10. Seakan-akan ini adalah takdir

899 108 2
                                    

The Toxic Relationship
10. Seakan-akan ini adalah takdir

 Seakan-akan ini adalah takdir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Foto ketemu Sean dijalan)

"Loh, udah mau pulang? Baru aja kita mau unboxing hadiah yang dibawain Kerrel" ucap Vano saat melihat Zee ingin pergi.

"Ngapain lo disini?" tanya Gibran dengan tatapan tidak suka.

"Gue bawain kalian makanan ringan" jawab Zee sambil menunjuk kresek hitam besar yang ia taruh diatas meja.

"Dih, cari perhatian banget tuh cewe" cibir Gibran pelan, meskipun suara Gibran sangat pelan akan tetapi Zee bisa mendengarnya karena jarak mereka lumayan dekat.

"Gue pamit" ucap Zee, ia ingin berjalan keluar dari sana tapi ada sebuah tangan yang menghentikannya, ia sempat berharap itu Sean, tapi ternyata itu adalah Kerrel.

"Jangan pergi dulu, gue juga punya hadiah buat lo" ucap Kerrel yang membuat mereka semua menjadi bingung.

"Kenapa bawain dia juga?" tanya Sean.

"Kepikiran aja, kita kan temen" ucap Kerrel.

"Haha temen" batin Zee.

Kerrel mengeluarkan kotak kecil dari saku jaketnya, lalu menyodorkan kotak kecil itu kepada Zee. Zee tidak menerimanya, ia hanya menatap kotak tersebut.

"Ambil" ucap Kerrel, mau tidak mau Zee mengambilnya.

"Makasih" ucap Zee enggan.

Sean menatap mereka berdua, "Apa isinya?" tanya Sean.

Zee menghendikkan bahu lalu membukanya, ada sebuah kalung yang sangat indah disana.

"Pake dong" ucap Vano.

"Nanti aja" Zee tidak ingin memakainya didepan Kerrel, ia tidak suka, bisa-bisa lelaki itu besar kepala padahal Zee menerima hadiah darinya karena ia sedang diperhatikan sekarang. Dan juga kalau Zee memakainya sekarang lalu besok disekolah tidak, mereka akan bertanya dan itu membuat Zee risih.

"Pake aja" ucap Sean.

Kerrel mengambil kalung tersebut lalu memakaikannya dileher Zee, "Cantik" ucapnya.

!!!The Toxic Relationship!!!

Keesokan harinya saat pulang sekolah, Zee langsung terburu-buru menuju danau yang tidak jauh dari sekolahnya. Ia melihat Sean disana, Zee merapikan rambutnya dan menyesuaikan nafasnya, ia berjalan dengan perlahan lalu duduk disamping Sean.

"Udah lama disini?" tanya Zee pada Sean yang sedang menutup matanya, lelaki itu menyender pada salah satu pohon besar yang ada disana.

Zee tersenyum, wajah Sean seperti dipahat hampir semuanya sempurna, tidak-tidak! Sangat sempurna lelaki itu sangat tampan dimatanya, bahkan saat tidur saja tampan. Ia terus memandangi Sean, mendekatkan tangannya kearah wajah Sean, karena rambut Sean yang terkena angin membuat wajah Sean tidak kelihatan dengan jelas.

The Toxic Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang