The Toxic Relationship
2. Kata-kata yang selama ini ditahanZee memukul-mukul dada bidang Sean, ia sudah bilang padanya agar tidak berkata seperti itu jangan mengucapkan kata-kata yang sangat dibencinya.
"Kenapa kamu bilang kaya gitu? Kita kan sama-sama sayang" ucap Zee.
"Gue gak bisa bohongin diri gue sendiri Zee, gue udah ga sayang sama lo maaf" ucap Sean pelan.
"Gue gak mau putus Sean! Gue masih sayang sama lo!" Zee semakin menjadi-jadi ia berteriak histeris hingga membuat Sean kebingungan, bisa-bisa ia digebukin warga jika ada yang mengetahui ia membuat Zee. menangis seperti itu, ia takut jika mereka semua mengira ia telah berbuat aneh-aneh pada Zee.
"Stop Zee, terserah lo mau nerima kita putus atau engga, tapi bagi gue hubungan kita udah berakhir" ucap Sean, lelaki itu menaiki motor besarnya lalu menyalakannya, saat ia ingin mengegas motornya Zee malah tiduran diaspal tepat didepan motornya.
"Lo apa-apaan sih!" ucap Sean dengan sedikit membentak.
"Aku gak mau putus sama kamu! Kita gak boleh putus! Kita berdua masih sama-sama sayang! Kamu gak bisa bohongin aku!" ucap Zee.
Sean mengusap wajahnya gusar, ia dengan segera memutar motornya kebelakang lalu pergi dari daerah perumahan Zee.
Zee yang melihatnya langsung melotot, "SEAN! KITA GAK PUTUS! AKU GAMAU PUTUS! TITIK!" teriak Zee berharap Sean mendengarnya.
"Gue harap setelah ini lo sadar sama kelakuan lo" ucap seseorang dari belakang Zee.
"Dih, ngapain lo ngurusin hidup gue" Zee yang malas berdebat ia dengan segera mengambil tasnya lalu masuk kedalam rumah.
Romi menggeleng-gelengkan kepalanya, ia berharap adiknya bisa terlepas dari Sean. Ia tau bahwa adiknya salah mengartikan rasa ingin dilindungi dan sayang, selama ini itu hanya pikiran Zee entah apa benar ia mencintai Sean dengan tulus.
Zee membanting tasnya diatas kasur. Ia mulai khawatir berjalan kesana kemari mengutak-atik lemarinya mencari sesuatu, ia mengeluarkan kotak yang bewarna biru membukanya lalu mengeluarkan foto-foto nya bersama Sean.
Ia mengusap wajah Sean difoto tersebut, "Bisa-bisanya ya kamu kaya gini" ucapnya Sambil menangis.
"Sekarang aku harus gimana? Gak ada yang lindungin aku lagi" Zee mengusap air matanya ia mulai ketakutan dan panik sendiri lalu mengambil botol obat yang berada diatas nakas, menuangkan tiga dan meminumnya sekaligus.
Itu adalah obat penenang baginya, sakit kepala dan rasa takut nya bisa hilang dengan cepat jika ia meminumnya. Ia merasa baikan sebentar lalu mengeluarkan keringat dingin, kepalanya mulai sakit lagi Sean harus ada disini untuk menenangkannya, apa salahnya? Ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi seorang kekasih yang baik, kenapa Sean melakukan ini kepadanya? Kenapa? Zee menangis dengan sangat kencang ia menjambak rambutnya sendiri tiba-tiba ia melihat ada kekasihnya yang meninggal karena ingin menolong Zee yang telah dilecehkan, Rey berjalan perlahan sambil menangis ia mendekat kearah Zee 'sayang kenapa kamu biarin aku mati duluan?' ucap Rey, ia mengambil bantal yang berada dibelakangnya lalu dengan segera melemparkannya ke orang itu, orang itu menghilang tapi kembali muncul disudut lain.
"PAPA! PAPA!" Zee berteriak memanggil ayahnya, harus ada yang menemaninya disini, bagaimana jika orang itu melakukan hal yang buruk pada Zee.
Seorang laki-laki paruh baya berlari dengan tergesa-gesa karena Zee memanggilnya dengan sangat keras, "Sayang kamu kenapa? Kok Semuanya berantakan?" tanya Rudy (ayah Zee).
"Papa Rey ada disini, itu dia" ucap Zee ketakutan, ia menunjuk disudut kanan kamarnya.
Rudy melihat kearah yang ditunjuk Zee tidak ada apa-apa disana, "Sayang kamu tenang ya, gak ada apa-apa disana" ucap Rudy mencoba menenangkan tapi gagal Zee semakin berteriak histeris.
"DIA JALAN KEARAH AKU PAH! DIA KESAKITAN! LIAT PISAU YANG NANCEP DI PERUT SAMA PAHA DIA"
Rudy menangis melihat anaknya yang seperti itu, masa lalu kelamnya kembali menakutinya seperti roda yang berputar. Rudy memeluk Zee dengan erat sambil mengelus-elus rambutnya. "Gak ada apa-apa disana sayang, itu cuman hayalan kamu aja" ucap Rudy.
"ENGGA PAH! DIA MASIH ADA DISANA" ucap Zee sambil menangis ia menarik rambutnya sendiri karena ketakutan mulai kebingungan dan mengambil selimut yang berada diatas kasurnya lalu menutupi badannya.
"Pah! Ini dokternya" ucap Romi yang baru saja datang dengan seseorang yang membawa alat-alat medis.
"Mohon tenang dulu sebentar ya Zee" ucap dokter tersebut ia mulai menyuntik Zee dengan suntikan yang berisi cairan, setelah disuntik Zee langsung tertidur.
Sean yang melihat kejadian itu langsung merasa prihatin dengan keadaan Zee, tadinya ia dipanggil kesini oleh kakak Zee yaitu Romi dan diberi tahu bahwa Zee sedang sakit, tapi ia tidak mengira sakit yang dimaksud Romi adalah ini. Apakah ini terjadi karena dirinya? Sebenarnya Zee kenapa? Banyak pertanyaan yang memenuhi kepalanya ia berharap Zee baik-baik saja tanpanya. Selama bersamanya Zee tidak pernah begitu lagi semenjak menjalin hubungan dengannya. Semuanya baik-baik saja setelah semua itu, tapi kenapa Zee seperti ini lagi?
Memang Sean sering dulu menyaksikan kejadian ini dan ia akan menenangkan Zee, tapi sekalipun ia tidak pernah menanyakan apa yang terjadi pada Zee karena ia merasa Zee belum siap dengan semua itu, belum siap bercerita pada Sean ia juga berpikir nanti Zee pasti akan menceritakan padanya.
To be continued.
Follow Instagram aku ya: @echa.a_Hai hai, kalau ada kata yang menurut kalian kurang enak dibaca atau susah dimengerti kasi tau aku ya, karena aku juga masih pemula dan masih banyak juga yang salah, jadi mohon dimengerti.
jangan lupa untuk buat story Instagram dari part mana yang kalian suka dari chapter ini dan tag aku juga yaa!
Terimakasih telah membaca🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Toxic Relationship (END)
Teen Fiction(Follow sebelum membaca, tinggalkan jejak komen dan vote) -mulai dari 19-04-2021 Rank 1 in #watty2021 01-30-2022 Rank 2 in #change 27-01-2022 Rank 2 in #watty2022 30-01-2022 Rank 4 in #toxicrelationship tgl 12-05-2021 Rank 4 in #labil 30-01-2022 Ran...