Bab III "Aswana"

2.2K 244 8
                                    

WARNING BANYAK TYPO!!!

Happy Reading semuaaa...

*

*

*

Suara langkah kaki mendominasi tetesan hujan. Matahari bahkan masih bersembuyi dibalik awan namun ayam berkokok enggang bersembuyi menandakan pagi sudah tiba. Pasukan Bhayangkara tiba di kediaman Gajah Mada melaporkan informasi yang telah mereka dapatkan. Rumah Gajah Mada sederhana dengan tumpukan jerami sebagai atap dan anyaman bamboo sebagai dindingnya. Rumah Gajah Mada memang menjadi tempat persembunyian dan berkumpul untuk menyusun rencana perang diluar istana Kerajaan Majapahit.

Suara gemericik air dari area sumur membuat etensi mereka beralih. Terlihat dari belakang sosok berambut panjang berdiri memakai pakaian sama seperti mereka namun berwarna coklat. Menyisir rambutnya perlahan dari atas sampai ujung rambutnya.

"Chandrabha apakah kamu melihat sosok berambut panjang didepan sana?" lirih Anang di telingga Chandrabha gemetar ketakutan.

"Jangan-jangan itu setan penunggu sumur?" seru prajurit yang lain.

"Hiiii, apalagi hari ini jum'at kliwon." Anang begidik ngeri. Chandrabha melirik ke arah Anang Ketika tiba-tiba memegang tangannya erat.

Chandrabha menghembuskan nafas lelah "Mana ada setan pagi buta seperti ini."

"Bisa saja setan itu kesiangan Drabha."

"Ngawur sekali otakmu itu." Menoyor kepala Anang.

"Lihat kakinya saja napak tidak mengambang."

HUWAAAAAAAAAAA...............

Teriak semua para prajurit kecuali Drabha yang hanya telihat biasa saja menutup kedua telingganya saat Anila berbalik badan. Anila pun ikut berteriak kaget mendengar teriakan mereka.

"kenapa banyak cowo gini?"

"Ada keributan apa ini?" seru Mada dari arah belakang. Para Prajurit pun menoleh membungkuk sebagai sembah hormat. Anila yang melihatnya merasa terkejut.Kagum.

"Kenapa semua hormat banget sama ni orang?"

"Sembah hormat Patih Gajah Mada, maaf telah membuat kegaduhan," ucap Chandrabha.

"Gajah Mada? Bukannya dia itu tokoh terkenal Panglima Gajah Mada sampai di jadiin nama univ sebelah dan nama jalan yang banyak jajanan kalau gue lewat situ."

"Baru sadar kalau dia ternyata ganteng jauh berbeda sama di buku."

"Tidak apa-apa,"

"Patih izin bertanya siapa perempuan dibelakang ini?" tanya salah satu prajurit.

"Dia adalah..."

"Pasti calon istri patih," bisik Anang ditelingga Drabha

"Dia adalah pembantu saya." semua prajurit langsung melirik ke belakang melihat Anila yang masih berdiri disana.

"ENAK AJA YA LO BILANG GUE PEMBANTU!" bentak Anila menatap tajam Mada yang hanya dibalas tatapan meledek.

"Jawab iya atau kau tidak boleh tidur disini!" ucap Mada yang hanya diuapkan dari sorot matanya pada Anila

"Dasar licik!" jawab Anila melotot kearah Mada. Mereka saling menatap berbicara dalam hati. Seperti mereka saling memahami apa yang mereka ekspresikan.

"Jadi Neng ayu ini..,"ucap Anang

"Iyah saya akan jadi pembantu disini," jawab Anila malas. Chandrabha menatap Anila tak percaya sebelum menatap Gajah Mada. Memberi kode seperti menanyakan kebenarannya.

JAMANIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang