21. Kamu jangan pergi

534 37 1
                                    

The Toxic Relationship
21. Kamu jangan pergi

Sean berlari karena mendengar Zee yang berteriak, sesampainya ia di uks ia melihat Kerrel sedang mengusap-usap kepala Zee sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean berlari karena mendengar Zee yang berteriak, sesampainya ia di uks ia melihat Kerrel sedang mengusap-usap kepala Zee sambil tersenyum.

"Tenang Zee, sekarang lo aman" ucap Kerrel.

"Aman kenapa?" tanya Sean.

"Dari hama" jawab Kerrel.

Sean tidak menanggapi hal tersebut dan mengeluarkan beberapa obat serta alkohol untuk diberikan kepada luka Zee. Sean mengobati luka Zee dengan perlahan, sesekali ia mendengar Zee meringis karena perih  lalu ia akan segera meniup luka Zee dengan perlahan.

Kerrel yang melihat hal itu langsung dengan segera bertindak, "Gimana kalo gue aja yang ngobatin?" tanya Kerrel.

Sean menggeleng, "Jangan khawatir, gue bisa kok" ucap Sean.

Zee menghela napas lega, untungnya Sean menolak tawaran dari Kerrel itu bisa-bisa Kerrel akan semakin menekan luka yang ia miliki dan membuatnya semakin parah saja. Semuanya sudah selesai, kaki Zee juga sudah diberikan perban agar darahnya tidak mengalir terlalu banyak dan agar bisa cepat sembuh.

Sean pergi lagi, meletakkan kotak p3k yang ia ambil dari ruang guru ketempatnya saat Sean pergi Kerrel menggunakan kesempatan itu untuk mengganggunya lagi dan lagi.

"Fungsi simbol cinta yang aku bilang tadi itu untuk biar kamu gak pernah lupa sama aku sampai kapanpun, jadi kalo kamu kangen aku, kamu tinggal liat simbol itu dan aku bakalan nemenin kamu dimana pun dan kapanpun itu" ucap Kerrel sambil mengelus tangan Zee.

Zee bergidik ngeri, entah apa yang merasuki tubuh Kerrel sampai-sampai bisa mengatakan hal seperti itu, seharusnya saat ia dilahirkan ia lebih sering di adzani agar otaknya suci dari hal-hal yang seperti itu.

Saat Sean kembali dan duduk disamping Zee ia mengambil ponselnya dan mencoba menelfon seseorang, saat telfonnya tersambung Raja datang dan membuat Sean terganggu.

"ZEE! ZEE! ZEE!" teriak Raja.

Lelaki itu menengok dulu ke uks dan memastikan Zee ada disana, lalu ia masuk kedalam sambil berlarian. "Kok bisa jatuh si? Siapa yang dorong? Biar gue pites orangnya" ucap Raja.

Zee yang mendengar hal tersebut langsung tertawa, reaksi Raja sangat berlebihan dan hal itu membuat perutnya geli. Zee mengkode seperti mengatakan bahwa penyebab ia jatuh dan sampai luka seperti ini adalah orang yang berada disamping kirinya yaitu Kerrel, Raja yang paham kode tersebut langsung ciut nyalinya kala melihat badan kekar nan berontot yang dimiliki oleh Kerrel, bahkan saat duduk saja Kerrel sudah terlihat tinggi.

Raja menatap Zee dengan tatapan takut-takut cemas, "Seriusan dia?" tanya Raja pelan sambil sembunyi-sembunyi menunjuk Kerrel.

Zee mengangguk dengan wajah yang masih tersenyum karena Raja.

Sean yang melihat hal tersebut langsung berdeham dan membuat suananya menjadi canggung, sejujurnya alasan ia berdeham adalah ia tidak suka dikacangi dan tidak diajak bicara seperti itu seakan-akan dia tidak ada ditempat ini.

Raja yang mengerti bahwa suasana sekarang perlu dicairkan langsung berujar, "Kenapa baju lo oren-oren gitu?" tanya Raja.

Sean menunjuk dirinya sebagai kode untuk bertanya apakah yang sedang Raja ajak bicara adalah dirinya.

"Iya lo, siapa lagi yang bajunya kotor begitu selain lo?" tanya Raja.

Sean mendengus, "Gara-gara orang nyebelin" jawab Sean.

"Siapa yang nyebelin?" tanya Raja.

"Ada orang" ucap Sean sambil memalingkan wajahnya, lelaki itu tidak ingin menyebutkan namanya karena yang sedang ia bicarakan juga ada disini.

"Sean" panggil Zee pelan tiba-tiba, gadis itu mendekat kearah Sean.

Sean berdeham.

"Pengen aja manggil kamu" ucap Zee sambil tersenyum gemas, Sean yang melihat hal itu seketika ikutan gemas dan tersenyum, namun beberapa saat kemudian ia tersadar dan memasang ekspresi seperti biasa lagi.

"Habis ini gue pergi ya?" bisik Sean sekaligus berpamitan.

"Jangan" ucap Zee berbisik.

"Kenapa?" tanya Sean.

"Gak boleh pokonya" ucap Zee.

Sean terkekeh kecil.

"Kerrel aja yang pergi, kamu jangan" ucap Zee.

"Jangan kamu, tapi lo" ucap Sean.

Zee mengangguk berkali-kali dengan wajah yang tersenyum gemas lagi.

Raja yang melihat Sean dan Zee yang terus-terusan berbisik membuat rasa keingintahuannya bertambah terus menerus, kenapa mereka harus berbisik padahal disini juga ada manusia lain? Sangat menyebalkan.

"Bisik-bisik apa kalian berdua?" tanya Raja.

Sean dan Zee langsung menengok dan memasang wajah seperti kekasih yang dipergoki selingkuh oleh pasangannya.

"Hayoo, hayoo!" ucap Raja terus-menerus hal itu membuat Sean menjadi kesal.

"Zee barusan bilang kalo gue gak bo-" ucap Sean terpotong karena Zee langsung membekap mulutnya.

"Ihh, gak boleh disebarin" ucap Zee berbisik kepada Sean.

Sean tau bahwa tidak seharusnya ia bercerita, ia hanya ingin Zee sedikit kesal pada dirinya.

"Stop ya kalian, gue capek liat keuwuan orang lain" ucap Raja.

Zee langsung menoleh dan memasang wajah kesal. "Sirik banget lu!" ucap Zee yang membuat semuanya tertawa kecuali Kerrel.

Yang dilakukan lelaki itu sejak tadi adalah memerhatikan semua yang Zee lakukan dan sampai tak terkecuali, bahkan ia mengetahui bahwa Zee menggaruk-garuk kakinya yang kesakitan karena gatal dipinggir-pinggirannya, sesekali ia tersenyum saat memerhatikan Zee. Zee menoleh kearahnya dan langsung mengalihkan pandangannya agar tidak bertatapan dengan Kerrel. Kerrel yang melihat hal itu langsung mendekat kearah Zee dan mencengkram tangan Zee lagi lalu berkata, "Seharusnya kamu ajak aku ngomong juga" ucap Kerrel sambil tersenyum.

Ekspresi wajah Zee langsung berubah karena Kerrel mencengkram tangannya sangat kuat lagi, ia menarik tangannya dan berhasil lepas dari cengkraman Kerrel. "Kalo lo tau diri, pasti udah pergi dari sini" ucap Zee pelan.

Kerrel yang menyadari bahwa semakin kesini Zee semakin berani membuat ia semakin tertarik untuk mengganggu hidup Zee lebih dalam, bahkan ia ingin Zee lebih sengsara dari pada dulu. Kerrel bangun dari tempat duduknya lalu berjalan keluar uks tanpa berpamitan kepada orang-orang yang berada disana.

"Lah? Marah dia gak diajak ngobrol?" tanya Raja.

Zee menatap Raja lalu mengangkat kedua bahunya seperti mengatakan bahwa ia tidak tahu.

To be continued
Follow Instagram aku ya: @echa.a_

Hai hai, kalau ada kata yang menurut kalian kurang enak dibaca atau susah dimengerti kasi tau aku ya, karena aku juga masih pemula dan masih banyak juga yang salah, jadi mohon dimengerti.

jangan lupa untuk buat story Instagram dari mana yang kalian suka di chapter ini dan tag aku juga yaa!

Terimakasih telah membaca🤗

The Toxic Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang