34.NESKA •Perihal motor•

236 30 0
                                    

Weiiitttsss, sebelum baca follow akunnya dulu sesisesol

•••

Setelah insiden di parkiran kemarin, gue  jadi ngerasa canggung sama Henggar. Gue merutuki diri gue sendiri yang dengan bodohnya merasa cemburu melihat Henggar sok manis sama cewek lain, eits tunggu. Emang beneran gue cemburu?

Gue mengetuk-ngetuk kepala gue. Sial, sial, sial. Kenapa gue jadi malu.

"Ahh...  Mamih! Neska harus gimana!" Teriak dalam hati. Ya kali gue teriak beneran yang ada nanti bang Brian denger, dan setelah itu gue bakalan jadi bahan bulian.

Gue menghela napas lalu menutup muka gue dengan bantal. "Gue nggak mau ketemu Henggar lagi." Gumam gue.

"Selamat doa anda sepertinya belum terkabul."

Gue terlonjak kaget sampai bantal yang lagi gue pegang buat nutupin muka, terlempar. Saat tiba-tiba ada suara makhluk astral terdengar.

"Bisa ketuk pintu dulu nggak kalo mau masuk, anak pintar?" Kata gue menyoroti bang Brian yang dengan santainya bersandar di pintu dengan tangan di lipat di depan dada.

Bang Brian mengangguk. "Udah di ketuk kok pintunya, anak bodoh. Lo aja yang nggak denger." Jawab bang Brian santai.

Gue mengerutkan alis, perasaan tadi nggak ada yang ngetuk pintu.

"Halah udah nggak usah kebanyakan mikir, di bawah ada Henggar. Temuin gih."

Mata gue melotot, ya ampun ngapain dia kesini lagi. Nggak cukup apa kemarin udah bikin gue malu.

"Suruh dia pulang aja bang, gue ngantuk mau tidur." Gue merebahkan badan gue memunggungi bang Brian yang masih berdiri di ambang pintu.

"Nggak sopan banget sih lo jadi orang, udah cepet temuin. Gue tau lo cuma pura-pura ngantuk."

"Ck." Gue merubah posisi gue menjadi duduk. "Bang, gue nggak mau ketemu sama dia." Rengek gue.

Bang Brian mengibaskan tangan. "Ck, alay lo. Cepetan turun." Kata bang Brian lalu pergi dari kamar gue.

Gue menghembuskan napas, percuma gue tadi di sekolah menghindar dari Henggar, kalo sekarang malah orangnya kesini.

Gue kembali merebahkan badan gue ke atas kasur sambil menatap langit-langit kamar gue.

"Temui nggak yah." Monolog gue. Gue menghembuskan napas dengan kasar. Nggak sopan banget kalo gue ngusir tamu.

•••

"Mau apa lo kesini." Gue duduk di depan Henggar yang dari tadi cuma menunduk. Nggak kaya biasanya pecicilan.

Henggar mengangkat kepalanya lalu tersenyum tipis ke gue, benar-benar pemandangan yang langka. Tapi kenapa gue malah nggak suka sama Henggar yang kalem kayak sekarang.

"Di taman rame banget Love, kesana yuk." Ajak Henggar.

Gue menghembuskan napas gue pelan. Dia kesini jauh-jauh cuma buat ngajak gue ke taman.

"Ogah, kalo lo kesini cuma ngajakin gue ketaman mending lo pergi sendiri aja." Jawab gue.

Henggar kembali tersenyum tipis. "Ya udah temenin gue yuk." Kata Henggar menatap gue dengan tatapan yang nggak kayak biasa.

"Habis hujan Nggar, di luar dingin. Lo ngapain juga kelayapan malem-malem." Kata gue mencari alasan.

"Nih pake Hoodie gue."

OH MY OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang