30

517 87 38
                                    

Vote and coment nya jangan lupa yah guys.

HAPPY READING 😘

...

"Kerja yang bagus. Kalian boleh pergi" ujar seseorang baru saja masuk. Dia memperhatikan orang didepannya yang diikat dan mulut di tutup. Namun kenapa tidak ada pemberontakan?. BodohAmat atas semua itu. Ia tersenyum akhirnya waktu itu terjadi.

Ia mendekat. Membelai pipi Azella.
"Hallo Azella. Terkejut yah dengan semua ini? Pasti bertanya-tanya bukan kenapa aku bawa kamu ke sini?" Kemudian ia melepaskan penutup di mulut Azella agar gadis itu dapat bicara.

"Rain? Maksud ini semua apa? Lo kerja sama dengan Bianca? Gue gak nyangka lo bisa kayak gini" ujar Azella dengan raut terkejut dan kecewa pada orang di depannya.

"Aaa maaf yah Zel. Bianca yang minta aku lakuin ini" ujarnya merasa bersalah. Bianca yang mendengarnya hanya tersenyum. Biarkan terlebih dahulu Rain bicara dengan Azella.

"Kenapa kamu tega Rain? Apa salah aku?" Ujar Azella sedikit dramatis. Kemudian ia tertawa.

"Hahah gimana? Drama gue bagus gak?" melihat Azella ketawa membuat Bianca mendekat dan Rain pun sama mengerutkan keningnya tak mengerti dengan apa yang Azella ucapkan.

"Lo gila yah? Liat kondisi lo Sekarang terikat. Dan gak bisa ngapa-ngapain dan lo masih bisa tertawa?" Ujar Bianca. Namun Azella hanya tersenyum sinis.

"Eh iya lupa. Gue sekarang gak bisa lakuin apa-apa yah? Keadaan gue lagi terikat. Rain lepasin Rain" lirih Azella berpura-pura lemah.

"Maaf nona Amira. Ini ada penyusup yang masuk" ujar dua orang masuk menarik paksa seseorang yang sudah tidak sadarkan diri.

"Delio?" Gumam Azella. "Shit. Harusnya lo gak kesini Del" ujar nya dalam hati.

"Wah? Dia datang mo lihat hari kehancuran kekasihnya. " Ujar Rain tersenyum senang. Hari ini ia akan mendapatkan tontonan yang bagus.

"Dia kenapa? Kenapa bisa pingsan?" Tanya Bianca pada orang yang menyeret Adelio.

"Maaf nona. Tadi saya memukul kepalanya dengan kayu" ujarnya menunduk. Bianca yang tidak terima ingin angkat bicara kembali namun Rain terlebih dahulu bersuara.

"Oke. Kerja yang bagus. Ikat dia disana" perintahnya dan lansung saja di laksanakan oleh mereka.

"Lo udah kabari Beni Bi?" Tanya Rain yang di balas anggukan oleh Bianca.

"Okey. Bersiap yah Azella sayang dengan hari kehancuran lo" ujarnya lembut namun tangannya menjambak kasar rambut Azella.

Azella hanya diam dan tidak meringis sedikit pun.

"Kenapa? Kurang sakit yah?"

Dering ponsel membuat Rain melepaskan tangannya dari kepala Azella.

Melihat nama yang tertera membuat ia merasa malas untuk mengangkat nya. Namun telfonnya terus berdering.

"Mau apa sih lo?" Ujar Rain pada seseorang di seberang sana. Mendengar jawaban nya. Rain menatap Azella sejenak.

Ia menoleh pada Bianca.
"Gue pergi sebentar. Pastiin dia gak kemana-mana. Atau kepala lo gue tebas"

"Waktu bermainnya kita tunda dulu sebentar yah Zella" ujar Amira pada Azella kemudian pergi dari sana.

"He jalang. Kenapa sih Adelio segitunya sama lo? Bahkan dia rela tersakiti hanya ingin mengalamatkan lo?" Ujar Bianca menendang kaki Azella.

"Kalau itu mungkin karena dia cinta sama gue. Dan lo bilang apa tadi? Gue jalang?"

Bianca mengaguk.
"Iya jalang. Kenyataannya bukan? Wanita murahan!"

ZELLIO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang