Semalem gue nggak bisa tidur karena pengin cepet-cepet hari ini. Semalem setelah gue menangin game, untuk pertama kalinya bang Brian bolehin gue ngajakin Neska berangkat sekolah bareng.
Dulu boro-boro, gue main ke rumahnya aja suka di usir, bang Brian itu overprotektif banget ke Neska. Sampa waktu bang Brian tau kalo gue pacarin adeknya, dia orang pertama yang nyuruh kita putus.
Dan sekarang. Bang Brian-nya udah kasih lampu hijau, tapi Neska-nya yang nggak mau. Eits .... Neska bukan nggak mau, dia cuma gengsian.
Setelah shalat subuh tadi gue nggak lanjut tidur lagi, gue langsung mandi. Gue pengen tepat waktu jemput Neska. Nggak mau dia nunggu lama.
"Wihh... Tumben, mau kemana?"
Gue melirik ke arah pintu, bang Haikal menyembulkan kepalanya.
"Nggak mau lo ralat dulu pertanyaan lo, bang."
Bang Haikal mengerutkan alisnya. "Ralat? Enggak."
"Ya, terus lo ngapain nanya gue mau kemana? Ya sekolah bang." Kata gue kembali menghadap cermin menyisir rambut gue agar lebih terlihat tampan. Nanggepin bang Haikal benar-benar un-faedah.
"Iya maksud gue, lo mau kemana udah pake seragam? ini baru jam tiga pagi."
"Hah! Gila! Yang bener lo." Sumpah gue nggak tau mau kayak gimana ngatur ekspresi gue.
Bang Haikal terbahak. "Rajin banget sih adek gue jam tiga pagi udah mau berangkat sekolah, mau buka gerbang lo?"
Gue mendengus menatap jam dinding yang ternyata nggak bergerak sama sekali dari pertama gue bangun masih sama kayak sekarang jam lima.
"BTW kemarin gue pinjem batre jam lo, soalnya jam weker gue mati, hehe.." bang Haikal nyengir kuda.
Tanpa berpikir dua kali gue langsung menerjang bang Haikal yang masih di depan pintu.
Bruugg
Bang Haikal pinter emang, pintunya malah dia tutup gue sampai berasa mantul ke belakang. Dan berakhir jatuh terduduk.
"Arrggghhh! Bang Haikal!!" Erang gue kelewat kesel. Jidat gue jadi benjol sekarang. Memar yang kemarin aja belum sembuh ini udah di tambah lagi.
Brak
"Lah lo kenapa Nggar."
Tanpa dosanya dia buka pintu lagi dan nanya ke gue 'gue kenapa?'
"Temen gue ada yang tau jasa santet online, ada di mana loh bang." Kata gue masih duduk di lantai.
"Oh iya, mau dong kontaknya."
•••
"Kenapa sih Nggar mukanya kusut banget, kamu mandi nggak sih?"
Gue melirik Mama yang lagi ngambilin nasi goreng buat gue. Setelah insiden tadi pagi gue nggak tidur lagi, karena nabrak pintu kepala gue jadi pusing. Sekarang aja masih berasa pusingnya.
"Nggak sopan banget sih lo, di tanyain Mama diem aja." Kata kak Anggi yang duduk di seberang kursi gue.
"Ck, tanya langsung sama kembaran lo."
Gue buang muka, males liat mukanya bang Haikal. Nggak minta maaf lagi ke gue setelah apa yang udah dia lakukan.
"Kenapa?" Tanya kak Anggi.
Bang Haikal cuma mengangkat kedua bahunya cuek. Emang bener ini orang, ngibarin bendera perang sama gue.
"Yang tadi pagi ribut-ribut itu kalian?" Tanya Papa yang baru keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY OM
Teen Fiction"OM!" "udah di bilangin jangan ikut-ikutan panggil gue OM" "Suka-suka gue dong" "Mulai hari ini panggil gue sayang" kata Henggar sungguh-sungguh. "Kalo gue nggak mau" tantang Aneska, melipat tangannya di depan dada. "Apa susahnya sih love kita fl...