35.HENGGAR •Gara-gara sambel"

251 30 0
                                    

Meski bahunya sempit tapi benar-benar nyaman. Gue juga suka wangi parfumnya, manis kayak orangnya.

"Astaghfirullah Henggar, gue ngomong sama lo dari tadi. Gila apa lo? Senyum-senyum sendiri."

Tiba-tiba tangan Pandu yang bau meraup muka gue.

"Anji---" gue menghela napas, hampir aja kelepasan. "Tangan lo bau oli."

Pandu nyengir. "Tadi sore habis praktek, tapi gue udah cuci tangan udah mandi juga masa masih bau." Pandu memperhatikan kuku jarinya yang berwarna kehitam-hitaman.

"Gue dari tadi ngomong sama lo." Katanya.

"Apa?" Tanya gue malas.

"Lo habis dari mana? Itu kenapa baju sampai basah kayak gitu. Joging?"

Gue menghela napas memutar kembali memori terakhir gue, sampai gue harus terdampar di rumah pandu.

"Ah, bacot lo. Minggir, gue capek." Gue menggeser badan Pandu yang menghalangi pintu.

"Jawab dulu pertanyaan gue bego."

"Dari rumah Neska." Gue melirik jam dinding. Gila udah jam satu pagi.

"Yang bener lo jam segini ke rumah doi, mau di gebukin masa?"

"Ck, nggak percaya." Gue merebahkan badan di sofa. Capeknya baru terasa.

Pandu duduk di samping gue. "Serius." Tanyanya.

"Iya, ada air panas nggak gue pengin mandi."

"Emm... Gue tau nih, lo pasti lagi ngambek kayak anak cewek kan. Terus kabur."

"Nggak kayak anak cewek juga."

"Lo kan kalo ada masalah suka kabur." Gumam pandu.

Gue melirik Pandu. "Ck, Kak Riska mau tinggal di rumah."

"Bagus dong." Kata Pandu enteng banget. "Lo kan jadi nambah kakak, nggak kayak gue sendirian. Kenapa sih dulu nyokap nggak kasih gue adek atau kakak gitu gue kan jadi kesepian, eh tapi jadi anak tunggal enak juga---"

"Tuh kan sampai lupa." Pandu menepuk dahi. "Gue mau keluar sebentar." Katanya.

Gue melirik Pandu sinis. "kayaknya yang mirip cewek itu lo. Ngoceh teros" Sindir gue.

"Ck." Pandu berdecak. Lalu masuk kedalam kamar.

"Jam segini? Lo mau kemana?" Tanya gue, saat Pandu udah keluar dari kamar sambil menenteng jaket.

"Gue mau beli nasi goreng. Lo kalo mau mandi, baju-baju lo ada di lemari gue. Terus itu gas di rumah lagi habis, jadi lo mandinya pake air dingin aja. Eh satu lagi lo mau nasi gorengnya nggak?"

"Pake duit lo, gue nggak bawa dompet."

"Gue udah tau dari muka gembel lo yang pasti lagi nggak punya duit." Pandu terkekeh.

"Tai lo. Udah sana pergi gue laper." Gue menendang bokong Pandu biar cepet keluar.

"Jangan berisik lo, nanti emak gue bangun." Pesan Pandu.

"Hem."

Gue bersandar di sandaran sofa saat Pandu benar-benar keluar. Kaki gue udah terasa pegal-pegal.

"Heh! Nggar!"

Gue terlonjak kaget, saking kagetnya gue sampai berdiri, emang si Pandu nggak punya otak.

"Apa!?" Gue mendelik.

Pandu terkekeh. "Kocak banget muka kaget lo."

Gue mendengus.

OH MY OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang