HAPPY READING 😘
VOTE AND COMENT JANGAN LUPA YAK🤍
•••
Selamat hari weekend. Selamat hari Minggu bagi yang bacanya di jari Minggu 🤓, eh tapi sekarang hari apa? Ah iya nanti malam malming kan? Para jomblo Tua ngak malming apaan? Yang kagak jomblo diam😭.
Banyak bacot lu thor..
Yey maap, jan marah yak, anggap aja author nya lagi nge lag😊.Pagi ini Azella telah siap dan rapi dengan pakaian. Ia melirik jam yang melingkar di tangan, ternyata sudah menunjukkan pukul 10 siang. Eh pukul 10 masih pagi kan?
Oke-oke back to Azella. Hari ini,hari Minggu seperti janji nya kemaren Azella akan pergi jalan bersama teman-temannya.
Ia kembali memperhatikan penampilan nya dari atas sampe bawah, pake baju kaus warna putih yang longgar dan rok warna biru. Penampilan yang begitu sederhana.
Dering ponsel berhasil mengalihkan pandangan dari cermin ke layar ponsel.
"Iya?"
"..."
"Jadi cuman gue sama Aurel nih yang pergi nih?"
"..."
"Oke yaudah. Bye"
Azella tersenyum setelah memperhatikan kembali penampilan nya. Ponselnya kembali berbunyi kali ini bukan panggilan masuk melainkan sebuah pesan.
Ia hanya menghela nafasnya, dan mengambil tas selempang miliknya dan turun ke bawah. Seseorang telah menunggu nya.
...
Seorang gadis mengemudi mobilnya dengan santai. Ia merasa lelah hari ini, ponselnya terus berdering membuat ia melihat panggilan masuk dari siapa.
"Ha? Enggak ada. Iya-iya gue kesana sekarang" ujar Aurel dan menutup telfonnya. Laju mobil yang sebelumnya santai sekarang berubah menjadi kecepatan tinggi agar cepat sampe ketempat tujuannya.
"Mana Zella?" Tanya Qilla saat kakinya baru saja memasuki tempat tersebut.
"Dia gak sama gue" kelak Aurel cepat.
Vivi menatap Aurel penuh amarah dan tangannya lansung saja menampar Aurel.
"Gue gak nyangka lo bisa gini"Ia memejamkan matanya dan memegang pipinya yang terkena tamparan Vivi. Mereka semua hanya diam, termasuk Kevan pacarnya sendiri hanya diam memperhatikan nya.
"Gue salah apa? Kenapa lo tampar gue ha? Kenapa kalian semua marah sama gue?" Kecewa, sedih itu yang di rasakan Aurel. Tidak ada satupun di antara mereka yang membelah nya.
"Lo tanya salah lo apa? Mau jadi munafik lo ha?" Bentak Vivi kembali.
"Liat ini" Adelio melempar kan ponselnya pada Aurel. Disana ada Qilla, Vivi, Devano, Bima,dan Kevan.
Aurel menangkap ponsel yang di lempar Adelio dan melihat vidio yang sedang di putar di sana. Yang tertera adalah pertemuan ia dan Rain kemaren.
"Lo kerja sama dengan Bianca? Sekarang dimana Azella ha??" Bentak Adelio. Ia sebenarnya sudah ingin dari tadi pergi dari sana, namun mereka menahannya agar untuk bertahan dan akan menanyakan nya pada Aurel.
"Kalian semua salah paham. Ini enggak seperti apa yang kalian liat" geleng Aurel cepat. Matanya memerah melihat semua yang terjadi.
"Semakin lama gue disini, entah semakin dalam bahaya Azella sekarang" Adelio melangkah kan kakinya pergi dari sana. Mereka semua hanya diam dan membiarkan Adelio pergi.
"Kalian semua salah paham. Bukan gue yang kerja sama dengan Bianca,tapi Rain!!" Elak Rain. Vivi kembali menampar Aurel membuat air mata itu lolos begitu saja dari mata Aurel. Mata Vivi memerah ia tidak menduga sahabat nya sendiri bisa sebejat itu.
"Sekarang lo nyalahin dia? Lo yang jalan sama Azella hari ini. Lo ingin buat dia dibenci kan? Itu maksud lo nyalahin dia disini?. Liat pesan yang tertera ini!!" Vivi menunjuk layar ponselnya.
Hanya satu orang yang dapat membantu kalian menemukan dimana Azella. Orang terdekat kalian, semakin lama kalian datang dipastikan semakin dekat dia menemui kematian
"Liat kan? Sekarang kasih tau kita. Hiks dimana Azella Aurel" Vivi terjatuh didepan Aurel dengan air mata yang mengalir. Bima yang melihatnya segera mendekat dan membantu Vivi agar duduk di kursi yang telah di sediakan.
"Pesan ini jelas dari kemungkinan dari Bianca. Tapi yang membawa dia ke Bianca pasti lo kan? Maksud lo apa lakuin ini semua? Kalau lo ada dendam sama dia gak gini caranya. Kalau lo mau buat rain di benci bukan keselamatan orang jadi ancamannya" ujar Devano panjang lebar dan menatap kecewa Aurel. Ia memilih pergi dari sana.
"Kalian harus percaya sama gue. Hari ini gue gak jadi jalan sama Zella. Dan soal Rain. Itu benar dia yang kerja sama dengan Bianca. Hiks, dia bukan Rain seperti yang kalian kenal. Dia itu A--" ucapan Aurel lebih dulu cepat di potong oleh Kevan.
"Cukup!! Cukup rel!!! Kalau lo yang buat salah jangan salahkan orang lain. Jangan nuduh orang lain. KITA PUTUS!"
"Enggak kev. Lo harus percaya sama gue. Gue gak seperti yang kalian pikirkan" Kevan tidak menghiraukan ucapan Aurel dan ikut pergi menyusul Devano.
"Kalau Azella ketemu. Baru kita tau benar lo apa bukan pelaku nya" ujar Qilla datar. Ia tidak tega melihat semua yang terjadi. Disatu sisi dia kecewa,tapi dia juga gak kuat melihat kesedihan teman-teman nya.
"Gue kecewa rel. Kecewa!!! Lo munafik!!! Hanya karena Zella lebih membela Rain bukan berarti lo lakuin ini" ucapan terakhir Vivi dan pergi dari sana.
Sekarang tinggal Aurel surang diri. Ia merasa tertampar oleh kenyataan yang telah terjadi ini. Ia jatuh begitu saja ke lantai sambil menangis dan terisak.
"Kenapa semuanya jadi gini?? Kenapa gak ada yang percaya sama gue. Kenapa malah jadi mereka semua yang benci sama gue?" Gumam Aurel pelan,menarik rambutnya kasar.
"Gak ada bukti, lo gak bisa membela diri" ujar Seseorang di belakang Aurel, membuat Aurel menegakkan kepalanya dan melihat siapa yang bicara.
Bersambung😂
•••
Hua😭😭
Gimana sama 3 part nya guys? Part mana yang lebih greget dan memiliki banyak pertanyaan?Ada yang mau di tanyakan?
Sampai ketemu next part guys 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELLIO✓
Подростковая литература[SEKUEL DARI AZELLA] Ketika takdir mempermainkan, hingga hubungan keduanya jadi renggang, dan lika-liku masalah datang secara bergantian. -Orang yang menyukai, juga bisa melukai. Bahkan lebih perih. Dan yang menjadi penyebab utama adalah karena disa...