37 (Ending)

883 87 14
                                    

Vote and coment jangan lupa yah😉

HAPPY READING 😘
...

Kita itu seperti larutan penyangga,
Yang mampu mempertahankan nilai PH nya meski ditambah sedikit asam dan basa.
~Adelio putra Raymond
***

Seperti m1v1 + m2v2= (m1+m2) v¹
Dimana hasil akhir dari proses tumbukan membuat benda dalam keadaan menyatu dan keduanya Bergerak dengan kecepatan yang sama.
~Azella Zefanya Adelard
***

life is full of challenges,
and you can definitely walk on it🍍
***

" Selamat jalan. Makasih sudah pernah hadir" ujar Adelio mengusap batu nisan seseorang didepannya yang baru saja di makamkan.

Gadis di sebelahnya menatap kosong ke arah batu nisan di depannya,dengan air mata yang terus meleleh.
"Harusnya gue yang ada di sana. Ini semua salah gue" tangisnya kembali pecah. Adelio yang tidak tega melihatnya memeluknya dan berusaha menenangkan nya.

"Gue duluan" ujar Adelio sambil merangkul gadis tersebut menjauh dari sana. Mungkin ia butuh ketenangan untuk meredakan rasa sedihnya. Semua orang berduka saat ini.

"Kenapa? Kenapa lo harus secepat ini pergi? Lo udah janji kalau kita akan saling melengkapi dan tidak terpisah lagi" Anna mengegam tanah di tangannya dengan erat. Perih sangat perih harus ditinggal kan seseorang untuk selamanya.

"An lo harus ikhlas" ujar Qilla memeluk Anna.

"Tapi kenapa harus secepat itu Qil"gumam Anna pelan dalam pelukan Qilla.

"Mungkin itu udah takdirnya. Takdir harus menyusul Ray. Bukan kah orang yang penting baginya adalah Ray bukan? Mungkin saja dengan cara ini mereka di persatukan" Aurel ikut berjongkok dan memeluk Anna. Ia menghapus air matanya, berusaha menguatkan Anna.

"Kita pulang yah? Biarkan dia tidur dengan tenang" Qilla dan Aurel membantu Anna untuk berdiri dan ikut dengan mereka. Adrian, Bima dan Devano ikut menemani mereka.

Sekarang tinggal satu orang di sana. Semua orang satu persatu telah pergi.

"Meski sikap lo nyebelin, sering bikin orang susah. Gue merasa senang bisa mengenal lo. Lo sangat sering bilang kalau gue adalah sepupu pungut bukan?. Gue akan rindu panggilan itu dari lo buat gue Mir" ia berusaha tersenyum.

"Meski ayah lo tak peduli sama lo. Tapi gue dan Rio sangat menyayangi lo. Lo liat tadi betapa terpuruk nya Rio liat adiknya harus pergi. Tapi lo harus tenang yah. Jalan yang lo ambil mungkin emang ini yang terbaik. Lo pasti udah ketemu sama Mama dan Ray kan? Semoga bahagia" Beni mencium batu nisan yang bertulisan Amira Putri Cladista binti Butomo.

Tidak ada yang tau waktu bukan? Nyatanya Amira yang baru saja berdamai dengan hidupnya, harus pergi meninggalkan dunia. Siapa yang akan menduga itu? Baru tadi ia mengungkapkan kebenaran dan mengatakan semua kejujuran di depan semua orang. Nyatanya itu ungkapan terakhir sebelum pergi untuk selamanya.

Flashback

"M(3m+4)+3i=3m²+2i. Azella harus mati!!" Ujar Bianca penuh penekanan dengan mata yang memerah.

Adelio yang tidak terima nyawa Azella terancam. Ia berusaha mendekat dari belakang Bianca untuk mengambil pistol nya. Saat tangannya akan menjangkau tangan Bianca, Bianca lebih dulu menyadari keberadaannya.

ZELLIO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang