14. Jangan diliatin

621 57 3
                                    

Selamat hari raya idul fitri dan selamat hari kenaikan isa almasih bagi yang menjalankan, sehat-sehat terus ya kalian, mohon maaf lahir dan batin 🙏🖤.

The Toxic Relationship
14. Jangan diliatin

 Jangan diliatin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(gumushhh)

Hari ini Zee memantapkan dirinya untuk berangkat lebih awal, jam 06.00 tepat ia langsung berangkat ke sekolah menggunakan taksi online yang ia pesan, bahkan orang tuanya tidak mengetahui bahwa Zee sudah berangkat sekolah.

Sesampainya ia disekolah, keadaan sekolah sangat sepi hingga membuat bulu kuduknya naik semua. Ia akui ia adalah seorang yang penakut, tapi kali ini ia lakukan agar bisa memberikan susu coklat sandwich yang ia bawa di loker Sean. Berjalan dengan perlahan sampai akhirnya ada seseorang yang menepuk bahunya, ia berteriak karena terkejut.

"Ngapain?" tanya seseorang itu. Zee membalikkan badannya dan melihat siapa yang menepuk bahunya, ternyata itu adalah Sean. Kenapa sangat tepat? Saat Zee ingin meletakkan susu coklat dan sandwich yang ia bawa keloker Sean, Sean tiba-tiba datang dan mengacaukan semua rencana Zee. Ia menyembunyikan apa yang ia bawa dibelakang punggungnya, Sean ingin mengintip namun Zee langsung mundur beberapa langkah.

"Gue cuman lewat" ucap Zee.

"Dari dulu lo emang gak pinter bohong" ucap Sean.

Ia jadi malu sendiri, entah bagaimana Sean bisa mengetahui bahwa dirinya sedang berbohong.

"Bawa apa dibelakang?" tanya Sean.

Zee menggeleng.

Sean menarik tangan Zee dan melihat satu plastik berisi susu coklat dan sandwich. "Buat gue?" tanya Sean.

"Bukan!" sangkal Zee.

Sean mengambil susu coklat dan sandwich itu, "Makasih" ucapnya.

Apa ini? Sean baru saja berterimakasih padanya, apakah ini adalah kode-kode bahwa Zee memiliki kesempatan? Apakah ia harus meneruskan tarik ulur lagi atau bersikap seperti yang biasanya ia lakukan? Zee tersenyum, satu kata terimakasih yang keluar dari bibir Sean membuat hatinya sangat gembira. Lalu bagaimana dengan Kayla? Apakah ia juga dapat perlakuan seperti ini dari Sean? Atau lebih baik daripada ini? Tentu saja! Apa yang ia pikirkan, pasti Kayla mendapatkan perhatian yang sangat banyak dari Sean, secara kan gadis itu juga sedang menderita suatu penyakit, pasti Sean memperlakukannya seperti seorang pacar yang sangat baik, lain lagi dengan perlakuan Sean kepada Zee.

"Kenapa diterima?" tanya Zee.

"Laper, makanya gue ambil" ucap Sean, lelaki itu terlihat seperti malu untuk mengungkapkan hal yang sebenarnya.

Zee tersenyum sumringah, ia mendorong tangan Sean dengan perlahan, sudah lama sejak ia melihat ekspresi Sean yang seperti itu.

Zee duduk disalah satu kursi yang ada disana dengan raut wajah yang masih tersenyum.

"Jangan kepedean" ucap Sean.

"Siapa juga yang kepedean," ucap Zee.

Sean mendengus, "Gue mau duduk, minggir" ucap Sean, Zee langsung pindah tempat duduk disebelah Sean. Suasana hatinya sangat baik sekarang, ia menatap Sean dengan menopang dagu dan wajah yang masih tersenyum, betapa indahnya ciptaan tuhan ini. Saat Sean makan sandwich pemberian Zee saja membuat hati Zee dag dig dug tidak karuan, ia rasa dirinya sudah gila karena Sean yang terlalu tampan dimatanya.

"Jangan diliatin" ucap Sean.

"Kenapa?" tanya Zee.

"Nanti matanya sakit" ucap Sean.

"Sakit?" tanya Zee.

Sean mengangguk, "Karena liat gue yang terlalu ganteng" ucap Sean.

"Ternyata orang ganteng bisa kepedean ya" ucap Zee pelan.

"Gue denger" ucap Sean sambil memakan sandwich pemberian Zee.

Zee tertawa menanggapinya, dia senang Sean bisa bersikap seperti dulu lagi dan tidak terlalu serius seperti beberapa bulan yang lalu.

"Dih, sombong banget cuman punya muka ganteng" ucap Zee.

"Itu sama aja seperti suatu kebanggaan gue sendiri" ucap Sean.

Zee tertawa, "Paling sayang sama wajah?" tanya Zee.

Sean mengangguk.

"Kalo rusak?" tanya Zee.

"Berusaha untuk memperbaiki lagi" jawab Sean.

"Kalau hati kamu yang rusak gimana?" tanya Zee.

"Obatin dengan hal yang bisa buat gue lupain itu semua" jawaban Sean membuat Zee berpikir bahwa Zee seperti obat untuk Sean dari Kayla, sama seperti halnya ia memiliki masalah pada hubungannya dengan Kayla dan Zee adalah obat untuk masalah itu.

"Kalau diselingkuhin? Kamu bakalan ngapain?" tanya Zee.

"Dengerin dulu penjelasaannya" jawaban Sean seketika membuat Zee terdiam, itu ada benarnya juga, ia tidak boleh menyimpulkan sendiri dan sakit hati sendiri, ia harus mendengarkan alasan Sean melakukan hal itu

Zee tersenyum lagi, "Sean," panggil Zee.

Sean berdeham.

"Sering-sering ya kaya gini, aura kamu positif banget pas bersikap baik sama aku" ucap Zee sambil tersenyum.

Sean terdiam, kali ini ia jadi merasa bersalah pada Zee. Sikapnya yang labil membuat Zee menjadi sakit hati, ia tiba-tiba menunjukkan sikap yang berbeda seperti suka marah-marah, membentak, dan stres mempunyai pengaruh besar terhadap Zee.

Kali ini Sean hanya menanggapi perkataan Zee saja ia sudah sangat bahagia, ditambah ia juga menerima makanan dan minuman yang dibawakan untuknya, wajah Zee terlihat sangat sumringah.

Sean tersenyum tipis, "Seneng banget pas ditanggepin sama gue?" tanya Sean sambil menatap Zee.

Zee mengangguk, ia tidak bisa berbohong bahwa ia sangat senang sekarang.

"Kalau misalnya gue punya salah sama lo gimana?" tanya Sean.

"Aku bakalan bersikap baik sama kamu" jawab Zee.

"Sekalipun itu kesalahan yang besar?" tanya Sean.

Zee mengangguk.

"Tetap bersikap baik seperti sekarang?" tanya Sean lagi.

"Iya!" ucap Zee sambil mengangguk dengan semangat.

Ini yang Sean tidak suka, rasa bersalahnya semakin menumpuk jika melihat sikap Zee yang sudah kelewat baik meskipun ia melakukan kesalahan yang sangat besar.

To be continued.
Follow Instagram aku ya: @echa.a_

Hai hai, kalau ada kata yang kurang enak dibaca atau kurang bisa dimengerti kasi tau aku ya, karena aku masih pemula dan masih bisa buat banyak kesalahan saat nulis cerita, jadi mohon dimengerti.

Jangan lupa untuk buat story Instagram dari part yang kalian suka di chapter ini dan tag aku juga ya!

Terima kasih telah membaca🤗

The Toxic Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang