34. Ini yang terbaik mungkin

608 40 0
                                    

The Toxic Relationship
34. Ini yang terbaik mungkin

"Terus gimana sekarang?" tanya Raja.

"Gak tau gue bingung" jawab Zee.

Zee menghela nafasnya kesekian kalinya, ia terus-terusan kepikiran jika Kayla akan membuat Sean melupakan dirinya. "Gak mau ikut masuk ke dalem?" tanya Raja.

Zee menggeleng, "Gue mau pulang aja" ucap Zee.

"Mau gue anterin?" tawar Raja.

Zee menggeleng, "Gue bawa motor kok" ucap Zee.

Saat Zee ingin pergi, Raja melambai-lambaikan tangannya bermaksud mengucapkan selamat tinggal kepada Zee. Setelah itu ia masuk kerumah sakit dan menuju ke kamar inap Sean, sesampainya ia disana ia mendengar Gibran, Vano dan Sean sedang membicarakan Zee dan Kayla.

"Gimana keadaan lo?" tanya Raja.

Sean tersenyum, "Udah mendingan" ucap Sean.

Raja duduk disalah satu kursi yang ada disana lalu mengatakan, "Seharusnya lo bisa ngertiin Zee, kasian dia" ucap Raja.

Sean menoleh, "Gue tau" ucap Sean.

"Kalau tau kenapa gak kejar dia tadi?" tanya Raja.

Sean menatap Raja dengan tatapan datar, "Gue gak bisa bangun" ucap Sean.

"Oh iya" ucap Raja sambil tertawa, ia lupa Sean baru saja bangun setelah koma selama seminggu lebih.

Setelah beberapa jam berlalu Gibran, Vano dan Raja pamit untuk pulang.

"Kita pulang ya, jaga kesehatan" ucap Gibran.

Sean mengangguk, lalu mereka bertiga pergi dari sana.

Ia mencoba untuk duduk tapi perutnya masih terasa sangat sakit, mencoba memanggil perawat menggunakan tombol yang berada di tembok, tak lama kemudian satu perawat datang.

"Ada yang sakit?" tanya perawat itu.

Sean menggeleng, "Apa saya sudah boleh bangun dari tempat tidur?" tanya Sean.

"Maaf kalau untuk sekarang belum bisa, mungkin besok bisa dicoba tapi kalau rasa sakit diperutnya kian menambah, pasien tidak boleh bangun dari kasur untuk beberapa saat" ucap perawat itu.

Sean mengangguk, "Baik sus" ucap Sean.

"Kalau ada perlu apa-apa panggil saya" ucap perawat itu sambil tersenyum, setelah itu keluar dari kamar inap Sean.

Sean mencari ponselnya dan menelfon bundanya,

"Halo bunda?"

"Yaampun sayang! Kamu udah bangun? Gimana kondisi kamu? Ada yang sakit atau kepala kamu pusing?

Sean tertawa pelan, begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan bundanya saat mengetahui dirinya sudah siuman.

"Engga bunda, gak ada yang sakit kok tenang aja. Bunda kesini ya, Sean bosen"

"Iya sayang, nanti siang sepulang kerja bunda kesana buat jengukin Sean"

"Yaudah Sean matiin ya"

"Jaga kesehatan ya sayang"

"Iya bunda"

Tutt..tutt..

Sean membuka aplikasi WhatsApp lalu mencari nama Zee dan mengetikkan sesuatu.

Sean : Maaf soal tadi, gue belum bisa milih antara lo sama Kayla. Tapi jujur gue sayang sama kalian berdua.

Sean ingin memencet tombol send namun ia urungkan, ia menghapus semua kata yang ia ketik dan memilih untuk menelfon Zee saja.

The Toxic Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang