JAMANIKA UP CEPET NIH!
MAU UP KEMARIN KUOTA ABIS, SORRY🙏JANGAN PELIT VOTE AND COMMENT
SELAMAT MEMBACAAA.....
************
Semua berkumpul, baris berjajar di pelataran barak pasukan tersembunyi Sadeng. Satu tim berisi lima orang dengan kemampuan terampil. Pakaian hitam-hitam, serta topi caping mempermudah membaur dengan penduduk. Drabha di depan memimpin pasukan.
"Semua berpencar sesuai titik!" tegas Drabha mengangkat cadar hitam sampai hidung menutup sebagian wajahnya, diikuti pasukan bawahan lainnya termasuk Rengga yang masuk dalam barisan. Dari atas bangunan markas, Blegur memantau dengan cermat.
Pergerakkan mereka ditemani terang bulan, menampakkan bayangan di atas tanah. Kaki berjalan melewati atap rumah penduduk, cepat, dan penuh waspada. Rengga mengekor di belakang Drabha. Drabha memberi isyarat pada Rengga untuk bergerak ke arah utara dan dia di sisi selatan. Tim mereka hanya beranggotakan dua orang yang lebih dari cukup.
Satu tarikan busur mengarahkan anak panah Drabha kearah pengikut menteri berkumis hitam bercampur putih, ya, menteri bertubuh gempal yang pernah menyudutkannya di area panahan. Nyaris, panah itu melesat melewati pipi menteri dan berakhir pada tiang kayu penyangga bangunan. Terselip tulisan peringatan sebelum pertunjukan luar biasa dimulai. Drabha kembali mengambil anak panah, menariknya ke arah lapion yang perlahan jatuh ke atap rumah menteri. Serangan dari Rengga dimulai, menjatuhi satu persatu orang yang tengah di pelataran dengan anak panah, menyisakan menteri bertumbuh gempal untuk Drabha habisi sendiri dengan tangannya. Tebasan diurat nadi tepat pada leher, darah terciprat ke wajah Drabha. Menteri bertumbuh gempal jatuh perlahan, tersungkur ke tanah.
Atap rumah menteri membara penuh api. Drabha melempar oncor (obor) yang diberikan Rengga pada tubuh menteri. Api semakin besar membakar habis semua disana. Bahkan jasad menteri ikut hangus, menjadi abu. Sudut bibir Drabha terangkat di balik cadar hitamnya berjalan keluar.
***************
Perlengkapan sudah siap. Anila mengulung rambutnya rapi lalu menusukkan ranting kayu kedalamnya.
"Sudah siap?" tanya Mada berdiri menyender pada pintu, melipat kedua tangannya.
"Sudah." Tersenyum. Berjalan menghampiri Mada.
"Sebenarnya kita akan pergi kemana?" tanya Anila bersemangat.
"Kita akan ke Kersyan Pawitra, guruku. Untuk menanyakan kitab itu."
Anila mengangguk. Mada masih diam tidak bergerak, alis Anila berkerut menatap Mada. Bingung. Anila mengikuti kemana arah bola mata Mada. Tersenyum, menyatukan telapak tangan Mada yang mengambang di bawah dengan telapak tangannya. Jari mereka saling bertaut, mengenggam erat satu sama lain berjalan keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAMANIKA
FantasyPertemuan tidak sengaja dengan Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit mengubah seluruh hidup cewe manja bernama Anila. Bermula dari kejadian saat dirinya membaca buku kuno di toko buku misterius untuk mengalihkan perasaan sakit hatinya setelah...