6

1K 87 16
                                    

Happy reading 😘

Vote and coment jangan lupa 🐣

...

"Kalau nyebrang liat kanan kiri dulu" jawab Azella datar. Orang yang tadi menunduk menegakkan kepalanya melihat siapa orang yang sedang berbicara dengannya.

"Lo cewek?" Ujarnya saat Azella berusaha membantu nya berdiri. Azella hanya diam tidak menangapi nya. Ia akui ia yang sebenarnya salah. Kebut-kebutan sambil menangis dan tidak melihat orang didepannya.

"Duduk" perintah Azella seakan-akan tidak mau di bantah. Azella mendudukkan pria yang ia tabrak tadi ditepi jalan. Kemudian ia berdiri akan pergi.

"Eh mau kemana lo? tanggung jawab dulu" teriaknya namun diabaikan Azella. Azella tetap berjalan dan menaiki motornya. Dan pergi dari sana.

Tidak sampai 3 menit Azella sudah kembali lagi depan pria itu yang terkejut dengan kedatangan Azella kembali.

"Kenapa balik? Ingat? lo harus tanggung jawab udah nabrak gue?" Sinis pria tersebut. Azella hanya diam dan duduk disebelahnya.

"Mau ngapain si lo?" Ujarnya dan melirik apa yang dibawa Azella.

"Diam" perkataan Azella berhasil membuat pria itu terdiam. Ia hanya diam dengan apa yang akan dilakukan Azella padanya.

Ia salah menduga. Ia pikir gadis ini tidak akan bertanggung jawab telah menabraknya. Nyatanya ia salah,dengan telaten gadis ini mengobati luka di siku dan lutut nya. Matanya tak bisa berhenti memandang Azella seakan-akan matanya tercipta hanya untuk melihat gadis ini. Ah lebay banget lu tong.

Cantik gumam nya pelan namun sayang Azella dapat mendengar nya karena jarak mereka yang memang dekat. Azella menjauhkan tubuhnya dan menggeser duduknya sedikit jauh.

"Loh kenapa berhenti?"

"Udah selesai" jawab Azella datar. Terlalu asik memperhatikan Azella ia tidak menyadari semua lukanya telah diobati.

"Lo abis nangis?" Tanyanya memperhatikan mata Azella yang bengkak jelas sekali abis nangis.

"Bukan urusan lo" Azella lansung saja berdiri dari sana. Ia rasa sekarang dia memang harus pergi dari sini.

"Eh mau kemana?" Ia berusaha berdiri dan menghadang jalan Azella. Azella hanya menatap pria ini tanpa ekspresi.

"Kita belum kenalan. Kenalan dulu nama gue Beni" ujarnya sambil mengulurkan tangannya namun diabaikan oleh Azella. Azella hanya menatap tangan itu tanpa mau membalasnya.

Melihat gadis itu yang tidak tertarik membalas nya ia menarik kembali tangannya.

"Oh oke. Btw makasi lo udah obatin luka gue. Lo udah tanggung jawab" Azella hanya bergumam dan kembali melanjutkan langkahnya namun lagi-lagi pria ini menghadangnya.

"Eh gue minta nomor lo dong" Azella mengankat sebelah alisnya menatap orang didepannya.

Pria yang diketahui namanya Beni tersebut menelan ludahnya melihat tatapan Azella kepadanya yang tajam seperti singa mendapatkan mangsa.

"Hmm buat. Aa lo kan tadi udah nabrak gue. Jadi nanti kalau ada apa-apa gue bisa ngabarin lo" ujarnya dengan susah payah berbicara dan mencari alasannya.

"Luka lo ngak parah. Dan lo ngak bakalan lagi berurusan dengan gue" jawab Azella dengan segera menaiki motornya dan pergi dari sana. Pria tersebut hanya diam memperhatikan kepergian cewek tersebut.

"Menarik. Tapi sayangnya gue berharap akan berurusan lagi sama lo" gumamnya melihat kepergian Azella.

2 buah motor datang kesana tapi tak ia sadari.

"Ben lo ngak papa?siapa yang nabrak lo?" Tadi saat gadis itu pergi ia menelpon teman-temannya untuk menjemput nya. Ia kira gadis itu akan kabur namun nyatanya tidak.

"Luka lo udah diobatin?" Tanya pria satu lagi memperhatikan tubuh temannya itu.

Beni melirik temannya dengan senyum mengembang.

"Kenapa lo senyum? kesambet lo?"

"Gue rela ditabrak motor terus asal yang nabrak cewek itu" teman-temannya yang mendengar nya dibuat melongo melihat tingkah Beni yang abis ditabrak malah senang.

"Saraf lo"

"Lo si ngak ngotak juga, demi nyelamatin kucing lahiran lo rela ditabrak"

"He lo curut berdua mana paham. Lo tau ngak didalam perut tu kucing ada kehidupan yang harus diselamatkan. Dan beruntung sekali gue udah nolong tu kucing sampe gue dipertemukan dengan sosok bidadari" senyuman Beni sama sekali tidak memudar. Ia kembali membayangkan betapa indahnya ciptaan Tuhan.

"Iya dipertemukan. Tapi dengan cara yang ngak afdol."

.

"Lo serius Al? Udah lama lo ngak ikut dan sekarang kenapa lo ikut lagi?" Tanya Revan selaku teman Azella ditempat sirkuit. Yaps Azella berada di sirkuit,malam ini ia ingin kembali mencoba balapan. Sudah lama juga ia tidak terjun di dunianya ini.

"Siapa lawan gue?" Tanya Azella to the point. Ia memasang masker diwajahnya.

"Lawan lo Dimas"

"Bagus. Gue ingin tau sebesar apa kemampuan tu cowok" jawab Azella santai.

"Tapi lo serius mau balapan lagi?" Bukannya tidak percaya dengan Azella tapi Revan hanya khawatir,sebab Azella udah lama ngak terjun didunia balap.

Azella tersenyum sinis.
"Lo remehin gue?" Azella berjalan menuju garis start dimana lawannya sudah duduk manis disana.

" Wah jadi lawan gue the race queen?" Semua orang disana dibuat terkejut dengan berdirinya Azella sebagai lawan Dimas malam ini di balapan.

"The race queen kembali?" Tanya mereka. Namun Azella abaikan. Ia menaiki motornya dan memakai helmnya.

"Suatu kebanggaan bagi gue bisa balapan sama lo queen" ujar Dimas melirik Azella yang sudah fokus menatap datar kedepan.

Seorang gadis yang berada di depan tepat ditengah-tengah Azella dan Dimas melempar kain putih keatas,kedua motor itu langsung saja melaju begitu kencang.

Azella tersenyum sinis dibalik kaca helmnya. Dimas bukan lah lawannya. Ia menambah sedikit kecepatan nya dari awal dan yah Azella mencapai garis finish duluan. Semua nya bertepuk tangan dan bersorak atas kemenangan Azella.

"Gila skil lo masih mantap Al." Ujar Revan mendatangi Azella. Azella hanya tersenyum tipis.

Dimas datang mendekat kearah Azella.
"Gue akui lo hebat. Bahkan sampe sekarang belum ada yang bisa mengalahkan lo. Congratulation Al" ujarnya sambil mengulurkan tangannya namun diabaikan oleh Azella.

Tidak ada yang mempermasalahkan itu, karena itu memang lah Azella yang tidak suka berjabat tangan dengan orang asing.

"Ponsel gue?" Azella mengadakan tangannya pada Revan, karena memang tadi ponselnya ia titipkan pada Revan.

Mendengar ucapan Azella dengan segera Revan mengambil ponsel Azella yang ia simpan disaku celananya dan memberikan nya pada Azella.
"Ini. Tadi ada-" ucapannya harus terpotong karena kedatangan seseorang.

"Ella" panggil orang tersebut dan membawa Azella menjauh dari sana.

Kedatangan lelaki ini secara tiba-tiba membuat Azella terkejut. Dari mana pria ini tau kalau dia ada disini?.

"Apaan sih Del,main tarik-tarik aja" ujar Azella menghempas tangan Adelio yang menarik nya.

Moodnya sekarang lagi hancur, ditambah lagi kedatangan Adelio yang datang secara tiba-tiba.

"Kamu yang apa-apaan. Aku nyariin kamu dari tadi. Aku khawatir sama kamu Azella" ujar Adelio membuat Azella terdiam.

"Tau dari mana aku disini?" Tanya Azella mengalihkan pandangannya dari Adelio. Ia sebenarnya takut melihat tatapan Adelio yang tajam pada nya. Mata elang itu menatap nya seakan-akan ingin mengitiminasi dirinya.
...

Sampai ketemu next part 😘

ZELLIO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang