15.HENGGAR •Secepatnya gue tikung•

360 41 2
                                    

Gue turun dari mobil gue dengan menggunakan kacamata hitam. Dari kursi samping gue keluar seorang cewek, dia mengibas-ngibaskan rambut panjangnya.

Zanna karinia, yang biasa di panggil Karin. Dia murid pindahan dari Surabaya. Gue menyingkirkan tangannya yang udah bergelayut manja di lengan gue.

Gue nggak mau di sangka udah nggak jomblo, nanti yang ada cewek-cewek nggak ada yang mau deketin gue lagi. Tapi kalo mereka mau nge-bully Karin, nggak masalah. Palingan yang nge-bully takut duluan sama yang mau di bully. Mengingat si Karin ini galaknya minta ampun.

"Lo masih inget kan peraturannya." Tanya gue.

"Iya. 'Jangan nempel-nempel sama lo di lingkungan sekolah atau saat depan Neska" katanya.

"Pinter." Puji gue. "Kita berangkat bareng semobil juga nggak boleh seharusnya." Kata gue.

"Bodo amat lah." Gerutu Karin.

Gue terkekeh. Bintang yang baru aja turun dari motor, merengkul bahu gue.

"Eist.. siapa nih." Bintang berdiri di samping Karin. "Makin cantik ae."

Karin mendengus. Nggak mempan sama gombal si Bintang.

"Lo ngapain di sini." Tanya Bintang.

"Sekolah." Jawab Karin singkat.

"Berarti murid pindahan yang lagi di bicarain itu lo." Tunjuk Bintang.

Karin mengangkat bahunya acuh. "Mungkin. Secara cuma gue yang jadi murid pindahan."

"Yaelah.. nggak jadi excited deh gue." Bintang mengejar Karin yang udah jalan duluan.

"Gue juga nggak mengharapkan itu dari lo." Sinis Karin.

Bintang merangkul bahu Karin, yang langsung di singkirin gitu aja. "Gila. Lo kudu tau gue ini termasuk jajaran cowok good looking di sekolah ini." Bintang menyombongkan diri.

"Bodo amat, Tang."

"Kelas lo dimana?" Tanya gue. Pusing kepala gue liat mereka adu mulut terus.

"Kelas XI IPA 2." Jawab Karin.

"Waw!" Pekik Bintang. "Ini gila sih. Si Karin satu kelas sama Neska." Bintang bertepuk tangan.

"Beneran, Nggar." Tanya Karin melirik gue.

"He'em. Tapi lo kudu tetep inget sama peraturan." Peringat gue.

Karin memutar bola matanya malas. "Gue juga nggak mungkin deket-deket sama lo, kita kan beda kelas." Jawab Karin.

"Oh iya juga." Gue terkekeh merasa bego. "Udah sono masuk itu kelas lo, kelas gue di sebelah." Kata gue sedikit mendorong bahu Karin untuk cepat masuk ke dalam kelas.

"Nggar, kalo Neska sama karin satu bangku gimana?" Tanya Bintang. Ah, iya. Kalo mereka satu bangku gimana?

"Nggak mungkin." Jawab gue cepat.

"Nggak ada yang nggak mungkin, di IPA 2 cuma Neska yang duduk sendirian. Itu gue tau juga dari Bianca."

Double shit.

•••

"Anak haram, anak haram."

"Anak haram."

Mereka terus mengolok-olok gue. Gue menutupi kedua kuping gue rapat-rapat.

"Bukan, aku bukan anak haram." Pekik gue.

"Kamu itu anak haram." Kata salah satu anak laki-laki yang seumuran gue. Mereka mengerubuti gue.

OH MY OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang