26

481 90 83
                                    

Vote and coment jangan lupa yah cantik 👌

HAPPY READING 😘

Diam bukan berarti lemah.
Menangis bukan berarti cengeng.

Namun dua hal itu adalah cara seseorang mengekspresikan perasaannya.

Author nya gaje.
Siap menerima bacotan 😭

...

Hari ini tepat Azella menghilang seminggu. Keadaan Adelio semakin berantakan, kemana Azella nya? Apa yang terjadi? Apakah dia baik-baik saja?. Itu lah pertanyaan yang terlontarkan di kepalanya.

"La kamu dimana? Aku kangen" gumam Adelio dengan pandangan kosong ke depan. Ingatan akan hadirnya Azella terngiang-ngiang di kepalanya.

Bima yang kebetulan menemani Adelio hanya bisa menghela nafas. Semuanya sudah berusaha mencari keberadaan Azella,namun tak ada yang berhasil menemukan nya.

Ia menepuk pelan pundak Adelio ikut duduk di sebelahnya.
"Lihat jalanan itu. Ada kalanya ia menjadi sepi, namun akan kembali rame beberapa saat lagi" Adelio menoleh sebentar pada Bima kemudian mengikuti arah pandang Adrian.

"Sama kayak kita. Ada kalanya kita akan merasakan kesepian, namun keramaian akan kembali menghampiri. Mungkin sekarang Azella gak ada di sisi lo. Namun cepat atau lambat dia akan kembali nemanin lo. Ingat! itu janjinya" ujar Bima kembali.

Adelio memejamkan matanya. Merasakan hembusan angin dan cahaya jingga yang menerpa wajahnya.

"Nyatanya sampe sekarang gue gak tau di mana keberadaan nya Bim"

"Lo gak boleh nyerah gitu aja. Hari ini lo akan sparring melawan Beni bukan?" Adelio mengaguk singkat.

"Udah jam setengah 6. Jam tujuh nanti lo harus hadir. Ingat kan yang di katakan Beni?" Ujar Bima mengigat kembali. Mereka semua sudah tau tentang ini, sempat marah pada Adelio yang berani datang sendirian ke markas Lion. Namun mereka mengerti kenapa Adelio melakukan itu.

"Azella akan datang sebagai penonton" ujar Adelio pelan tanpa minat. Sadar dengan apa yang telah dia ucapkan. Dengan segera ia pergi dari sana meninggalkan Bima.

Bima hanya bisa cengo. Dan mengehela nafasnya.
"Huh. Untung sepupu,kalau enggak? bakalan gak terima gue di tinggalin kayak gini. Mentang-mentang gue jomblo Yo"

...

Hari-hari kediaman Adelard semakin sepi. Tak ada tawa Azella, tidak ada suara Salma yang menemaninya. Kali ini Adelard merasakan sangat kesepian merindukan 2 sosok yang sangat berharga dalam hidupnya.

Hari ini ia memutuskan pulang dari kantor lebih awal. Kepalanya menjadi sangat pusing, apalagi putri nya tidak tau di mana keberadaan nya.

Baru aja ia memejamkan mata nya ,suara bising seseorang atau lebih tepatnya suara ribut diluar kamarnya membuat ia tidak jadi beristirahat sejenak. Ia memijit sejenak keningnya. Masalah apa lagi ini. Gumamnya pelan mendengar suara tersebut.

"Enggak. Apa-apaan sih pak. Ini rumah saya,kenapa saya di usir?" Ujar Seseorang berhasil membuat Adelard menenggak kan badannya. Siapa yang di usir?

"Maaf non. Ini perintah nyonya besar. Non harus pergi dari rumah ini"

"Ada apa ini?" Suara tegas Adelio menghentikan perdebatan dua orang di depannya. Ia dapat melihat koper Bianca yang sedang di pegang oleh beberapa bodyguardnya.

Bodyguard tersebut sedikit menunduk memberikan hormat.
"Maaf tuan. Nyonya besar menyuruh saya untuk mengusir non Bianca dari rumah" ujar salah satu dari mereka.

ZELLIO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang