara. Kakak gue kembar. Kak Hanggini Nirmala Atmaja dan bang Haikal Delvin Atmaja. Kak Anggi yang lahir dulu sepuluh menit kemudian baru bang Haikal.
Kenapa marga kita nggak sama? Karena kita saudara tiri. Nyokap gue Elsa Suharso menikah dengan bokap gue Naufal Masashi. Waktu itu bang Haikal dan kak Anggi masih sekitar tiga tahun, saat ayah kandung mereka Reno Atmaja. Meninggalkan mereka entah kemana. Setelah om Reno pergi dari rumah tanpa kabar, Mama memutuskan bercerai dengan om Reno. Mama dan Papa, nggak sengaja ketemu di acara reunian SMA. Setelah itu mereka semakin dekat. Kakak dan abang gue juga mulai dekat dan mau menerima Papa menjadi ayah sambung bagi mereka. Setahun kemudian mereka menikah dan keluarlah gue.
Menjadi anak bungsu, nggak membuat gue di manja. Kedua saudara gue, sering memperlakukan gue dengan tidak mengenakan. Gue sering di jaiin cosplay pembantu mereka. Gue terpaksa melakukan itu karena lagi pengin sesuatu tapi nggak di kasih sama Papa. Akhirnya gue minta ke kakak dan abang gue yang baik hati.
Meski mereka begitu. Kakak dan abang gue sayang banget sama gue.
Papa itu orangnya tegas dalam mendidik anak-anaknya. Beliau juga humoris. Dan pastinya lebih ganteng gue dari pada bokap. Kakek gue orang Jepang, beliau udah meninggal dari Papa masih SMA. Papa anak tunggal. Nenek gue Linda masashi. Beliau tinggal di Surabaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY OM
Ficção Adolescente"OM!" "udah di bilangin jangan ikut-ikutan panggil gue OM" "Suka-suka gue dong" "Mulai hari ini panggil gue sayang" kata Henggar sungguh-sungguh. "Kalo gue nggak mau" tantang Aneska, melipat tangannya di depan dada. "Apa susahnya sih love kita fl...